LD Chap 4

1K 125 48
                                    


Adakah yg nungguin ?

Jangan lupa Voment nya ya

Happy reading kha 😘

.

.

Saint memapah tubuh Perth, menuju ke ranjang. Di senderkan nya tubuh Perth pada kepala ranjang.

" Istirahatlah dulu Perth...sampai rasa pusing mu hilang "

" Terima kasih " Perth memijit pangkal hidungnya, berharap rasa pusing yg ia rasakan segera hilang.

Saint yg duduk di pinggir ranjang, hanya bisa memandangi Perth dengan raut wajah khawatir.

" Bagaimana...apa rasa pusingnya sudah hilang ?" tanya Saint khawatir

" Sudah lebih baik..." sahut Perth, sambil tersenyum pias

Beberapa menit kemudian, Perth pun berusaha turun dari atas ranjang, saat rasa pusing yg di rasakannya telah menghilang.

" Kau mau kemana ?" tanya Saint, saat melihat Perth turun dari ranjang

" Kita pulang Saint..."

" Kau yakin sudah baikan ?"

" Iya...ayo kita pulang " ajak Perth, lalu berjalan ke arah pintu

Cklek

" Kenapa pintu ini..." gumam Perth, saat tak dapat membuka pintu kamar

" Ada apa Perth ?" tanya Saint heran

" Terkunci..." jawab Perth singkat, sambil berusaha membuka pintu kamar tersebut

" Aa...apa...tapi, aku tak menguncinya...aku hanya menutupnya saja..." ucap Saint panik

" Sebentar...aku coba telpon Mean dulu, mungkin dia bisa membuka pintu ini dari luar..." kemudian Perth mengambil ponselnya, dan menelpon Mean. Berkali-kali Perth menelpon, namun Mean tak menjawab telponnya.

" Tak di jawab..."

" Ba...bagaimana ini ?" tanya Saint gugup

" Arghh... Sial !!" umpat Perth

" Berarti kita terkunci Perth..." gumam Saint

Keduanya duduk di pinggir ranjang, karna di kamar itu tak terdapat satu kursi pun.

Berulang kali Perth mencoba menelpon Mean dan juga Pond, tetap saja tak ada jawaban.


" Perth menelpon lagi..." ucap Mean sambil menunjukan layar ponselnya.

" Biarkan saja...sebentar lagi jg berhenti, karna sebentar lagi efeknya akan terasa..." sahut Pond, sambil melihat jam yg ada di tangannya.

" Kau benar-benar gila bro...bagaimana kalau nanti ia marah... !!" seru Mean

" Tidak akan...justru ia akan berterima kasih kepada kita..." sahut Pond, keduanya pun saling tertawa

.

.

.

" Tidakkah kau merasa panas Saint ?" tanya Perth, kemudian membuka jas dan dasinya.

" Tidak Perth...ac nya cukup dingin..."

" Tapi...kenapa aku merasakan kepanasan..." ucap Perth lirih, kemudian membuka satu persatu kancing kemeja hitamnya.

" Pe...perth...apa yg...kau lakukan !?" tanya Saint gelisah, saat melihat Perth melepaskan kemeja yg ia kenakan.

" Saint..." Perth mengeser duduknya hingga mendekat kepada Saint, matanya nyalang menatap lekat Saint dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.

Love Destiny ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang