Bag 17: Khianat

2 0 0
                                    

 
Kekasih Sang Waktu
Romance - Spiritual - Slice of Life
By Dera Haluer

"""""""""""""""""""

Jangan lupa follow sebelum membaca 🤗
Selamat membaca
##################

           Malam masih rintik dengan gerimisnya. Para musisi malam tak bernyanyi tanpa sunyi. Beberapa manusia sudah larut dalam nikmatnya tidur sebab hujan di luar yang dingin. Kecuali satu manusia.

Pukul dua belas malam, Raka masih terjaga, sibuk berteleponan dengan rekan atau yang sekarang bisa dibilang mantan rekan kerjanya. Teh Una.

“Batal, Ka. Alhamdulillah!” suara senang itu terdengar begitu girang.

“K-kok bisa, Teh?”

“Iya dong, bisa.”

“Teteh pakai jurus apa, bisa sampai batal?”

“Teteh barusan pakai jurus anak kecil merengek,” jawab Teh Una dengan nada terkekeh.

“Bukannya waktu itu enggak mempan?”

“Waktu itu aku merengeknya sama Ayah. Tapi kali ini sama ibu. Teteh sambil nangis minta tolong supaya ayah batalin soal perjodohannya, teteh enggak mau dijodohin. Lagian sekarang sudah bukan zamannya Siti Nurbaya juga. Dan beruntung, kayaknya ayah memang nurut begitu saja sama ibu.”

“Ternyata solusinya tak serumit yang dibayangkan ya. ayah Teteh pasti sangat mencintai ibu, buktinya bisa gampang luluh sampai mau dengerin dan nurut buat batalin perjodohannya. Padahal sebenarnya nggak mudah loh. Biasanya satu keluarga terutama dari sosok ayah sebagai keluarga pasti enggan atau malu jika harus membatalkannya secara sepihak.”

“Nah betul. ayah Teteh tampaknya cinta banget sama ibu. Dan teteh yakin cinta mereka bukan berasal dari sebuah perjodohan, melainkan cinta sejati yang datang secara alami, he… lagian yang namanya perjodohan pasti selalu ada pihak yang merasa dirugikan bukan? setidaknya akan butuh waktu lama sampai ia tak lagi dihantui rasa penyesalan. Beruntung kalau perjodohannya memang mempertemukan dua insan yang saling cinta, kalau enggak? ya bisa-bisa hancur menderita.”

“Setuju. Tumben bijak,”

“Itu ilmu mendadak bijak, he….”

“Oh iya aku mau tanya, menurut teteh bagaimana ya, dengan semisal sepasang suami-istri atau sepasang kekasih yang mana hubungan mereka berasal dari rasa keterpaksaan. Salah satunya ada yang terpaksa mencintai, sedang hati yang sebenarnya itu teramat mencintai orang lain. Menurut Teteh apa yang sebaiknya dilakukan? hubungan sudah terlanjut terjalin dengan rasa keterpaksaan, jika pun harus meninggalkan, pastinya ada kekhawatiran satu pihak merasa tersakiti.”

“Kok mirip-mirip ceritamu ya, haha… itulah kenapa teteh memilih enggan untuk dijodohkan. Karena sejatinya perjodohan tidak selalu berbuah cinta seperti yang diharapkan, melainkan kebanyakannya berbuah kecewa juga luka yang malah didapatkan. Kalau pun sudah terlanjur, ya pilihannya ada dua. Pertama, akhiri walau meninggalkan pihak yang jadi korban. Kedua, cintai walau berat hati melawan perasaaan, siapa tahu jika sudah berniat, mungkin suatu saat pun akan timbul rasa cinta dengan sendirinya.

Yang jelas jangan sampai pernah melakukan khianat, karena semua orang paling benci kalau dirinya tahu dikhianati, terutama perempuan. Jadi maksudnya, jangan sampai pernah punya perasaan cinta pada orang lain sedang kamu masih terikat dengan seseorang, karena itu artinya kamu berkhianat. Apalagi sampai kamu nekat diam-diam mendua, ah itu bejat sangat namanya.”

“Begitu ya, Teh…,” ucap Raka dengan nada pelan seolah merasa dirinya adalah orang yang dimaksud.

“Kamu bagaimana sama pacar kamu? teteh lihat di statusnya dia marah-marah lagi, katanya sakit hati gitu. Statusnya bilang, dia seolah merasa tak dianggap kamu sebagai pacar karena kamu kalau mau apa-apa nggak pernah ngelibatinnya.”

Kekasih Sang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang