Club

244 23 0
                                    

Malam yang panjang. Suara riuh musik di diskotik menggelegar dalam satu ruangan. Seorang gadis terlihat sedang memainkan musik itu. Jika dilihat-lihat sepertinya ia memang pandai dalam hal tersebut. Tak sedikitpun terlihat seperti pemula.

Ia terlihat cantik. Rambut hitamnya ia gerai bebas. Dengan Headphone ditelinganya. Matanyanya biru sangat jernih. Mungkin ia termasuk keturunan bule. Dengan menggunakan tank top putih dibalut sweater hitam. Dan celana jeans biru panjang. Dan sepatu sneakers berwarna hitam berkalaborasi putih. Terlihat seperti bukan seorang DJ sebenarnya. Namun itulah dia. Sopan.

"Kamu benar-benar hebat!" Puji seseorang yang berada disampingnya. Ia tahu, itu pasti Jon. Teman nya. Jon seorang bartender. Gadis itu melepaskan earphonenya.

"Memang menurutmu aku itu seperti apa?" Jon mendadak terdiam. Dia tahu, temannya ini sangat sensitif sekali.

"Em... bukan seperti apa-apa.. hanya malam ini kamu terlihat seperti ratu dari club ini. Kamu yang membuat semua orang jadi mengikuti musik itu." Gadis itu hanya mengagguk.

"Jadi, tinggal berapa jam lagi waktuku?" Jon terlihat berpikir.

"Kurang satu jam lagi." Gadis itu mengangguk lagi. Lalu ia melanjutkan kegiatannya. Sedangkan bartender itu menatap gadis didepannya ini penuh perhatian. Entah sudah sejak kapan ia mulai menyukai gadis ini.

"Jon.. ada pelanggan setia mu menunggu.." Gadis itu menatap Jon. Dan memberinya senyuman. Jon yang melihat senyuman itu langsung merasakan detak jantung yang begitu cepat. Ya! Ini cinta.

Jon segera menghampiri pelanggan setianya. Lebih tepatnya teman dekatnya.

"Mau minum apa?" Tanya Jon seperti biasa sebagai penyaji.

"Apa saja."

"Bagaimana dengan Whiskeys?" Ia hanya mengangguk. Jon segera mengambil pesanan tersebut dan mengatarkannya. Cowok itu tetap terus minum. Jon sendiri merasa agak bosan, karena hanya di abaikan saja. Jon menatap sekitaran Club. Ramai. Dan Gadis itu dengan senyuman ramah yang slalu bertengger tetap setia pada tempatnya. Tanpa sadar Jon tersenyum lagi.

"Kamu kalau suka jangan sampai gila dong.." Jon yang tersadar langsung menatap temannya.

"Memang kenapa?"

"Tak apa, aku hanya takut kamu bakal masuk ke on the spot. Pria bartender paling gila, karena menyukai dj perempuan di satu clubnya.." ujar laki itu panjang lebar. Jon langsung menjitak kepala laki itu dengan nampan.

"Enak saja.." laki itu terkekeh sambil cegukan. Jon cuma bisa geleng-geleng kepala.

"Jon aku udahan yaa.. tolong bayarin, lagi boke'!" Jon menatap temannya dengan tatapan tak suka, tapi itu hanya sia-sia. Karena memang kenyataannya temannya itu sedang mabuk. Jon hanya bisa pasrah. Dan menatap kepergian temannya itu tanpa ada curhatan. Sangat janggal!.

Setelahnya Jon yang niatnya akan menghampiri Dj gadis itu gagal. Karena banyaknya pelanggan yang berdatangan.

Gadis itu mulai sedikit lelah, namun demi penghasilannya ia akan tetap berusaha.

"Ren.." Gadis yang dipanggil Ren itu mendengar namanya dipanggil langsung menatap orang tersebut. Itu Jon. Jon menunjuk-nunjuk jam yang dipakai ditangannya. Tanda bahwa sudah selesai waktu ia hari ini. Ren mengangguk. Ia langsung mengambil tas slempangannya. Dan bergegas pergi. Ini sudah sangat malam, bahkan sudah memasuki dini hari. Untuk gadis tentu sudah sangat membahayakan.

Jon hanya tersenyum menatap kepergian Ren. Ia tak sedih, karena esok pasti gadis itu akan datang kembali.

Saat Ren akan mengambil mobilnya yang memang ia parkir di gang kecil. Terdengar suara rintihan. Ren membuka mobilnya. Dan ia juga menyalakan lampu depan mobil itu untuk melihat apakah ada orang didepannya. Ternyata benar.

Ren membelalakan mata. Dan ia segera keluar mobil.

"Hey.. kamu tak apa?" Ren bodoh! Jelas-jelas ia terlihat ada apa-apa. Hidungnya yang mengeluarkan darah. Ujung bibirnya yang berdarah. Ren sendiri terlihat jijik. Yang jadi masalahnya ia phobia darah. Melihat itu saja membuat Ren untuk meninggalkan laki itu. Tapi jika ia tinggal, dikiranya ia lah yang melakukan.

Yah akhirnya ia mencoba saja mengangkat laki itu kedalam mobil. Ia tahu laki-laki yang ia tolong ini masih dalam keadaan sadar.

"Hoooh.. shhh.." Ren meringis mendengar rintihan itu. Setelah ia akhirnya kuat dan laki itu juga telah di mobil jok belakang. Ren mulai melajukan mobilnya.

                      ♡♡♡

Love BloomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang