Again (2)

148 21 0
                                    

Dia tak percaya, bahwa yang didepannya ini benar perempuannya. Tidak lebih tepatnya mantannya.

"Mau apa kamu?!" Bentaknya pada gadis manis nan imut itu. Gadis itu hanya tersenyum kecut.

" Dicky. Aku tahu, aku salah, bahkan aku itu sangat egois." (Sok)mendramatisir. Batin laki yang ternyata namanya itu Dicky.

"Lalu?"

"Kamu tahu kan..."

"No! Aku tidak tahu, dan tak mau tahu! Sudah kalau kamu cuma mau ngebahas supaya kita balikan. Big no! Kamu tahu? Itu sudah tidak berarti lagi bagiku! Dan sekarang, aku mau ngejalanin hari baruku. Untuk masa depanku. Understand?!" Yeah.. Semalam sudah cukup bagi Dicky untuk merasakan patah hati. Dan baru sebentar ia ingin bebas. Gadis itu dengan entengnya masuk kembali kehidupannya. Dulu gadis itu juga dengan gampangnya masuk kedalam kehidupannya, lalu pergi. Namun kini juga gampang sekali menghilangnya.

"Baiklah.. jika yang itu kamu inginkan, tapi ingat pembalasanku!"

"Heh.. Ini apartemenku, jangan seenaknya bentak-bentak! Hush! Hush! Hush!" Cibir Dicky.

"Enak saja main bentak-bentak. Emang apa yang bakal dia lakuin? Ngebuat aku biar ngejar-ngejar dia lagi. It's impossible. Itu saja dia yang mengejarku. Lalu? Hah.. ngapain aku peduli, lebih baik bergegas ke kampus."

                         ♡♡♡

Perbincangan yang amat sangat mengherankan bagi Ren. Ya ia kini sedang berbincang-bincang dengan Sonix, catat itu! Berbincang-bincang. Bahkan sangat akrab!.

"Em.. sebenarnya ada yang pengin aku tanya dari tadi.." tanya Ren. Saat sekiranya mereka sudah berhenti tertawa bersama.

"Ya? Tanyakan saja.. oh iya, jangan lama-lama. Aku bakal ada kuliah, dan ini harus pulang." Ren mengangguk mengerti. Ia sendiri juga akan ada jam kuliah.

"Apa kamu tak mengenaliku?" Sonix mengernyitkan dahinya. Ia merasa sangat akrab dengan Ren. Namun apa ia pernah mengenali Ren sebelumnya?.

"Sejujurnya tidak." Mendengar jawaban dari Sonix membuat Ren kecewa. Apa ia kini terlihat sangat-sangat berbeda. Bukan maksudnya, apa dulu ia terlihat payah dari pada yang kini?.

"Baiklah.. em, Btw.. kamu kuliah dimana?"

"Sebenarnya aku baru pindahan gitu. Kalau nama kampusnya aku lupa deh.. hehe.. masih junior kok. Kamu sendiri?"

"Ya.. aku juga masih junior." Sonix mengangguk-angguk. Ia berpikir seharusnya ia pindah saja agar satu kampus dengan Ren. Karena baginya Ren itu menyenangkan, dan sepertinya kini ia merasakan apa itu love at first sight.

"Oh iya.. aku pulang dulu yah.. harus siap-siap nih. Byee.." Ren yang mendengar ucapan itu sedikit geli. Dulu ia mengobrol dengan sonix selalu berakhir dirinya yang patah hati. Namun kini terasa.... Aneh.

Sonix sendiri yang mengatakannya langsung salting. Baru kali ini dia berkata seperti itu. Biasanya akan selalu berakhir dia meninggalkan para gadis-gadis patah hati.

                       ♡♡♡

Kampus Panca Darma begitu terlihat sangat ramai. Banyak mahasiswi yang sedang berlalu lalang.

Ren berjalan dengan santainya. Karena ini belum waktu kelasnya. Ia masih harus menunggu seperempat jam lagi.

Demi menghilangkan rasa bosannya. Ia pun melangkahkan kakinya menuju meja penuh makan. Biasa dibilang kantin#bahasanyaapabanget:v

Ren duduk dengan nyamanya. Meski hanya duduk sendiri. Tapi inilah kebiasaan dia. Sebelumnya ia sudah memesan makanan. Tinggal menunggu saja.

Sambil menunggu pesanannya. Ia memaikan hp.

Dia yang baru berangkat dengan tidak niat. Namun setelah tau masih ada seperempat jam lagi. Di langkahkan kakinya menuju kantin.

Dia edarkan pandangan ke seluruh kantin. Ramai!. Hanya tersisa satu kursi didepan seorang gadis. Kesana? Bolehlah. Lagi pula hanya dirinya kan yang akan duduk disitu?

Setelah yakin, akhirnya ia duduk juga didepan gadis itu. Dia belum mau melihat siapa yang duduk didepannya. Agak canggung. Lagi pula yang didepannya ini sibuk dengan hpnya.

Namun seketika dia melihat jari kelingking gadis itu. Jari yang diberi kutek.

"Ren?"

Merasa namanya dipanggil ia mendongak. Jantung tak bisa normal.

"Sonix? Kok?"

"Wah.. apa kita jodoh ya? Bisa bertemu lagi."

Ren menelan ludahnya dengan perasaan pahit. Jodoh? Satu kata itu membuatnya tambah deg-deg-an. Ia takut. Jika nanti Sonix, setelah mengetahuinya bakal pergi meninggalkannya.

"Hei.. kamu ada kelas apa?"

"Sejarah. Ka-"

"Good! Kita sama lagi! Haha.. sepertinya takdir membuat kita berjodoh."

Takdir? Apa ini benar-benar takdir? Bukan sebuah kebetulan saja?.

"Mungkin.."

                       ♡♡♡

Diarah ujung kantin terlihat laki-laki yang terus memperhatikan gerak-gerik 2 orang itu. Awalnya ia pun juga tak menyangka. Bakal satu kampus dengan gadis gebetan Jon itu.

Tapi yang jadi ketertarikan dia memperhatikan gerak-gerik itu adalah lawan bicaranya itu.

Begitu banyak pertanyaan dalam pikirannya. Kapan dia balik indonesia? Sejak kapan? Dan mengapa ia tak bertemu dengannya? Apa segitu hebatnya sampai tidak mau bertemu dengannya?.

                      ♡♡♡

Thanks.. buat yg baca ini, dan juga votenya. Semoga aja gak kehilangan pembaca setia karya ku deh.. heheh..
See you *^▁^*

Love BloomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang