Different

85 15 0
                                    

Didalam sebuah mobil Audy hitam hanya yang terdengar suara alunan musik mellow dari radio.

Orang yang berada didalamnya kini sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Kita mau kemana?" Tanya Ren memecah keheningan. Sekarang mereka telah bertiga, bukan berdua lagi.

Flashback

Dicky menggandeng tangan ramping milik Ren. Sesaat setelah mereka sampai diparkiran tiba-tiba saja tangan Ren yang bebas ditarik dari arah lain.

Dicky yang merasa perempuan yang ia gandeng tangannya itu seperti ada yang menarik langsung nengok. Dia menatap tajam orang yang ingin merebut Ren.

"Mau ngapain?" Tanya Dicky datar.

"Oh jadi gitu aja reaksinya ketemu sama adik sendiri?"

"Diem aja deh. Lagian kamu juga gak perduli denganku bukan?"

"Hah.. terserah deh, ya sudah kamu boleh ikut."

Flashback end.

                             ♡♡♡

"Hallo Jon?"

"Kamu, kenapa tidak mengangkat teleponku?!"

"Sorry.. Aku lagi sibuk. Kenapa?"

"Okelah.. aku maafkan, by the way kamu bisa ke candle cafe?"

"Ya? Jam berapa?"

"Sekaranglah.."

"Ehm.. oke, tunggu yah."

                              ♡♡♡

Mata Ren terus mencari kesana sini. Orang yang ia cari tetap saja tidak menampakan dirinya setelah dari toilet itu.

"Ehem!"  Dehaman seseorang membuat Ren reflek mundur kebelakang. Orang yang berdeham tadi tersenyum jahil kearah Ren.

"Ya ampun.. kukira siapa."

"Ooh, pasti mengira bahwa aku ini adalah pangeran cinta pertamamu ya?"

Deg!

Ren menahan nafasnya. Kata-kata barusan itu sama saja seperti menyindir dirinya. Atau jangan-jangan.... Sonix telah tahu semuanya?

"Kok diem? Oh ya, si bego mana?" Tanya Sonix sengaja membelokan ucapannya tadi. Kalau boleh, sebenarnya dia benar-benar tidak ingin menanyakan keberadaan Dicky. Tapi, ia tahu. Pasti Ren sedang memikirkan tentang dirinya itu. Sonix si cinta pertama Auren.

"Ee.. itu yang mau aku tanya tadi." Jawab Ren grogi.

"Ya udahlah.. kita out aja dari mall. Cari tempat lain aja."

"Kenapa?"

"Kan dia yang ngajak kita ke mall, eh tapi sekarang DIA-nya mana? Ngilang kan? Mendingan juga kita jalan-jalan yang pakai AC alami." Jelas Sonix panjang lebar, sambil sesekali menekankan kata 'dia' dengan nada jengkel.

"Baiklah?"

                             ♡♡♡

"Lihatkan? Udara disini itu lebih seger. Lebih alami.." Ucap Ren bangga. Karena keinginannya untuk pergi ke kebun strawberry dikabulkan oleh orang yang ia harapkan.

"Iya sih.. thanks udah kasih ide buat pergi ke sini." Jawab Sonix sambil tersenyum kearah Ren. Kemudian ia mengikuti kemana saja Ren berlari untuk memetik Strawberry. Sambil sesekali ia juga disuapi Ren makan strawberry satu untuk berdua.

Diam-diam Sonix merasakan sebuah perasaan aneh dalam dirinya. Ia menyukai Ren. Si mantan anak Cupu, yang sekarang baginya menjadi luar binasa. Aurenita Resfie.

                               ♡♡♡

Kini Sonix dan Ren sedang istirahat dibawah rumah kecil berbahan kayu-kayu dengan atap daun kelapa. Mereka berdua sengaja meminta untuk istirahat disitu kepada orang yang bertugas memetik buah strawberry.

Semilir angin melintas diantara keheningan mereka berdua. Dan juga membuat beberapa helai rambut Ren yang ia terlepas dari ikatannya bertebangan.

Sonix tertawa kecil melihat rambut Ren yang berantakan itu. Dengan gemas ia mengusap-ngusap kepala Ren dan meembuat rambut-rambut milik Ren makin berantakan.

"Hahaha... udah kayak orang gila aja rambut kamu. Haha.."

Ren merengut sebal. "Sonix ish, aku kan gak jahilin kamu! Kenapa kamu gitu?"

"Haha.. habisnya rambut berantakan itu lucu sih."

"Berarti rambut orang sakit jiwa juga lucu bagimu?"

"Bukannya kamu yang sakit jiwa?"

"Gak yah."

"Iya dong, jiwa kamu itu sakit. Karena sedang benar-benar ingin jadi milikku. Iya kan??"

Keceplosan! Sonix mengedipkan matanya berkali-kali. Sungguh, dia tidak bermaksud bilang itu.

"Hah? Aku pengin jadi milikmu? Gak bakalan." Lagipula itu mustahil untuk kudapatkan.. lanjut Ren dalam hati.

"Iya, mungkin.."

Semuanya kembali hening. Dan kesempatan hening itu Ren gunakan untuk merapikan rambutnya. Ia melepas ikat rambutnya, dan membiarkan rambutnya tergerai lebih dahulu.

Sonix yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Ren semakin tidak karuan. Jantungnya berdetak terus-menerus melihat Ren yang membiarkan rambutnya tergerai. Dia begitu cantik. Dan dulu dengan bodohnya dia menyakiti perempuan secantik itu?

Lalu, apa Ren masih ada rasa untuk dirinya? Apa Ren masih menyimpan sebuah perasaan yang menyakitkan itu kepada dirinya? Apa Ren masih mengingkan dirinya selalu disisi Ren?
Engga Sonix. Ini adalah saatnya dirimu membalas perasaan Auren.

                              ♡♡♡

Masih ada yang nunggu gak? Heheh.. Semoga yah.. Tetap Vomment!:)

Love BloomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang