Again

160 22 0
                                    

"Heh.. Kenapa rata-rata semua orang banyak yang suka bawa mobil kurcaci ini sih?" Ren yang mendengar celotehan laki itu, sedikit tersinggung. Mobil jazz-nya ia bilang mobil kurcaci? Kalo bukan karena masih setianya ia pada tuhan dan dibuatnya peraturan saling tolong-menolong. Sudah ia lempar laki itu ke jonggol!.

"Diam saja! Kalau mabuk tak usah banyak bicara!" Kata Ren dengan sinis.

"Cih.. biasa aja.." balas laki itu tak kalah sinis. Ren bingung, harus mengantar laki ini kemana. Ke rumahnya? Oh ayolah bisa dibunuh ia oleh ayahnya.

Ren meminggirkan mobilnya.

"Kamu tinggal dimana?" Tak ada jawaban. Ren nampak berpikir. KTP!. Itulah yang pertama muncul di pikiran Ren. Ren mulai pindah ke jok belakang. Dan mencari dompet laki itu disekitar jaketnya. Namun nihil.

"Hah.. tinggal satu perkiraan yaitu saku celana laki itu" pikir Ren. Perlahan-lahan Ren mencoba mencari dan meraba-raba disetiap saku celana laki itu.

"Kamu jika ingin menggodaku bukan seperti itu caranya.. Sini. " Ren yang mendengar itu langsung membelalakan matanya. Ia mencopot sebelah sepatu sneakers-nya.

Pluk!

"Aw.."

"Hei.. kamu pikir aku sedang apa hah? Aku cuma mencari KTP mu saja! Dasar! Ditolongin malah cari kesempatan!. Menyebalkan! Dimana kamu tinggal?!" Laki itu hanya terkekeh.

"Kamu antarkan saja aku ke apartemen jalan Burung kenari. Oh ya lagi pula aku tidak pernah tergoda olehmu kok..."

Pluk!

Sekali lagi Ren memukul laki itu. omongannya tambah ngawur. Membuat Ren memutarkan bola matanya sebal.

Setelah mengetahui harus mengantar laki itu kemana. Ren dengan cepat berpindah ke depan dan mulai menyalakan mesin mobil. Ia tak mau berlama-lama dengan orang mabuk. Bukan!. Ia tidak pernah sedikit pun berpikiran negative. Hanya ia tak suka bau alkohol. Membuatnya pusing.

                         ♡♡♡

Mungkin setelah melakukan perjalanan sekitar 15 menit. Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Ren menatap ke belakang. Laki itu masih tertidur.

"Hufftt.." Ren hanya bisa menghela nafas. Ia merasa sangat lelah untuk hari ini. Ia juga merasa bahwa laki yang ia selamatkan ini seperti cowok yang masa lalunya. Tapi ia kini tak tau bagaimana keadaan cowok itu. Setelah terakhir kali ia memberikan kue. Ia terus saja menghindar saat secara tidak kebetulan bertemu. Mengingatnya sedikit perih. Kenapa ia harus memikirkan orang bahkan yang tak pernah sedikit pun memikirkannya? Menyakitkan!.

Sebenarnya laki itu tak tidur ia hanya berpura-pura saja. Ia sedang berpikir, ia juga merasa lelah. Ia masih setengah sadar. Dan ia juga yakin 100% bahwa gadis yang mengantarkannya ini itu adalah gadis yang sangat temannya suka.

Laki itu bisa merasakan mobil berhenti. Mesinnya pun sudah dimatikan. Ia berniat akan keluar saat ternyata gadis didepannya ini sedang menatapnya, ia hanya berpura-pura tidur. Laki itu mencoba membuka mata, meski sedikit saja. Ingin tahu bagaimana tatapan gadis itu. Gadis itu terlihat sedih? Dan setelahnya ada tatapan kosong di matanya itu. Ia tahu dia sedang menerawang. Mungkin masa lalunya?

"Em.. sudah sampai ya.. terima kasih.. daghh.." Setelah berkata itu ia membuka pintu mobilnya, namun ternyata tak bisa terbuka.

Ren terkekeh melihatnya. Lalu ia tekan tombol otomatisnya.

Dan... terbukalah!!!

Ren menatap laki itu. Dari belakang ia benar-benar terlihat kacau. Ia merasa kasihan. Akhirnya setelah ia pertimbangkan. Ia memilih keluar mobil dan membantunya.

"Mau aku bantu?" Tanya Ren setelah berhasil sejajar dengannya.

"Tidak usah. Lebih baik kamu pulang, dari pada nanti orang tuamu berpikir yang engga-engga.  Udah sana!" Ren masih ngotot. Entah kenapa ia ingin sekali membantunya.

                        ♡♡♡

Ternyata disisi lain. Mereka berdua sedang diperhatikan. Ia memperhatikan kelakuan mereka. Tidak sebenarnya gadis yang ngotot itu. Baginya ia terlihat cantik. Meski sudah dini hari seperti ini, gadis itu terlihat fresh!

Ia terus memperhatikan gadis itu sampai akhirnya gadis itu terlih t berjalan lunglai ke mobilnya.

Ia berpikir. Menghampirinya? Ia tak kenal. Tidak! Ia seperti mengenalnya, tapi siapa? Akhirnya dengan yakin ia melangkahkan kakinya untuk menghampiri gadis itu.

"Hai.." sapanya saat sudah berada tak jauh dari gadis itu.

                        ♡♡♡

Ren seperti merasakan waktu berhenti. Ini benar dia? Tidak mungkin! Beberapa bayangan tentangnya mulai bermunculan.

"Ehm.. Apa kamu tahu? Saat jam segini tidak baik..."

"Ka...kamu?" Ren mencoba untuk menyangkal yang lain. Namun tak bisa. Yang dipikirannya kini hanya ada bayangan itu. Banyangan sewaktu ia masih SMP yang mengejar seorang Sonix sampai SMA.

"Oh..hehehe.. pasti sedikit canggung ya? Ehm.. aku Sonix Andrian Fachri. Kamu?"

Deg! Ren melemas. Kenapa? Kenapa didunia ini, harus semudah itu ia bertemu dengan Sonix?

"Hei?"

"Eh.. hehe.. em.. aku.. Ren" Sebenarnya sewaktu ia SMP sampai SMA ia tidak dipanggil Ren hanya dipanggil Auren. Ia berharap Sonix tak mengenali nama itu. Ia juga terlalu bodoh! Kenapa harus nama itu yang ia beri tahu?

Dunia memang sempit! Buktinya ia harus dipertemukan lagi dengan orang yang benar-benar tak ingin ia lihat.

                          ♡♡♡

Haiii... Menurut kalian karya ku gimana??? Kalo bagus minta votenya yaa. Sekali-sekali dong, ada yang mau ngasih saran atau kritik. Biar bisa semangat. Okelah.. terlalu memaksa. Terserah kalian deh.. See youu~~

Love BloomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang