8.8 kang labrak

6 3 0
                                    

"Aku akan tetap membela namamu di depan semua orang yang menghina mu"


Keesokan paginya, Putra datang lebih awal bersama teman²nya untuk menyusun rencananya agar lebih sempurna.

"Oke berati ntar ceritanya kita pancing dulu?" tanya Nara

"Langsung datengin kelasnya sekarang aja gimana si? udah ga sabar pengen abisin tu orang, pengen gampar mulutnya" sarkas Putra

"Wehh sabar bro, sabar" temannya menenangkan

"Oke gini aja, kita datengin kelasnya tapi yang masuk Putra dulu, tuh anak masi berharap sama Putra kan? nah dia pasti seneng tuh dicariin ama lu Put, kita nunggu di depan, trus ajak keluar, giring deh ke kantin, baru kita interogasi, gimana?" Davy memberi keputusan akhir untuk rencana awal

"Kalo iya trus pembalasannya gimana bang?" tanya Putra dengan wajah yang sudah geram

"Udah itu ntar aja nyet, lakuin dulu langkah awal" seru lainnya

-

Di sisi lain Tya tak tau jika pujaannya telah merancang hal yang tidak ia sukai seperti ini. Tya tak suka keributan atau masalah dengan orang lain, bahkan semua kejadian itu ia anggap angin lalu dan melupakannya.

Langkah kecil Tya yang ingin menuju ke kelasnya terhenti, karna mendengar bisik² tetangga saat melewati kelas Putra. Kondisi sekolah yang masi pagi dan belum terlalu ramai membuat telinga Tya sangat jelas menangkap obrolan tadi.

"Udah ku duga, Kak Putra pasti ngelakuin ini meski tadi malem aku udah larang, huufffttt" monolog Tya

Segera Tya mengambil ponsel yang ada di kantong roknya dan membuka room chat Whattsapnya dengan Putra. Kemudian jari mungil nya menekan tombol panggilan suara dengan Putra.

Drrttt drrtttt drrttd

"Eh bentar nyed diem dulu ni 'my girl' telepon" celetuk Putra kepada teman²nya

"Selamat pagi sayang, tumben nelfon pagi² udah kangen ya?"

Mendengar Putra berbicara seperti itu, teman²nya seakan bergidik ngeri melihat salah satu sahabat karibnya ini tidak seperti dirinya yang biasanya.

"hehee, iyaa nih Tya kangen, ehmm tapi ada yang mau Tya sampein deh sama kamu" ucap Tya dengan hati² agar suaranya tak sampai ke dalam kelas Putra, mengingat posisinya dia di koridor depan kelas Putra

"Aduh apaan tu bikin deg²an aja"

"Jangan lakuin hal aneh² atau macem² ya sayang, apalagi cari orang yang kemarin bilang ke aku kayak gitu, udah biarin ajaa gausah diladenin toh aku juga udah maafin kok udah lupa juga" jelas Tya panjang lebar

"ehm iyaa santay aja ngga lakuin hal macem² kok, tenang" yap, Putra berbohong, rasa sayangnya pada Tya sudah tiada tara. Dia tak ingin siapapun melukai hati apalagi fisik dan yang paling parah membuat gadis kecilnya menangis.

Sedangkan diluar kelas Putra, Tya tau bahwa kekasihnya berbohong. Tapi apalah daya, mau dia berkata seperti apapun tak akan berpengaruh jika Putra sudah memiliki keinginan. Sifat keras kepala dari Putra memang tak bisa dihindarkan. Akhirnya dia memutuskan untuk pasrah apapun yang akan dilakukan Putra.

.
.

Bel istirahat pertama berbunyi, Putra dan segerombolan beserta sang pelaku sudah berada di lorong sejak 20 menit sebelum bel berbunyi. Yap siapa lagi pelakunya kalau bukan mantan Putra yaitu Marissa.

Putra sudah mengira bahwa dalang dibalik semua ini adalah mantannya, dan itu benar saat kira² 20 menit mereka telah menginterogasi Marissa.

flashback
20 menit sebelumnya...

Karna jam pelajaran kosong, Putra dan segerombolan nya langsung menghampiri kelas pelaku itu yang sudah dipastikan juga sedang kosong karna guru sedang mengadakan rapat kepala sekolah dadakan.

