Smeraldo School

5 2 0
                                    

Brave|Bagian 3

***

Pagi itu Brave sudah siap dengan mengenakkan seragam sekolahnya. Seragam Smeraldo School mempunyai jas yang berwarna gradasi ungu dan biru, sama persis seperti perpaduan warna bunga smeraldo. Celana biru tua dan kemeja putih juga sangat pas ketika dikenakan bersama dengan jas itu. Tak lupa dasi juga sudah terpasang rapih dibaju Brave.

Clara merasa tertegun saat melihat ketampanan putranya saat mengenakan seragam sekolahnya. Brave tersenyum dan memeluk Clara. Dia sangat senang karena pada akhirnya dia bisa sekolah seperti orang lain. Satu per satu mimpinya telah menjadi nyata berkat kebaikan Derrel dan Clara. Brave berjanji pada dirinya sendiri, bahwa dia harus membalas kebaikan mereka berdua.

"Terima kasih, Mam."

"Sama-sama, sayang." jawab Clara dan mengecup kening Brave. "Ya sudah, ayo kita kedepan. Mr.  Balduino sudah menunggu diluar." lanjut Clara.

"Oke, Mam."

Didepan Mr. Balduino, supir pribadi keluarga sudah menyiapkan mobil untuk mengantarkan Brave ke sekolah. Brave pun masuk kedalam mobil dan melambaikan tangannya pada Clara saat mobil perlahan mulai keluar dari halaman.

***

Butuh waktu selama 20 menit untuk sampai ke sekolah. Benar kata orang, Smeraldo School sangatlah besar dan mewah. Orang-orang yang bersekolah disana juga sepertinya bukan sembarang orang. Pasti mereka juga berasal dari keluarga yang berada. Semua jenjang kelas ada dalam sekolah ini. Bahkan universitas sekalipun.

Brave pun turun dari mobil, melihat sekeliling sebelum masuk. Perlahan dia mulai melangkahkan kakinya dan masuk kedalam gedung utama. Saat melewati pintu masuk, mata kita akan langsung tertuju dengan lampu besar yang tergantung diatas. Lampu itu terbuat dari berlian dan terlihat sangat berkilauan. Para siswa disana terlihat sangat berbeda. Siswa laki-laki 98% terlihat sangat keren dan tampan, begitu pula dengan para siswinya. Mereka terlihat sangat berkelas.

Brave sedikit menyita perhatian para siswi di koridor saat sedang mencari ruang guru. Bagaimana tidak, saat itu Brave memang terlihat sangat tampan. Brave berhenti untuk bertanya pada gerombolan siswi yang sedang asik mengobrol. Tapi, sebelum para siswi itu menjawab pertanyaannya mereka malah langsung pergi, seolah-olah telah melihat hantu.

Brave bingung dengan tingkah aneh mereka. Apa ada yang salah dengan dirinya?

"Ternyata benar penglihatanku." katanya sambil berkacak pinggang.

Suara yang tak asing lagi ditelinga Brave.
Brave pun membalikkan badannya dan memaksakan senyuman dibibirnya. Alasan para siswi tadi lari adalah karena Anastasia memberikan tatapan mata yang tajam pada mereka. Bukan hanya itu, di sana Anastasia juga termasuk siswi yang sangat di takuti.

"Kau lagi." ucap Brave lemas.

"Aku tebak kamu pasti tersesat. Apa kamu tidak menghafalkan denah sekolah ini dulu sebelum berangkat?"

Untuk pertama kalinya Brave melihat Anastasia dengan seragam sekolahnya. Entah mengapa Anastasia terlihat lebih imut. Seragam untuk anak putri memiliki desain seperti seragam pada umumnya. Perpaduan antara kemeja putih, rok setinggi lutut berwarna biru tua, dan jas Smeraldo School terlihat sangat cocok. Dasi bagi siswa putri berbentuk pita berukuran sedang dengan sebuah permata dibagian tengah dan memikiki warna yang senada dengan rok.

BRAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang