CHAPTER INI BERISI BAGIAN DARI HARRY POTTER AND THE ORDE OF THE PHOENIX KARYA J.K. ROWLING
"Lima menit lagi!" kepala Profesor Flitwick bergerak di antara meja-meja.
Profesor Flitwick sedang berjalan melewati James Potter yang menguap lebar dan memberantakkan rambutnya, membuatnya lebih kacau dari sebelumnya.
Lalu, dengan pandangan sekilas kepada Profesor Fltiwick, dia berpaling di tempat duduknya dan menyeringai kepada Sirius Black yang duduk empat kursi di belakangnya.
Sirius mengacungkan jempol kepada James. Sirius sedang bermalas-malas di kursinya dengan seenaknya, memiringkannya ke belakang pada kedua kakinya.
Sirius Black sangat tampan, rambutnya yang hitam jatuh ke matanya dengan keluwesan biasa yang tidak akan bisa dicapai anak laki-laki lain, dan seorang anak perempuan yang duduk di belakangnya sedang memandangnya dengan penuh harap, walaupun tampaknya Sirius tidak memperhatikan.
Dan dua tempat duduk dari gadis ini adalah Remus Lupin. Dia tampak agak pucat dan lesu dan asyik dengan ujian. Ketika dia membaca ulang jawaban-jawabannya, dia menggaruk dagunya dengan ujung pena bulunya, sambil merengut sedikit.
Peter Pettigrew tampak cemas; dia sedang mengunyak kuku tangannya, menatap kertasnya, menggores tanah dengan jari kakinya. Beberapa waktu sekali dia menatap sekilas penuh harap ke kertas teman disebelahnya.
Peter memandang Sirius sejenak, yang sekarang sedang menggambar-gambar ke potongan perkamen sisanya. Dia telah menggambar sebuah wajah ramping tanpa isi dengan rambut pendek seperti anak laki-laki dan sekarang sedang menuliskan huruf-huruf 'S.W' dibawah gambarnya.
"Mohon letakkan pena bulu!" cicit Profesor Flitwick.
"Itu artinya kamu juga, Snape! Tolong tetap duduk selagi aku mengumpulkan perkamen kalian! Accio!"
Lebih dari seratus gulungan perkamen meluncur ke udara dan ke dalam lengan Profesor Flitwick yang dibentangkan, menjatuhkannya ke belakang. Beberapa orang tertawa. Sejumlah murid di meja depan bangkit, memegang Profesor Flitwick di bawah siku dan mengangkatnya berdiri lagi.
"Terima kasih ... terima kasih," Profesor Flitwick terengah-engah. "Baiklah, semuanya, kalian boleh pergi!"
Sirius buru-buru mencoret 'S.W' yang telah ditulisnya, melompat bangkit, menjejalkan pena bulu dan kertas ujiannya ke dalam tasnya, yang diayunkannya ke punggungnya, dan berdiri menunggu James menghampirinya.
Snape berpindah di antara meja-meja menuju pintu ke Aula Depan, masih asyik dengan kertas ujiannya sendiri. Berbahu bundar tetapi kurus, dia berjalan dengan cara gugup yang mengingatkan pada laba-laba, dan rambutnya yang berminyak menutupi wajahnya.
Sekelompok gadis-gadis yang sedang berjalan keluar sambil mengobrol memisahkan jalan Snape dari James, Sirus dan Lupin.
"Apakah kau suka pertanyaan nomor sepuluh, Moony?" tanya Sirius ketika mereka muncul ke Aula Depan.
"Suka sekali," kata Remus Lupin cepat. "Berikan lima tanda untuk mengenali manusia serigala. Pertanyaan yang bagus sekali."
"Apakah menurutmu kamu berhasil mendapatkan semua tanda itu?" kata James dengan nada perhatian pura-pura.
"Kukira begitu," kata Remus dengan serius, selagi mereka bergabung dengan kerumunan yang berdesak-desakan di sekitar pintu-pintu depan bersemangat untuk keluar ke halaman sekolah yang disinari matahari.
"Aku dapat bentuk moncongnya, anak matanya dan ekor yang berjumbai," Peter berkata dengan cemas, "tapi aku tidak bisa memikirkan apa lagi --"
"Seberapa pandirnya kau, Wormtail?" kata James dengan tidak sabar. 'Kau berlarian dengan seekor manusia serigala sekali sebulan --"
KAMU SEDANG MEMBACA
Positions [Sirius Black FanFiction]
Fiksi Penggemar[sirius black and silene white] Sirius Black memiliki wajah yang luar biasa tampan, berkharisma dan dia populer. Banyak anak-anak perempuan di Hogwarts yang diam-diam mengaguminya. Dan tidak ada yang pernah menolaknya, ya, tidak ada kalau kalian me...