"Permisi, mau cari Marissa nya ada gaa??" ucapan Putra memang dibuat selembut rayuan buaya karna paksaan dari temannya sekaligus pancingan untuk Marissa.

Marissa yang sedang bergerombol terkejut setelah tau siapa yang mencarinya, yaitu orang yang selama ini belum bisa ia relakan.

"Waduh ada yang nyariin tuu" ucap Dea temannya

"Iya, kayaknya aku menang deh buat rebut hati Putra lagi dari bocah tengil itu, haha" sombong Marissa

"Jelas dongg siapa dulu, ya kan Mar?" celetuk Sarah yang merupakan teman segerombolan nya juga

Diluar Putra sudah sebisa mungkin mengontrol amarah hingga menunggu Marissa keluar dari kelasnya.

"Eh hayy Putra, ga bisa move on dari aku ya sayang? hm?" goda Marissa dengan centilnya

"Udah cukup, sini ikut aku" Putra yang tak bisa lagi menahan kesabaran, membentak dan menyeret tangan Marissa secara kasar dan dibawanya ke lorong belakang sekolah diikuti segerombolan teman Putra.

Sesampainya di lorong belakang sekolah, Putra langsung melepas gandengan tangan pada lengan Marissa secara kasar dan tubuh cantik itu dihantamkan pada tembok.

"Aww sakitt" rintihnya

"Sekarang ngaku, jujur apa yang kamu lakuin ke Cintya ku?? hah??" bentak Putra seraya mencengkeram lengan Marissa kuat².

"Udahlah ngaku aja kali" peringatan dari Hisky cukup tegas

Tubuh Marissa sudah gemetaran ditatap nyalang Putra dengan cengkraman kuat di lengannya. Serta segerombol lelaki most wanted yg kini terlihat sangat membencinya.

"Bukan aku kok, kalian kenapa nuduh gitu tanpa bukti? Pasti si dekkel sok kecantikan itu yg ngehasut kalian kan buat fitnah aku? Emang tu anak ga punya otak..."

Plaakk

Belum sempat Marissa menyelesaikan ucapannya tamparan keras dari Putra sudah mendarat mulus di pipinya. Dan kali ini bertambah dengan Vidi yang sudah geram dan menjadikan tangannya gatal untuk menjambak rambut indah Marissa.

"Heh nenek lampir, Ngaku aja napa si? mau lebih dari ini? Hah?" kali ini Vidi yg turun tangan

"I-iya udah iya tapi lepasin dulu" pasrah Marissa akhirnya

"Oke, iyaa emang aku yang julidin doi mu dan dengan sengaja memang, kenapa?? lebay banget si cuma digituin aja pake ngadu, alay deh" Ungkap Marissa

Seketika Putra muak dan melempar tubuh ideal Marissa ke tanah. Oh lihatlah sekarang ini Marissa tak lagi rapi dan cantik, dia sudah acak²an ga karuan, rambut yg kusut, tangan hingga lengan memerah, dan lutut yang lecet akibat ulah mantannya.

"Sekali lagi buat ulah lagi awas, aku bakal buat kamu lebih menderita dari ini" tegas Putra

Dengan tubuh bergetar dan isak tangis Marissa berdiri, membenarkan kekacauan di tubuhnya.

"Putra udah cukup kamu siksa perasaanku sekarang kamu mau siksa fisik? Heyy kamu ga mikir apa? Kamu deketin aku selama seminggu lalu nembak aku, waktu aku terima cinta kamu, kamu malah ghosting 3 bulan trus kamu dateng lagi minta putus!!! Sakit banget tau ga si" jelas Marissa dengan sedikit berteriak dan menangis di depan Putra

"Serahmu mau ngomong apaan, yang pasti kalo kamu berani nyakitin Cintya lagi entah fisik atau hati, kamu urusan sama aku, dan ga segan² buat lakuin ke kamu lebih dari ini" ancam Putra

Kemudian segerombolan cowo most wanted itu meninggalkan Marissa seorang diri yang sedang menangis dan berlutut.

flashback off

Hayy gaess maaf baru update wkwk, baru sempet soalnya..
Tetep setia baca yaa
Jangan lupa vote+coment, makasiii semuaa😍

Di Tengah Tasbih Dan RosarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang