Unconditionally

8.9K 1.2K 409
                                    

...

"I want you to be my last,

The person who shares every single breathe with,

I promise I'll never make you sad or cry,

My love, please never let go of my hand"

....

( Kindly remind, kalo lupa prev chap bisa dibaca dulu ya baru deh balik kesini lagi. Happy reading 😁)

Enam bulan setelah pernikahan mereka, Chanyeol memutuskan untuk mengajak Baekhyun pindah ke apartemen yang lebih luas dan dekat dengan tempatnya bekerja. Meski sebenarnya Baekhyun sangat menyukai tempat mereka yang lama, tapi sebagai suami yang baik mau tidak mau ia harus menuruti ucapan sang suami.

Tempat baru mereka memang jauh lebih luas dan lebih bagus, tentu saja karena harga sewanya yang begitu mahal. Jarak antara satu kamar dengan kamar lainnya cukup jauh, dalam satu lantai hanya berisi 2 kamar yang saling berhadapan, sehingga membuat Baekhyun tidak bisa berinteraksi dengan para tetangganya.

Berbeda dengan tempatnya yang dulu, meski sedikit berdesakan tapi setiap harinya Baekhyun akan bergiliran mengunjungi tetangganya karena ia merasa kesepian.

Dua bulan pertama terasa berat untuknya, ia hanya berdiam diri di dalam rumah dan keluar sesekali untuk membeli kebutuhan mingguan atau menemui Luhan yang juga sulit ditemui karena pekerjaan pria itu, jadi terkadang ia akan pergi ke rumah neneknya dan menghabiskan waktu hingga larut disana.

Tapi kemudian sesuatu terjadi. Tepat di malam hari pada hari keenam di bulan kelima Baekhyun menemukan sesosok anak kecil duduk di lorong apartemen dengan wajah yang ia tekuk di atas lututnya ketika ia hendak membuang sampah.

Sempat mengira hantu, pada akhirnya ia berjalan mendekat menyentuh pundak gadis kecil itu yang ternyata sedang tenggelam dalam tangis.

"Apa yang kau lakukan disini? Dimana orangtuamu? Kau tinggal disini?" pertanyaan beruntun itu membuat si anak kecil hanya menatap Baekhyun sejenak sebelum akhirnya kembali menenggelamkan wajahnya.

Tak ingin menganggu, Baekhyun kembali melajutkan pekerjaannya dan hendak kembali ke dalam apartemennya ketika ia mendengar suara bantingan pintu dan seorang wanita berpenampilan berantakan keluar sambil menyeret kopernya.

Mata wanita itu dipenuhi emosi sambil menatap kearah si anak kecil yang hanya mendongak tanpa bicara. Bibir kecil itu bergetar hendak mengucapkan kata-kata namun kembali bungkam.

"Kau diamlah disini, sebentar lagi ayah akan datang. Ibu harus pergi." Ucap wanita itu penuh dengan keterpaksaan.

"Apa ibu akan kembali?" tanyanya. Wanita itu menundukan arah pandangnya, kemudian tersenyum pahit. "Ya, ibu akan kembali." Siapapun tahu itu adalah sebuah kebohongan, bahkan Baekhyun yakin gadis kecil itu tahu, namun ia memilih diam tanpa ekspresi.

"Oh, Jieun-ah, selamat ulangtahun." Ucap wanita itu sambil memeluk putrinya erat. Baekhyun yang mendengar itu sedikit terkejut dan terharu namun ia memilih untuk segera masuk ke dalam apartemennya.

Gadis itu hanya menatap kepergian ibunya dalam diam, dia bukannya berhati batu hanya saja air matanya sudah mengering karena selama ini selalu menangisi keadaan orangtuanya. Ia tahu apa arti kata-kata ibunya, wanita itu, wanita yang telah melahirkannya akan meninggalkannya entah sampai kapan atau mungkin selamanya, yang ia tahu bahwa dirinya telah dibuang.

Memories Of The SevilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang