Revealed

137 17 2
                                    

Ren terus-menerus duduk tidak tenang. Sesekali badannya itu geser sana sini. Jantungnya juga sama dengan badannya. Dag dig dug menerus.

"Kamu kenapa? Sakit?" Ren terlonjak kaget. Ia lupa, bahwa sekarang dirinya sedang duduk disebelah sonix. Cintanya yang gagal diatas loyang.

"E... gak kok. Kamu konsen aja ke materi. Aku cumaa..."

"Aurenita Resfie!"

Deg!

Sekarang detak jantung Ren semakin tidak karuan. Ia takut. Semuanya akan terungkap. Dan itu akan berakhir sampai disini.

"I...iya pak?" Tanya Ren sok polos.

"Kamu dengan sonix kenapa berani bicara dikelas saya?!"

"Maa..maaf pak." Jawab Ren sambil menunduk.

"Sekarang. Keluar. Dari. Kelas. Saya!" Bentak si dosen. Ren mengigit bibir bawahnya.
Ugh. Gini kan jadinyaa.. Sonix bakal pergi dari hidupku. Saat ini juga.pikir Ren.

Ren bisa merasakan kursi sebelahnya terdorong kebelakang, tanda si pemilik berdiri. Tepukan pelan dibahu Ren membuat Ren mendongak. Dia tidak menyangka. Sekarang Sonix sedang tersenyum manis sambil memberi petunjuk untuk keluar bersama.

                         ♡♡♡

"Maaf ya, gara-gara aku. Kamu yang masih mahasiswa baru di kampus ini harus dikeluarin saat pelajaran." Ujar Ren gugup. Kini mereka berdua sedang dikantin. Dengan Sonix yang sedang memakan hamburger-nya.
Slalu hamburger. Gak pernah berubah. Pikir Ren lagi.

"Gak apa kok. Lagi pula hari selanjutnya masih bisa masuk kan?" Jawab Sonix sambil membuat senyuman manisnya.

Aurenita Resfie.
Apa dia teman aku sewaktu SMA? gak mungkin! Dia bisa berubah seperti ini. Lalu, apa ini maksud dia bertanya apa aku tidak mengenalnya? Pikiran Sonix kini kacau hanya dengan nama itu.

"Em... sebenarnya...." Perkataan Sonix dipotong oleh kedatang satu orang yang membuat Sonix dan Ren langsung melebarkan matanya.

"Boleh numpang disini?"

                        ♡♡♡

"Kapan kamu balik ke indonesia?!"

"Sekitar 1 bulan yang lalu mungkin. Lagi pula kenapa kamu seorang dicky peduli denganku, hah?!"

"Jaga omonganmu ya! Aku gak akan pernah peduli dengan anak mami sepertimu itu!"

Plak!

"Bilang dong, kalau iri! Makanya jadi orang jangan sok kuat! Mama kangen sama kakak! Dan sekarang?! Kemana aja hah?!"

Ren yang mendengar pertengkaran diam-diam itu langsung menunduk dalam. Sonix. Dan laki-laki yang ia tolongi itu. Mereka.... satu darah.

Apa itu sebabnya Sonix jadi dingin? Apa itu sebabnya Sonix selalu membentak semua perempuan yang mendekatinya? Ah tapi itu sama sekali tidak ada sambungannya.

"Oh gitu. Kakak sama aja kayak perempuan!!! Cuma bisa manfaatin Mama Sonix!! Sonix benci!!"

"Terserahlah.. Kalau kamu gak mau dengar apa yang pengin kakak kasih tau. Semoga bahagia!"

Sekarang baru ini ada alasannya. Sonix tidak ingin dekat dengan perempuan hanya karena takut si perempuan hanya menmanfaatinya.

Dengan segera Ren lari ke arah kantin dan duduk ditempat semula. Dia menyesap tehnya cepat-cepat, demi menghilangi rasa lelahnya.

"Kalau minum hati-hati." Tegur suara laki-laki yang membuat Ren mendongak. Dia memberikan senyuman manisnya.

"Iya tau kok.."

"Oh ya kita belum kenalan yah? Aku Dicky. Thanks buat semalam."

Ren cuma bisa membalasnya dengan senyum canggung.

Suasana hening sampai Ren telah menghabiskan tehnya. Tapi sedari tadi Sonix belum terlihat juga setelah pertengkaran tadi.

Dicky yang melihat kegelisahan Ren tersenyum kecil. Dia tahu, pasti perempuan didepannya ini sedang mencari adiknya. Sonix.

"Aaa...aku mau balik kekelas dulu yah.."

Seketika tawa Dicky meledak. "Bukannya kamu tidak boleh masuk kelas sejarah saat ini?"

"Ya?"

"Gimana kalau kita pakai untuk jalan-jalan? Masih ada 1jam lagi kan?"

Gila.

Itu yang Ren pikir. Dia kira 1 jam itu lama? Sangan cepat itu!

"Eee... gimana yah, memangnya kamu sendiri tidak ada jam?"

"Aku sama sepertimu." Jawab Dicky enteng yang kemudian mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celana dan menarik tangan kecil ramping Ren agar disampingnya.

Kini Ren bisa merasakan suatu kehangatan dihatinya. Dicky sama seperti Sonix. Dan untuk dihari ini semuanya sudah terungkap.

                          ♡♡♡

Vomment menanti:)

Love BloomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang