"Saat memandangmu pasti aku gugup, tapi jika untuk selalu bersamamu insyaallah aku sanggup"
Putra and geng sampai di kantin setelah habis²an menghajar Marissa. Mereka ingin sejenak meredamkan amarah yang tadi sudah meluap tak karuan, terutama Putra. Bel istirahat baru berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, namun keadaan kantin sudah seperti ikan yang kurang air, sangat penuh dan berdesakan.
Tatap mata Putra jatuh pada sosok gadis yang akhir² ini mengusik pikirannya. Bagaikan api yang terkena air seketika amarahnya menjadi hilang entah kemana, emosi yang membara berubah menjadi senyum manis kala melihat gadis bawel yang tak jauh dari tatapannya.
Tetapi tunggu, ada yang aneh kali ini, Tya sedang duduk bersama Dian dan 1 anak lelaki, yap lelaki. Tatapan hangat Putra menjadi sangat dingin dan tajam. Tanpa tak banyak basa basi Putra segera menghampiri Tya, ia sangat tidak ingin jika gadisnya dekat dengan lelaki lain selain dirinya.
"Hay my girl" sapa Putra dengan penuh penekanan
"Oh hay, kamu dari kapan disini" sapa Tya kembali dengan senyum indahnya
"Barusan kok, ekhem, dia siapa?" nada dingin Putra mulai menjalar
"Oohh inii temen kelas aku, dia wakil ketua kelasku" jelas Tya
Namun reaksi Putra hanyalah mengangkat 1 alisnya dengan wajah yang masih dingin dan datar. Tya yang tau persis bahwa si posesifnya cemburu dan sedang menuntut jawaban yang lebih jelas darinya segera peka.
"Ish sini duduk dulu deh sebelahku" suruh Tya sambil menepuk bangku kosong sebelahnya agar Putra duduk di sampingnya
"Jadi gini loh, tadi kan Bu Rani tu minta laporan kas kelas perminggu sama jadwal piket serta kehadiran dari awal masuk sampai sekarang, nah otomatis kita harus ngerangkum dari awal dong untuk itu, apalagi itu dikumpulin secepatnya maksimal lusa, ya aku bagi tugas lah kalo aku sendiri yo ndak kuat toh sayang" penjelasan Tya lolos keluar dari mulutnya tanpa ada titik koma ia menjelaskan dan meyakinkan kekasihnya.
Sedangkan Putra hanya memandang wajah Tya yang sedang menjelaskan secara rinci padanya, sesaat dia tersenyum manis karna merasa gemas. Tya memang cerewet dia sangat banyak bicara apalagi saat bersama Putra. Sebenarnya tanpa Tya harus menjelaskan panjang lebar, Putra sudah percaya. Namun iseng saja dia memasang wajah seperti tadi hanya untuk melihat si imutnya ngoceh.
"Iya oke aku percaya, yaudah kalo gitu aku ke kelas, kamu jangan sampe deket² sama anak laki² lain ya, aku ga suka" peringatan ini sudah sangat sering dikatakan oleh Putra, hanya saja dia tak bosan mengucapkannya.
"Okeeyy siappp boss" balas Tya
Kemudian Putra hanya memberi acungan jempol dan berlalu kembali bersama spesiesnya tadi.
"ehm sorry ya ada kendala dikit" ucap Tya pada kedua teman di depan nya.
"he em iya santay aja, yang bucin mah beda" kekeh Dian dan Rasya
"iihh apaan sih, yaudah lanjut tadi sampai mana si" segera Tya alih pembicaraan agar cepat selesai
Selesai dari kantin dan jam istirahat telah berakhir pun berbunyi. Pembelajaran IPA dimulai pada kelas Tya, namun baru 10 menit KBM berlangsung salah satu anak OSIS datang ke kelas.
Tok tok tok
"Permisi Bu, saya dari OSIS mau ada perlu sama ketua kelasnya bisa?" ucap anak osis itu dengan sopan dan ramah
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Tengah Tasbih Dan Rosario
Teen Fiction🌼 - see u kekasihku, kita akan bertemu di titik terbaik menurut takdir, nanti :) Jangan lupa untuk follow dan tinggalkan jejak di setiap ceritaa✨ tulisan pertamaku nih jangan hujad yew, maaf banyak typo atau feel kurang dapet🤗😉