1.1 Kehadiran

17 3 4
                                    

"Di matamu yang ku tatap ada sebuah rasa cinta yang ku titip"

Hari yang dinanti oleh Cintya telah datang, hari ini adalah hari bahagianya setelah ia benar-benar bisa lolos seleksi SMP terbaik daerah tempat tinggalnya. Pagi hari telah datang, sang surya telah mengintip wajah cantik Tya melewati celah gorden jendela kamarnya. Namun, cahayanya belum mampu untuk membangunkan mata Tya di pagi hari ini, sehingga mengakibatkan teriakan menggelegar di kamar Tya pagi itu.

"Tyaa, bangun nak, ini hari pertama sekolah mu, udah jam 6 lho kamu mau bangun jam berapa, kebiasaan banget kalo habis subuh malah tidur lagi!?!" suara keras Ina yang menggelegar mengguncang rumah keluarga kecil bahagia tersebut. (Ina adalah mama Cintya)

"HAH!! JAM 6!!!" terkejutnya Tya yang mendengar teriakan mamanya, seketika membuatnya langsung terperanjat dari ranjang dan berlari untuk melakukan ritual nya di toilet, masih dengan mata yang menahan kantuk dan nyawa yang belum terkumpul.

Setelah 10 menit ritualnya selesai, ia kemudian berganti baju seragam dengan rapi mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki semua seragam atribut yang melekat di tubuhnya. Tya adalah tipikal gadis yang tidak terlalu memperhatikan penampilan, sehingga ia hanya menyemprotkan parfum saja di tubuhnya. Dengan wajah panik sambil berlari untuk menghampiri ayahnya untuk segera mengantarnya ke sekolah dan berpamitan kepada Ina.

"Ma, Tya berangkat dulu ya, gausah sarapan aja deh Tya takut telat soalnya ini hari pertama sekolah" cerocosan Tya sambil menyalami dan mencium kedua pipi mamanya.

"Yaudah hati-hati, yang pinter ya, jangan salah bergaul, cerdas milih-milih temen lho" pesan Ina sambil menatap punggung anaknya yang sudah berlari dan menaiki motor Anto dan mengangguk sebagai tanda bahwa Tya sudah memahami pesannya. (Anto adalah ayah Cintya)

Sesampainya di depan gerbang sekolah, Tya sangat terharu dan rasa tak percaya bahwa dia bisa menjadi salah satu siswi di SMP ini.

"Ayah aku masuk dulu ya" ucap Tya seraya menyalami tangan ayahnya dan memeluk serta mencium ayahnya, bak anak kecil yang sangat manja. Tatapan banyak orang tak membuatnya malu untuk melakukan hal tersebut, bahkan ia tak mengindahkan pandangan tersebut sama sekali.

"Iya hati-hati, nanti kalo pulang telpon ayah aja ya biar nanti ayah jemput" pesan Anto selanjutnya.

"Siap 86 komandan!" suara tegas Tya sambil memraktekkan tangannya bak sedang hormat.

Tya berlari kecil sambil terkagum akan indahnya sekolah yang ia pijaki saat ini, banyak teman baru yang membuatnya harus bisa adaptasi sendiri dengan lingkungan sekolah barunya. Ia masih saja diam tak membuka suara hingga upacara dan pembagian kelas serta beberapa demo ekstrakurikuler selesai. Di sinilah ia mendapat keluarga baru yaitu kelas 7D. Setelah selesai perkenalan Tya sudah mulai membuka suara dan ramah terhadap teman sekelasnya.

Sepulang dari sekolah di hari pertama yang berat baginya. Ia menceritakan keseruan di sekolah barunya pada orang tua dan adiknya. Selesai berganti dan makan ia mengecek ponsel miliknya dan banyak pesan masuk dari nomor baru di aplikasi Whatsapp miliknya, terdapat banyak kontak kakak kelas dan teman seangkatan darinya yang memintanya untuk "save/simpan" nomor mereka. Mirisnya hanya beberapa saja yang di respon oleh Tya, responnya pun hanya dingin dengan jawaban yang sesingkat mungkin.

.
.

Tak terasa sudah 3 hari ia menjalani MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah). saat Tya sedang berkeliling sekolah bersama beberapa teman kelasnya, tak sengaja ia menyemprotkan teh miliknya hingga mengenai salah satu wajah kakak kelasnya. Dengan posisinya di lantai 2 ia meminta maaf sambil menunduk setelah ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah dengan rasa bersalahnya. Namun, justru membuatnya semakin dimarahi dan dimaki oleh beberapa kakak kelas perempuan yang ada disitu.

"Maaf kak aku ga sengaja" lirih Tya

"Maaf maaf enak aja, ini muka ku kena tau, jadi kotor basah gini, kamu cuma bilang maaf, eh sorry aja ya dek kamu itu baru disini udah seenaknya sama kakak kelas" bentak salah satu kakak kelasnya.

"Baru kelas 7 aja udah banyak ulah dek" celetuk teman satunya.

"Sekali lagi aku minta maaf kak, aku ga sengaja" lirih Tya yang hampir menangis

"Udah dek gapapa, namanya juga ga sengaja, udah sana balik ke kelas, lain kali hati-hati yaa" suara lembut yang ditangkap jelas telinga Tya tersebut berhasil membuatnya sedikit tenang. Seketika Tya menatap arah suara tersebut yang berasal dari lelaki yang menurut Tya sangat sempurna dan menarik hatinya. Putra Anggara itulah namanya yang sempat tertangkap oleh mata Tya dari nama dada di seragam kakak kelasnya tersebut.

"Makasih kak, maaf sebelumnya aku ga sengaja" pinta Tya sekali lagi.

"Iya udah gapapa" suara lembut kembali menyapanya. Namun Telinga Tya masih menangkap decak dan desisan sinis yang tercipta dari mulut kakak kelas perempuannya.

"Ih apaan si"
"Anjir kok dibelain si sama dia"
"Lah kok bisa tuh cowok jadi gini sih"
"Sok caper banget sih ini adkel"

Begitulah kira-kira kalimat yang ditangkap oleh telinga Tya. Bel masuk telah berbunyi, ingatan Tya tak surut mengingat lelaki tampan yang membelanya tadi. Tya justru senyam senyum sendiri jika ingat kejadian tadi. Di lain sisi lelaki tadi juga masih mengingat jelas wajah cantik adek kelasnya, tak bisa melupa hingga dikira gila oleh beberapa teman kelasnya karna berkali lelaki itu menampilkan senyum manis yang tak pernah ia tampakkan sebelumnya.

"Ih kok aku malah jadi mikirin dia terus sih, ada apa dengan diriku ini, aisshh sudahlah" celetuk Tya dan Putra tersebut secara bersamaan namun ditempat yang berbeda.

Dengan wajah yang masih memerah jika mengenang dan mengingat kejadian tadi. Pertemuan yang indah bagi mereka berdua karna di setiap pertemuan sebelumnya dengan orang-orang lainnya tidak seperti ini, lantas mengapa pertemuan kali ini terasa beda dan memunculkan perasaan aneh yang tak bisa diungkapkan dalam kedua diri mereka masing-masing.

"

Yuk lanjut lagi bacanya!!
Gimana? Bagus ga?
Maaf ya kalo banyak kesalahan, jujur ini adalah tulisan pertama yang aku buat jadi maklumin aja kalo misal feel-nya kurang dapet hehe...
Thankyou sangat readers keren and kecee( ˘ ³˘)❤

Di Tengah Tasbih Dan RosarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang