Promise To My Beloved

586 78 4
                                    

Promise To My Beloved
by : yllwhobi

Senyum tipis terukir di wajah manisnya. Dengan kedua mata yang menatap lurus kearah gedung-gedung tinggi di tengah kota, dan kedua tangan yang merapatkan selimut tebalnya. Sesekali, ia melirik halaman rumahnya yang masih sepi.

Sudah lima tahun, seorang Kim Hoseok melakukan hal ini. Menunggu sang suami yang bertugas diluaran sana. Meninggalkannya tepat di anniversarry pernikahan mereka yang ke-tiga. Berjanji akan kembali dengan sebuket bunga, berjanji akan pulang dan memeluk erat tubuhnya seharian. Memberi pesan padanya untuk tidak merindu, dan hidup seperti biasanya.

Namun, Hoseok tidak menjalankan amanah suami tercintanya itu. Lagipula, siapa yang tidak akan rindu dengan pasangan yang biasanya menemani setiap hari, setiap jam, dan setiap detiknya. Hoseok merindukan suaminya. Merindukan aroma cokelat yang bercampur dengan segarnya mint milik suaminya.

"Kapan kamu pulang?" lirihnya dengan senyum kecutnya. Ini adalah hari ulang tahunnya. Biasanya, mereka akan merayakan hari ini dengan pesta kecil yang mereka buat. Memasak makanan enak, membuat kue dengan topping strawberry yang menumpuk, dinner romantis, dan bonusnya adalah pergumulan panas diatas ranjang yang menggairahkan.

Hembusan nafas lelahnya kembali terhembus. Setelah itu, ia memilih bangkit dari sofa yang ada di balkon kamarnya, kemudian masuk kedalam kamar. Mengunci pintu kaca yang tebal itu, lalu menarik gorden cokelat tua dan menutupnya dengan rapat.

Tubuh mungil yang berlapiskan piyama tipis dan sedikit menerawang itu bergerak ke kamar mandi. Melakukan rutinitasnya sebelum tidur. Menggosok giginya dengan mulut yang menggumamkan lagu ulang tahun untuknya, setelah itu membasuh wajah cantiknya.

"Aku tidur sendiri lagi."

Hoseok melirik ranjang besarnya sekilas. Masih dengan bibir yang menyunggingkan senyum tipis. Kedua kakinya bergerak menuju meja rias. Duduk di kursi kecil berbahan kayu yang ada di depan meja rias, menatap pantulan wajahnya di cermin. Wajahnya yang semakin hari semakin tirus itu menjadi hal biasa yang ia temui setiap bercermin.

"Baru lima tahun aja aku begini. Gimana kalau sepuluh tahun?"

Tangan kanan Hoseok mulai mengoles krim malamnya. Mengusapnya perlahan di pipi kanannya dengan kedua mata yang kini sibuk melihat figura kecil diatas meja. Sebuah foto pernikahan yang Hoseok dan suaminya cetak setelah menikah itu, menarik atensinya. Kebahagiaan terlihat dan terpancar dari sana. Hoseok dan sang suami yang terlihat bersinar dan bahagia di hari yang mereka nantikan selama tujuh tahun berpacaran.

"Kamu kangen aku enggak? Aku kangen kamu loh. Baliknya kapan heum?"

Inilah yang Hoseok takuti selama ini. Menikah dengan seorang tentara yang bertugas kapan saja dan dimana saja. Kejadian yang ibunya alami, ia alami juga saat ini.

Hoseok sangat-sangat ingin menolak keputusan suaminya di saat mereka masih berpacaran. Dimana sang kekasih menyodorkan sebuah sertifikat kelulusan yang tidak Hoseok tahu artinya. Yang intinya, sertifikat itu menyatakan bahwa sang suami yang masih berstatus kekasihnya waktu itu, dinyatakan lulus dari akademi militer.

Tetapi, senyum lebar dari sang suami membuatnya tidak tega melarang, apalagi Hoseok hanyalah kekasihnya waktu itu. Hoseok masih belum punya hak untuk melarang suaminya. Hoseok hanya bisa mengangguk, tersenyum dan mengucapkan selamat pada suaminya. Merelakan suaminya yang mungkin bisa diambil negara kapan saja untuk menjaga beberapa bagian negara.

ᴘᴀɴᴅᴏʀᴀ ʙᴏx : ʙɪʀᴛʜ ᴏғ ʜᴏᴘᴇ.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang