siyal.

3.5K 279 156
                                    

"Pagi ku cerahku! Matahari bersinar, kugendong tas merahku di pundak~" Klee kecil berlarian kesana kemari di asrama sambil melempar beberapa bola kecil di depan kamar para senpainya.

Krieet

Suara pintu kamar kaeya terbuka, "Oh wow, Gadis kecil kita sudah bersemangat sekali pagi ini—"

DUAR

Suara ledakan terdengar keras sekali. "AAAAAH! Kakak Kaeya menginjak bola bom ku! Maafkan aku kaaaak" Klee menangis sambil mengumpulkan bola² bom nya.

"Aa... aku akan mengurung diri.. hiks huaaaa. Jean pasti memarahiku nanti" Klee berlari masuk ke kamarnya dan langsung menutupnya.

Kaeya, masih tersenyum. Melihat dirinya sekarang sudah penuh bercak hitam akibat ledakan.

Tanpa disadari, ledakan tadi membuat penghuni asrama lainnya terbangun dan melihat Kaeya gosong. Mereka terlihat berusaha menahan tawa melihat Kaeya.

"Baru aja keluar kamar. Gw juga abis mandi anji*g" umpat Kaeya.

Tepat setelah Kaeya mengumpat, Diluc lewat.

"Uhm, penampilanmu bagus" puji Diluc. memerhatikan rambut Kaeya yang njeprak ala jamet wibu kesurupan.

"NGAJAK BERANTEM LU HAH" eh Kaeya ngegas.

"Apasih. emg yg kaya gitu cocok buat kamu kok" jawab Diluc.

"ANJEN*" Kaeya lagi² mengumpat

"BERISIK BANGS*T" eh ada suara laen yg gak kalah ngegas.

Penghuni asrama lagi² membuka pintu kamar dan mengintip siapa yg lebih ngegas dari Kaeya ini.

"Venti?!" Yah, mereka kaget. ngga nyangka venti bakal se ngegas itu.

Sambil menghempaskan sapu lidinya, Venti dengan tegas berkata "Gabole ribut didalam asrama! atau gw ulti mampos"

Sunyi.

Venti tersenyum, kemudian lanjut menyapu dinding.

Dinding kenapa disapu njim batin Kaeya.

Kenapa mereka takut dengan ulti Venti? Mari kita flashback dulu sebentar.

Dulu, saat Childe dan Kaeya bertengkar. Anggota asrama lain malah menyoraki, bahkan Zhongli dan Ningguang membuat arena gelud untuk mereka.

Namun semua itu berakhir ketika Venti datang, membawa sebuah gitar rock.

"WOY GITAR GUA!" Teriak Xinyan diantara para penonton.

Venti pun terbang, kemudian melempar gitar tersebut ke dalam arena gelud. alhasil menimbulkan Pyro swirl selama beberapa detik. memisahkan Kaeya dan Childe.

Kemudian hening.

Lalu gelud lagi.

"Aduh anak bangs*t susah diatur" umpat Venti.

Venti terbang lebih tinggi, mengeluarkan skyward harp bow nya. Kemudian ia membidik tepat di tengah arena.

"Modar kalean" Venti melepas anak panahnya.

Alhasil, Arena beserta penontonnya ter ulti. Semua orang terkumpul di satu titik di tengah² lingkaran angin yg dibuat Venti. Orang² yg terkumpul disana banyak yg mabok.

Satu menit kemudian, semua orang mati.
Tapi tenang, Hero genshin meski mati mereka bisa idup lagi.

Yap, mereka berdesakan di patung the seven setelah kejadian itu.

Esoknya, sekolah sepi. Hampir semuanya izin tidak masuk sekolah karena masuk angin. Hanya ada Keqing, Diluc, Albedo, Xingqiu dan Chongyun saja. Sewaktu mereka datang ke sekolah, heran. Gurunya gaada yg dateng. akhirnya mereka pun mbolang, farming bahan ascend buat mereka masing masing. 

Albedo ngambilin welut, sama kadal. Keqing mancing, chongyun bikin jembatan, Xingqiu baca wattpad yaoi.... 

Dan burungnya Diluc terbang, kabur.  

Emang dewa gaada akhlak.

Oke, flashback selesai. kembali ketika ke waktu Venti menyapu dinding. 

"Kok, sapunya di dinding sih?" tanya Kaeya, masih dengan penampilan gosong. 

"Soalnya dinding nya dinding pa dinding" jawab Venti. 

Kaeya masih dengan rambut jametnya malah joget. 

*****

"Yesh! Sekarang aku dah pulih! Diriku kembali sehat wal afiat dan lihatlah ketampananku ini! humph" Kaeya keluar asrama dengan menebar pesona. 

Bletak!

Sebuah sapu menampar Kaeya dengan dramatis. "Diem, jigong. Orang se asrama udh pada berangkat. lu telat. mampus kena marah Lisa disetrum kau" Ternyata Venti yang menampar Kaeya pake sapu. 

Kaeya terdiam. "Mati gw" batinnya.

"Dahla, langsung teleport aja"

 Kemudian dia ngambil peta dari tasnya. dia menunjuk nunjuk sesuatu di peta, kemudian meghilang secara tiba-tiba. Tak lama kemudian, dia muncul lagi disana. sambil lari di tempat. gak lama dia tenggelam di lantai asrama. 

Venti melihat dengan seksama, hingga dua menit berlalu, Kaeya masih tenggelam dan berlari di tempat.

Tak lama kemudian, Zhongli datang. "Vent. Kaeya kenapa?" tanya Zhongli.

"Liat aja. udah pasti ngelag mah dia kalo tenggelam di tanah trs lari di tempat gitu" jawab Venti

"Kasian." sahut Zhongli.

"Kerjain yuk" kata Venti.

"Kuylah" Zhongli menyetujui.

Venti mengeluarkan skyward harp bow nya lagi, kemudian di ulti lah di Kaeya yang lagi ngelag.

Ada meteor jatuh, yap. meteornya Zhongli. menimpa Kaeya yang malang. 

Tak lama kemudian, tubuh Kaeya menghilang. 

"Lah mati awikwok" ujar Venti. 

"Kasian awikwok" jawab Zhongli

****

"Lah? Kok gw di patung the seven? Anjim gw abis dibunuh sama dewa" ujar Kaeya. Kaeya pun melihat matahari sudah di atas kepalanya. 

"Ah... udah telat. mati gua nanti di asrama" gumam Kaeya, mengingat muka seram Lisa kalau marah. 

"Nanti gw kena bogem. kesetrum. trs dikurung. ah udah lah. pasrah anjim. besok aja ke sekola--"

Brak 

"Eh maaf kesenggol" ujar bocah rambut coklat yang lewat.

"Eh, iya gapapa" jawab Kaeya. 

"Lah"

"Lah"

"Childe?" 

"Kaeya?"

dua bocil yang sering gelud ini bertemu dan....

To be Continued

Yahalo mamang disini Author. u'hum.. Jadi gini, author emang ngesimp Diluc. tapi menistakan Kaeya adalah hobiku. 

Gimana ya, liat aja dah. gimanapun Author liat Kaeya, pasti itu mukanya nista able banget. ada yang setuju? 

Gatau kenapa dia cocok banget gitu buat dinistain. suer

Genshin School Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang