Temen somplak

6 4 0
                                    

Matahari siang ini bersinar cukup terik cukup untuk memanggang tiga sekawan yang berjalan menuju tempat istirahat makan siang langganan mereka.

"Panasnya,, gilak! Lima menit lagi aku kepanasan udah jadi kepeiting rebus aku!"keluh Tetry kepada cuaca panas hari ini setelah sampai di tempat makan.

"Baru kena matahari lima menit udah kaya di jemur seharian Tet Tet!" sambar Angga terhadap keluhan Tetry.

"Ya kalo kulit ku kebakar terus jadi item gimana?"

"Bagus donk biar nggak kaya mayat hidup!" ledek Angga kepada Tetry yang mempunyai kulit yang terlalu putih untuk ukuran orang jawa.

"Haiss!!" desis Tetry kesal. "Nah lo sendiri ape? Cowok kok kulitnya putih banget" balas Tetry meledek Angga.

"Apa hubungannya gender sama warna kulit!!" jawab Angga takmengerti.

"Kalian mau makan atau mau debat!" dengan sorot mata sayu namun tajam Arka memandang kedua sahabatnya. "Nasi pecel sama es jeruk buk!" lanjut Arka memesan makanan ke ibu Erni pemilik tempat makan setelah menenangkan kedua temanya yang sedang berdebat.

"Siap cah bagus (siap anak tampan)!" balas ibu Erni.

"Duh ileh yang jadi anak kesayang ibu Erni" sindir Tetry.

"Aku kok nggak pernah di panggil cah bagus buk?" protes Angga iri.

"Kamu kan cantik Ngga??" sambung tetry yang belum puas meledek Angga.

"Sialan lu!!" umpat Angga kesal.

"Sama! Kamu juga bagus nak Angga!" ujar ibu Erni.

"Makasih buk!" balas Angga sumringah.

"Bagus koyo irus kan buk(tampan kaya centong nasi kan buk)!" ledek Tetry sekali lagi.

"Ahh bangke lu Tet! Ngak seneng liat gua di puji dikit!"

"Maaf ya buk ni dua orang emang gila buk orangnya!" ucap Arka kepada ibu Erni meminta maaf atas tingkah laku kedua temannya yang memang nggak pernah bisa tenang.

"Gapapa nak Arka! Buat rame-rame di tempat makan!"

"Dasar CARMUK!!" tuduh Tetry.

"Betul!" di iyakan oleh Angga.

"Daripada kalian cewek-cewek suka ribut!" balas Arka.

"Betul!" jawab Tetry.

"Loh kok gitu sih Tet aku kan cowok!"

"Oh iya! Maaf, maaf lupa aku Ngga kalo kamu cowok!"

Begitulah memang keseharian Arka, Angga dan Tetry kalo di tempat bu Erni walaupun satu kerjaan satu stand jaga dan satu sift. Tiada hari tanpa saling mencela dan membully di antara mereka bertiga karena celaan dan bullyan antar mereka adalah sesuatu yang lumrah dan sudah biasa yang justru membuat mereka semakin akrab satu sama lain.

Dan setelah mereka bertiga selesai makan ketiga sekawan itu bergegas kembali ke tempat kerja mereka.

"Akhirnya kalian dateng juga" Metha sift dua terliahat sangat senang melihat kedatangan teman satu standnya yang baru kembali dari istirahat mereka walaupun telat.

"Kenapa?" tanya Tetry keheranan sambil menatap curiga Joko di pojokan yang balas menatapnya seraya menunjukan cengiran kuda andalannya.

Metha sendiri adalah SPG dilantai dua karena ada salah seorang yang keluar di stand baju cowok akhirnya Metha dipindah ke lantai satu. Metha baru tiga hari di lantai satu dan selama tiga hari di lantai satu itulah Joko mulai melancarkan jurus sok akrabnya dengan Metha, yang seringkali membuat Metha merasa risi dan tidak nyaman, walapun Metha sudah menunjukan sikap ketidak sukaannya dengan Joko secara terang-terangan namun si Joko ini seperti tak ambil pusing dengan sikap Metha yang bila di ajak bicara suka ogah-ogahan menjawab pertanyaan darinya serta pura-pura tidak mendengar bila di tanya. Ajaib memang si Joko ini entah dia pantang menyerah atau memang saking bego'nya tidak bisa merasakan reaksi penolakan yang sangat jelas di tunjukan oleh Metha.

Well kembali ke situasi yang sebenarnya. Arka dan Angga yang juga mengetahui apa yang sebenarnya terjadi antara Joko dan Metha menghampiri Joko menatap lekat pria bernama lengkap Joko listanto itu.

"Lo apain si Metha!" tanya Arka seolah mengintrogasi Joko dengan nada bercanda.

"Enggak! aku nggak apa-apain!" sangkal Joko.

"Jok! Aku bilangin ya sama kamu, Metha itu nggak bakalan suka sama kamu kalo kamu terlalu agresif selow-selow aja woles gitu!" timpal Angga memberi nasehat cara PEDEKATE yang benar kepada Joko.

"Tu dengerin nasehat dari orang yang juga jomblo!" imbuh Arka malah menyindir kejombloan Angga.

"Hadechh,, gua lagi yang kena! Emang jomblo salah apasih!" gerutu Angga tak terima kejombloaannya dinistakan. Yang justru malah langsung ditinggal pergi oleh Arka tanpa rasa bersalah. "Woy,,! malah pergi sialan emang temen gua semua!?"  


**ON THE WAY**

Salah ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang