3

4 0 0
                                    

"Siap bang" jawab Arkana
"Oke, sebelumnya terima kasih kepada bang Fajar yang udah mempercayai gue sebagai ketua Varos di angkatan 6 ini, gue akan berusaha menjadi pemimpin yang terbaik untuk Varos sebisa gue, dan untuk anggota inti gue akan memilih Radit, Raka, Gibran, dan Hisyam. Gue memilih mereka karna kemampuan bela diri mereka gak diragukan lagi dan mereka juga pandai ngatur strategi kalo kita mau turun aksi" sambung Arkan

"Ya ya ya, gue setuju sama lo kan, gue rasa lo, Radit, Raka, Gibran, dan Hisyam bisa bimbing Varos kelebih lebih lebih bagus lagi, setuju gak?" Tanya Fajar ke seluruh anggota Varos.

"SETUJUUUUUUUU" kompak anggota Varos, dan mereka pun bertepuk tangan semua.

"Oke kalo gitu gue cabut dulu bentar, gue mau antar adek gue pulang" ujar Fajar sambil berdiri.

Mendengar yang dikatakan Fajar, Hisyam langsung teringat Dira. "Eh bang, gue aja yang ngantar adek lo, gue udah janji tadi mau ngantar dia pulang" ujar Hisyam menahan Fajar.

"Udah gapapa gue aja, gue juga mau pulang bentar, jadinya sekalian, lo disini aja ngobrol sama anak anak, biar lebih akrab" kata Fajar.

"Oh yauda kalo gitu, makasi bang" jawab Hisyam dan dianggukin oleh Fajar.

"Loh jar, adek lo masuk GIS?" tanya Rifki.

"Yoi, biar bisa gue pantau soalnya makanya dimasukin orangtua gue ke GIS, yauda gue duluan ya bye" jawab Fajar dan malangkah keluar. Saat sampai diluar, Fajar memperhatikan semua motor yang tersusun di depan markas. Dan dia tidak menemukan dimana motornya.

1 detik

2 detik

3 detik

Puk!

"Oh iya gue kan kesekolah naik mobil sama Dira, mobilnya masih disekolah, terus gue kesini juga nebeng sama Hisyam" Ujar Fajar sambil menepuk jidatnya. Setelah itu dia kembali masuk ke markas.

"Loh gajadi bang?" Tanya Radit.

"Gue lupa kalo kesini gue nebeng" jawab Fajar.
"Syam, minjam motor lo" sambungnya.

"Oh in-"

"Sama gue aja, gue mau kesekolah juga" ujar Angga yang memotong ucapan Hisyam.

"Yauda kalo gitu, gajadi syam" ujar nya kepada Hisyam dan hanya dibalas senyuman dan anggukan. Fajar dan Angga pun keluar dari markas, dan menaiki motor Angga, Fajar pun memeluk Angga kuat dari belakang.

Plak!

"Tangan lo anjing geli gue!" Umpat Angga setelah memukul kuat tangan Fajar.

"Lebay najis" jawab Fajar sambil menoyor kepala Angga.

Kantin
"Huaaaaa pegel banget kaki gue" rengek Rere dan meluruskan kakinya di kursi yang sudah disejajarkannya sebelumnya.

"Iya njim, cape gue jalan dari tadi, mana besar banget lagi sekolahannya, pasti bokap lo kaya banget bisa bangun sekolah sebesar ini, dan kantinnya juga seluas ini, mck mck mck" ujar Dira sambil berdecak kagum melihat sekeliling kantin.

"Ini tuh dulu punya almarhum opa gue, tapi opa oma gue uda meninggal, dan berhubung papi gue anak satu satu, jadinya sekolahan ini uda jadi milik lapi gue" terang Rere. Dira yang mendengar hanya ber'oh' saja dan mengangguk anggukan kepalanya karna mengerti ucapan Rere.

"Eh btw lo mau makan apa?" Tanya Rere.

"Gue minum aja deh, ntar aja makannya dirumah" jawab Dira.

"Emm yauda, mau minum apa?" tanya Rere kembali.

"Mau minum yang gada dijual disini" jawab Dira.

Hening.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang