JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR❕
SEBELUM BACA JANGAN LUPA KLIK VOTE❕
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SESUDAH MEMBACA❕
JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN❕
DILARANG MENCOPY PASTE ❕❕❕
MAAF KALAU ADA YANG SALAH SAMA KATA-KATANYA❕
HAPPY READING ❕
Shiny berdiri di hadapan Varun saat keduanya selesai mandi. Seperti biasa, Shiny mengusap rambut Varun menggunakan handuk kecil. Varun terkekeh saat mendengar decakan dari bibir Shiny.
"Kamu sengaja, ya, tidak mau duduk agar aku kesusahan begini mengusap rambut kamu?" tanya Shiny tepat sasaran.
"Tidak, aku mau tahu saja rasanya saat kamu mengusap rambutku sambil berdiri," balas Varun tanpa bersalah dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang Shiny.
"Tapi aku pendek," Shiny mendengus.
"Baru sadar?"
"Bukan, kamu yang ketinggian," ralat Shiny tak terima dengan perkataannya.
"Mau aku bantu?" pertanyaan itu menghantar kerutan di dahi Shiny.
Namun tidak lama kemudian, tubuhnya melayang dengan kaki yang sudah ia kalung kan pada pinggang Varun. Segera Shiny memegang bahu Varun.
"Varun, apa yang kamu lakukan?" tanya Shiny.
"Aku hanya membantu istriku saja. Ayo, keringkan rambutku!" suruh Varun sedikit menundukkan wajahnya.
"Tapi aku berat. Turunkan saja aku," ucap Shiny yang tampak gelisah.
"Sudah, lakukan saja apa kataku."
"Kalau keberatan bilang, ya."
"Iya, sayang. Lagian hanya sebentar saja. Kalau kamu tidak banyak bicara, pasti sudah selesai dari tadi."
Setelahnya Shiny tak mengeluarkan suara lagi, ia fokus mengeringkan rambut Varun.
"Kenapa kita tidak membeli pengering rambut saja? Kalau begini kan banyak menguras tenaga," saran Shiny setelah selesai mengeringkan rambut Varun, namun Shiny masih berada di gendongan Varun.
Varun mulai berjalan menuju jemuran handuk, "Aku tidak suka kamu bergantungan pada benda. Kalau masih bisa melakukannya, kenapa harus membeli?"
Varun menyuruh Shiny meletakkan handuknya lewat mata. Dengan Shiny yang masih di gendongan Varun, Shiny meletakkan handuk itu. Setelah itu, Varun membawa Shiny menuju ranjang.
"Hem, kamu bukan mau mengambil kesempatan dalam kesempitan kan?" pancing Shiny saat ia sudah duduk di tepi ranjang.
Varun membungkuk dengan meletakkan kedua tangannya di ranjang tepatnya di kedua sisi Shiny.
"Untuk apa aku mengambil kesempatan dalam kesempitan, sedangkan kamu sudah menjadikan istriku?" Varun mengangkat kedua alisnya.
"Kamu hanya milikku dan akan selalu begitu sampai kita menua bersama," ucap Varun dengan tenang.
Shiny tersenyum, lalu membalas, "Aku mencintaimu, tapi aku lapar. Sudah jam setengah enam sore. Ayo kita makan!"
Varun terkekeh mendengar perkataan Shiny. Baru saja mereka memesan beberapa kotak pizza, namun ia masih tetap lapar.
"Kemana perginya semua pizza tadi? Apakah kamu membuangnya, hem?"
"Tidak, aku menghabiskan semuanya. Bahkan lima kotak," ucapnya tanpa ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua (On Going)
RomanceJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR❕ SEBELUM BACA JANGAN LUPA KLIK VOTE❕ JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SESUDAH MEMBACA❕ JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN❕ DILARANG MENCOPY PASTE ❕❕❕ MAAF KALAU ADA YANG SALAH SAMA KATA-KATANYA❕ HAPPY READING❕ 16+ Ser...