LD Chap 9

1K 120 42
                                    


            Happy reading

                      

========================

Perth melajukan mobilnya, meninggalkan mansion itu.
Sepanjang perjalanan, ia hanya terdiam tak mengeluarkan suara sama sekali. Hatinya gelisah, pikirannya di penuhi oleh bayang-bayang Pin yg sedang sakit.

Tanpa dia sadari, mobilnya melewati sebuah rumah sakit yg berada tak jauh dari mansion yg ia datangi barusan.

Tanpa berpikir lagi, Perth langsung membelokan mobilnya, memasuki parkiran rumah sakit tersebut. Setelah memarkirkan mobilnya, Perth langsung berjalan memasuki rumah sakit itu.

Entah mengapa, hatinya menginginkan untuk masuk lebih dalam ke rumah sakit itu. Ia terus melangkah masuk, dan berhenti di depan sebuah loket.

" Ada yg bisa saya bantu ?" tanya seorang suster yg sedang berjaga di meja bagian administrasi.

" Ah iya...maaf, saya mencari pasien yg bernama Pin..." ucap Perth ragu

" Bisa sebutkan nama keluarga pasien ?" tanya suster itu lagi, sambil memeriksa daftar pasien yg ada di depannya.

" Pin...Supapong, dia tinggal di jalan xxx..." sahut Perth, suster itu pun mengangguk tanda faham, kemudian memeriksa daftar pasien itu kembali. Sementara Perth, menunggu dengan harap-harap cemas.

" Pasien Pin Supapong...ada di kamar VIP nomor 20, letaknya di ujung lorong itu..." ucap suster tersebut, sambil menunjuk ke sebuah arah.

" Terima kasih..."

" Sama-sama tuan..."

Tanpa membuang waktu lagi, Perth langsung berjalan menuju ke kamar Pin, kamar yg suster tadi tunjukan.
Semakin langkahnya mendekati kamar itu, semakin dadanya bergemuruh.

Perth berdiri di depan, tepat di pintu kamar Pin. Perasaannya tak menentu, senang, sedih dan gelisah bercampur menjadi satu.
Rasa itu menimbulkan, degub jantungnya berpacu sangat cepat.

Dengan tangan yg gemetar, ia membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Perlahan pintu itu terbuka sedikit demi sedikit, hingga akhirnya terbuka lebar.

Perth tak menemukan satu orang pun yg berada di dalam kamar tersebut, ia hanya menemukan seorang bocah kecil sedang tertidur pulas di atas ranjang.

Setelah menutup pintu, Perth berjalan mendekat ke arah ranjang. Semakin mendekat, semakin ia dapat melihat dengan jelas, raut wajah Pin yg begitu mirip dengan wajahnya sendiri.

" Pin...ini daddy, wake up boy..." ucap Perth lirih, tangannya mengusap lembut surai coklat Pin. Badannya bergetar, saat ia mencium kening Pin. Tanpa terasa, air matanya telah mengalir membasahi kedua pipinya.

" Maaf...maafkan daddy..." ucap Perth dalam isaknya

Cklek

Suara pintu kamar mandi yg terbuka, mengalihkan pandangan Perth kepada Pin.

" Siapa kau ?" tanya seseorang yg berdiri di belakang Perth

Suara itu, suara seseorang yg telah lama begitu Perth rindukan. Suara gadis yg telah memporak porandakan hatinya 3 tahun belakangan ini. Perlahan Perth membalikan badannya, hingga mereka saling bertatap muka.

Degg

" Saint..."

" Ka...kau..."

Antara percaya dan tidak, itulah yg Saint rasakan saat itu. Melihat seseorang yg selama ini ia coba hindari dan lupakan, dan kini orang itu sedang berdiri di hadapannya.

Love Destiny ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang