chapter 04 : stalker

1.7K 274 6
                                    






Pemandangan Professor Mcgonagall yang mengejar James Potter dan Sirius Black di sepanjang koridor adalah pemandangan yang biasa bagi anak-anak.

Mereka berlari sambil tertawa-tawa puas menuju ruang rekreasi Gryffindor setelah membuat keonaran dan menganggu siswa lain.

James menutup pintu dengan suara keras ketika Remus baru saja selesai dengan esai transfigurasinya.

"Apa itu?" kata Peter dari balik sofa yang terkejut mendengar suara tutupan pintu itu.

Sirius menghantam sofa besar berwarna merah itu dengan menjatuhkan dirinya kesana. Dia menyeringai kepada James yang sekarang sedang mengacak-acak rambutnya.

"Oh no, apa yang kalian lakukan?" tanya Remus.

Sirius tersenyum, "Tak ada yang mati," katanya dengan ringan masih ada sisa tawa di mulutnya.

"Jawaban macam apa itu?" katanya Remus putus asa. Dia beralih pada James tetapi James hanya menaikkan bahunya sampai suara bukaan pintu tiba-tiba membuat Sirius Black melonjak dari atas sofa dan segera mencari tempat persembunyian setelah mendengar suara Professor Mcgonagall, kepala asrama mereka.

"Bersenang-senang kalian?" kata Mcgonagall. Matanya terarah kesekeliling ruang rekreasi untuk mencari dua murid yang sudah sangat dia hafal rupa dan tingkahnya.

Peter langsung mengetahui apa maksudnya ini, dia terkikik. Remus mendesau pelan dan mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Sudah hal yang biasa kedua temannya itu membuat diri mereka sendiri berada dalam masalah.

"Dimana mereka?" kata Professor Mcgonagall, menggelengkan kepala.

Meskipun tahu, Peter dan Remus tak berkata apa-apa. Peter terkikik kecil dan Remus hanya tersenyum kaku tanpa bicara. Remus kembali pada perkamennya.

Sirius telah bersembunyi di balik tirai berwarna merah di sudut ruangan dekat jendela. Sedangkan James meringkuk di balik sofa besar yang diduduki Peter.

Kemudian akhirnya mereka tetap ketahuan oleh Professor Mcgonagall yang menarik mereka berdua keluar dengan mantra khusus.


***

"Kau Seeker baru?" tanya Silene.

Rabu pagi dia ditugaskan oleh kaptennya untuk menjemput anak baru yang akan dilatih hari ini. Hari ini adalah hari uji coba Quidditch.

Ia menghampiri seorang anak laki-laki berambut hitam yang sedang berdiri dan mengangguk kepada Silene dengan sedikit lugu. "Benar," jawabnya.

Silene meneliti wajahnya, dia mirip dengan seseorang yang sejak seminggu lalu selalu muncul dimanapun Silene berada. Seseorang yang tak sengaja ia tinju dagunya tadi pagi karena mengejutkannya di depan kamar mandi, daripada menduga-duga, lebih baik Silene memastikannya. "Namamu? Aku lupa saat Flint memberitahuku minggu lalu,"

"Regulus Black," kata anak itu sambil mengulurkan tangannya dengan cara yang sopan.

Benar saja dugaan Silene. Dia mirip dengan kakak laki-lakinya dengan ketampanan khas keluarga Black. Tapi dia lebih kecil, lebih ramping—bagus untuk menjadi Seeker, dan Silene mau tidak mau mengakui kalau dia agak kurang tampan daripada Sirius. Sirius sangat tampan untuk kebaikan dirinya sendiri, tapi kecongkakan nya akan wajah tampannya itu mengurangi nilainya di mata Silene.

Silene mengangguk, membalas uluran tangannya, "Silene White, Keeper,"

Tanpa berlama-lama tangan itu terlepas, "Baiklah, ikutin aku," Dia menuntun Regulus berjalan menuju lapangan Quidditch. Lapangan Quidditch berangin seperti biasanya.

Positions [Sirius Black FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang