💔15

407 58 17
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR❕

SEBELUM BACA JANGAN LUPA KLIK VOTE❕

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SESUDAH MEMBACA❕

JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN❕

DILARANG MENCOPY PASTE ❕❕❕

MAAF KALAU ADA YANG SALAH SAMA KATA-KATANYA❕

HAPPY READING ❕

Kediaman Fadillaisyah...

10 menit yang lalu, Janah dan Tasheen baru saja sampai di rumah. Kini keduanya berada di dalam kamar Janah.

"Bunda, Tante Shiny sakit, ya?" ucap Tasheen mengalihkan atensi Janah pada ponsel.

"Kenapa kamu mengatakan itu?" tanya Janah.

"Maafkan, Tasheen. Soalnya, Tasheen tidak langsung mengikuti perkataan Tante Shiny. Tasheen penasaran dengan perkataan Tante Shiny. Jadinya, Tasheen mendengar semua percakapan kalian," ucap Tasheen.

Janah meletakkan ponselnya, lalu mencondongkan tubuhnya menghadap Tasheen, "Kamu tahu semuanya?"

Tasheen mengangguk. Janah berkata, "Bunda mau kamu berjanji. Jangan sampai sakitnya Tante Shiny didengar orang lain, termasuk keluarga kita."

"Tasheen berjanji akan menyimpan rahasia ini. Kalau Tasheen lupa, Bunda ingatkan lagi, ya?" ucap Tasheen bercanda.

Keduanya terkekeh. Janah mencolek hidung mancung Tasheen dengan gemas, "Kamu nakal, ya."

"Bunda, Tante Shiny benaran mau menyerahkan Ayah pada Bunda?" ucap Tasheen.

"Kamu terlalu pintar, ya. Bunda sampai bingung, bagaimana caranya Bunda menjelaskan semuanya pada kamu," ucap Janah lesu.

"Tasheen mengerti Bunda. Tasheen hanya bertanya saja. Tidak tahu, Bunda berbohong pada Tasheen," ucap Tasheen sambil memainkan jemari lentik Janah.

"Hem, begitu, ya? Jadi kamu tidak percaya pada Bunda?" ucap Janah berlagak merajuk.

"Bu-kan," balas Tasheen gugup.

Tasheen naik ke pangkuan Janah. Tasheen memeluk Janah erat.

"Bunda, jangan marah. Tasheen hanya mengetes Bunda," ucap Tasheen lirih.

"Maaf, Bunda," ucap Tasheen kian lirih saat tidak mendapatkan respons dari Janah.

"Sudah, Bunda hanya bercanda. Bunda tidak marah sama kamu," ucap Janah membawa Tasheen ke dalam pelukannya.

Janah bangkit dan mulai memacu langkahnya ke lantai dasar dengan Tasheen di gendongannya.

"Bunda, kita kapan ke rumah Ayah? Tasheen rindu Ayah," ucap Tasheen dengan cemberut.

"Kamu akan ke rumah Ayah bersama Mama dan Papa," balas Janah membuat Tasheen suram.

"Tasheen maunya sama Bunda," ucap Tasheen.

"Maaf, sayang. Bunda tidak bisa," ucap Janah tak enak hati.

"Kenapa? Bunda takut ditagih jawaban sama Tante Shiny?"

"Sttt, kamu bicaranya pelan-pelan saja. Jangan sampai yang lainnya tahu, sayang," ucap Janah memperingatkan Tasheen.

Tasheen cengengesan. "Maaf, Bunda. Jadi benar Bunda takut ditagih jawaban?"

Alih-alih menjawab, Janah mengangguk.

"Kenapa tidak mengatakan 'iya' saja?" tanya Tasheen.

Istri Kedua (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang