Karina tak bisa menyembunyikan senyuman lebarnya. Saat ini ia benar-benar bahagia.
Tidak bertemu dengan Winter selama seminggu membuat perasaan rindu itu menumpuk di dadanya. Kali ini semuanya hampir terasa seperti mimpi. Saat Winter tengah duduk bersamanya—menemaninya berkendara dibawah langit sore yang sebentar lagi akan berganti latar.
Karina merasakan berbagai banyak hal, namun dari semuanya itu ia merasa bahwa rindu yang ia rasakan selama seminggu berjalan ini sudah terbayar lunas.
Namun..
Senyumnya seperti hilang ditelan bumi ketika setetes air hujan jatuh membasahi pipinya.
Sejenak menengok keatas, ia mengerutkan dahinya ketika lebih banyak lagi yang jatuh.
Karina menarik napas.
"Yah hujan dek. Kita berhenti dulu ya." Ucapnya sambil buru-buru mencari tempat untuk berteduh.Beruntunglah di depan sana ada halte bus.
Tak lama motor Karina pun berhenti di depan tempat yang ia targetkan itu. Dengan mahir ia memakirkan motornya.
Karina dan Winter pun cepat-cepat turun dan berlindung dibawah halte yang memang sudah keliatan tak terurus itu.
Ada beberapa bagian atap yang bocor namun halte bus itu cukup untuk melindungi mereka dari serangan air hujan yang begitu deras.
Karina lagi-lagi mengerutkan dahinya. Tiba-tiba merasa suntuk karena rencana yang telah ia susun seketika hancur berantakan.
"Datang gak bilang-bilang." Pelan Karina.
"Hm?"
Karina menghela napas.
"Hujan." Ucapnya sambil mengacak-acak poninya yang basah."Memangnya harus bilang-bilang dulu?"
"Ya setidaknya permisi kan. Bentar ya adek-adek, hujan mau turun dulu. Gitu"
Winter tersenyum kecil, keningnya sedikit terangkat.
"Kamu beneran kesal?""Iya."
"Sama hujan?" Winter merasa terhibur dengan tingkah Karina yang tak biasa itu.
"Sama diri sendiri."
"Kenapa?"
"Karena gak bawa jas hujan. Padahal tadi aku mengaku penuh persiapan."
Winter pun menepuk pundak Karina.
"Sabar aja. Bentar lagi pasti berhenti."Karina pun mengangguk kemudian merangkul pundak Winter.
Winter menatap lengan Karina seperti memberikan tatapan; Ada apa?
"Jangan jauh-jauh. Itu atapnya banyak yang bocor." Pelan Karina sambil menunjuk atap halte.
Winter tersenyum membiarkan Karina merangkulnya seperti itu.
Untuk sementara waktu, tak ada yang bertukar kata. Karina masih merangkul Winter sembari memerhartikan hujan yang tampak semakin deras.
Kemudian..
"Aku menunggu." Mulai Winter.
"Ya?"
"Menunggu kamu."
"Ohya?"
Winter mengangguk.
"Sedikit gusar juga sih.""Gusar kenapa?"
"Aku pikir, kamu lupa."
Karina menaikan keningnya,
"Aku ingat kamu terus."
![](https://img.wattpad.com/cover/251826640-288-k339968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover [Completed]
Fanfiction"Pertanyaannya kayak basa-basi orang lagi PDKT ya." Pelan Winter sedikit menggoda Karina. "Aku memang sedang PDKT." "Huh?" "Pada dirimu ku terpesona."