Kunjungan Luka

10 3 0
                                    

Senyum-senyum yang menipis
melahap senja dan gerimis
di antara sepatah kata
wajah mengukir iba

Melati dan kembang sari enggan berani
tangkai yang patah tak berwanya
bibir sedang mengasuh anak-anak warna
menyisakan bahasa ala kadarnya

dan terus melaju dalam jalanan buntu
toko-toko yang melupakan perannya
kering, hati semakin sering mengering
tangan-tangan yang tak pandai menerima

dan malam yang kian memuram
jika berani, lebam sudah siap menerjang
mandi, sekali lagi! Rapihkan diri sendiri
persilakan semua air mata yang sedang membasuh

- mesinketik

Menjahit LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang