The Only Reason

2.2K 225 7
                                    

Drink all night, never sleep
You say, "Go," I won't leave
I love you, you love me
But not in the same way

Nanon menggumamkan potongan lirik dengan matanya yang agak terpejam sembari mengangguk-anggukkan kepalanya, menikmati ritme dari lagu Not in The Same Way dari 5 Second of Summer itu.

Mata Nanon celingukan sesampainya di pinggir jalan raya, ingin menyeberang. Aman, pikirnya. Dan dengan santai, ia pun menapakkan kakinya ke aspal jalanan yang lenggang.

Namun, baru dua langkah ia berjalan, tiba-tiba tangannya ditarik keras oleh seseorang. Membuat tubuhnya limbung ke belakang, menabrak dada bidang seseorang yang menariknya tadi.

"Aduh," pekik Nanon kaget. Lebih kaget lagi saat ada motor yang mengebut, melewatinya sedetik setelah badannya oleng ke arah si penarik. Napasnya memburu disertai jantung yang berdetak kencang efek belum siap dengan gerakan spontan yang baru saja dilakukan.

Nanon menoleh, baru mau mengucapkan terima kasih lelaki yang menariknya itu. Tapi, ia langsung terpaku dengan mulut menganga begitu mengetahui siapa yang menarik lengannya tadi.

Ialah Ohm Pawat, anak kelas 11 IPA 1 yang disebut-sebut introvert—cenderung anti sosial—yang terkenal akan ketampanan dan prestasinya di sekolah.

Lelaki yang berada satu tingkat di atas Nanon itu menatap Nanon balik dengan datar, pun seketika menegakkan tubuh Nanon agar tak terus bersandar padanya.

"Nyebrang tuh liat-liat," peringatnya.

Nanon mengangguk canggung, untuk kemudian menunduk seraya berujar lirih. "Makasih, Kak."

Ohm tak menjawab. Lelaki itu sekonyong-konyong berpindah ke samping Nanon, di bagian arah kendaraan melaju. Begitu jalanan sepi, ia menoleh sebentar ke si adik tingkat—

"Ayo, nyebrang."

—untuk mengajak Nanon menyeberang bersama.

Nanon pun lantas mencabut headset-nya, lalu mengekori si yang lebih tua dengan kepala agak menunduk disertai langkahnya yang kaku.

Begitu sampai di halte seberang sekolah, mereka duduk agak berjauhan. Menunggui bus seperti orang yang tidak saling mengenal. Nanon yang memainkan ponselnya sambil curi-curi pandang ke Ohm, dan Ohm yang hanya menatap lurus ke jalan yang diisi kendaraan yang berlalu-lalang.

Tak berselang lama, bus berhenti. Nanon serta Ohm pun berdiri, menghampiri bus yang akan mereka tumpangi.

Ohm masih tanpa kata, dengan gentle berdiri di samping pintu bus, membiarkan Nanon masuk terlebih dahulu dan menyusul setelah Nanon menaiki tangga itu.

Keduanya duduk di dua kursi yang tersisa di sana, dengan Nanon yang berada di dekat jendela, sedangkan Ohm yang berada di sisi satunya. Tak ada obrolan sama sekali. Ohm Pawat hanya merogoh tasnya untuk mengambil headset dan tak mengacuhkan Nanon yang berada di sampingnya. Keduanya sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri.

-

"Um ... Kak? Mau mulai ngerjain tugas ekskul kapan?" tanya Nanon agak ragu.

"Sekarang bisa?"

Anak kelas sepuluh itu mengangguk, "Bisa kok, Kak."

Setelah itu, Nanon mengekor ke parkiran, berjalan di belakang Ohm Pawat si kakak kelas.

Ya, Ohm dan Nanon berada di ekstrakulikuler yang sama. Ekskul jurnalistik lebih tepatnya. Dan sekarang keduanya berada di kelompok yang sama, dengan tugas mencari berita untuk mading sekolah.

Ohm & Nanon Oneshot(s) AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang