4.4 jadian?

11 3 2
                                    

"Semakin hari getar di hatiku semakin menjadi, entah karnamu atau hatiku yang telah jatuh"

Vidi Kurniawan :
"Besok aku ke kelas mu aja dek, susah kalo harus jelasin di sini"
Read

"Okelah, terserah, bodo amat banget mau dia kemanapun" jawab Tya dalam hati. Membalas pesan dalam hati adalah kebiasaan Tya hingga terkadang ia sudah membaca pesan itu namun lupa untuk membalas adalah hal wajar baginya.

.
.

POV Author :

Keesokan paginya tak terasa sudah seminggu Putra dan Tya dikabarkan dekat. Gosip hangat yang diperbincangkan seluruh warga sekolah Taruna Bangsa, mulai dari angkatan kelas 7,8,9 hingga beberapa guru sudah mengetahui kedekatan mereka. Banyak yang mendukung mereka berdua untuk segera jadian namun disisi lain banyak juga pasang mata sinis yang tidak terima dan seperti tidak mau melihat keduanya dekat.

Tya Mulai melangkahkan kedua kakinya di koridor sekolah. Banyak yang melihatnya dengan tatapan sinis tak menentu sambil bisik-bisik tetangga membicarakan dirinya, ingin rasanya jari Tya mencolok kedua mata orang-orang itu.

"Ini kenapa pada aneh semua gini sih, pengen ku colok rasanya tuh mata, pagi-pagi bikin naik darah" batin Tya tak karuan menahan emosi yang sedari tadi sudah muncul sejak memasuki gerbang sekolah. Sesampainya di kelas ternyata Tya sudah banyak ditunggu oleh segerombolan teman Putra dan tentunya terdapat Vidi disana, membuat langkah Tya berhenti sejenak.

"Lah anjim, Sumpil, pada ngapain? Aduh kabur aja kali ya? gimana ni?, mana Kak Putranya ga ikutan lagi"
Tya sangat cemas melihat segerombolan cowok most wanted di sekolah itu sedang menunggunya di depan pintu kelasnya.

"Woilah Tya buruan lah kesini elah ditungguin dari tadi juga" teriak Nara salah satu dari gerombolan itu yang menyadari akan kehadiran Tya. Dengan langkah gontai Tya mulai melangkah menuju kelasnya.

"Ada apa si kak, rame bener, mau demo?" celetuk Tya pada kelima lelaki itu saat ia sudah sampai didepan kelasnya.

"Mau wisata kita disini makanya rame-rame" ujar Hisky penuh penekanan.

"Ya gak lah dek, kan tadi malem aku udah bilang kalo mau ke kelasmu" Vidi mulai angkat bicara karna sudah penat dengan basa basi temannya.

"Jadi gini dek, lah kok bareng si jadinya, satu-satu aja elah" seru mereka berlima.

"Udahlah sini aku aja" ucap Vidi

"Jadi gini dek, sebagai teman tidak punya akhlak kita ini mau spoiler ke kamu tentang apa sebenernya yang dipendam sama Putra saat ini buat kamu" jelas Vidi perlahan.

"Kelamaan lah anjir langsung inti aja, sebenernya Putra suka sama kamu dek" seru Davy penuh semangat dengan perkataannya yang langsung to the point.

"Yaudah si kak, suka aja belum tentu ada rasa apa-apa kan, cuma suka, gitu aja riweh satu gerombolan" tutur Tya dengan kekehan di setiap kata kalimatnya untuk menutupi rasa grogi dan wajahnya yang hampir seperti tomat.

"Ya ampun adik kelasku yang cowmel ini kenapa ga segera peka aja si" geram Nara pada Tya yang hanya dibuat-buat saja geramnya.

"Nah Putra ini beda dek dia itu suka plus ada rasa itu ke kamu, bentar lagi jadian deh, udah dek kita pamit, babay" kata Nova sambil berlalu dan mengajak teman lainnya, meninggalkan Tya yang sedang melompat kegirangan penuh bahagia pagi ini. Semangat belajar Tya pun mulai merekah karna kebahagiaan dari Dewi Fortuna yang sedang berpihak padanya.

Di Tengah Tasbih Dan RosarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang