"Setelah itu kita pulang."
Giselle mengangguk sembari meraih martabak yang tersisa pada kotak kecil berwarna putih itu.
"Jadi biar aku simpulkan. Kamu gak jadi ngajak dia jalan karena hujan yang tiba-tiba turun?"
Atas pertanyaan itu, Karina mengangguk.
"Tapi kamu tetap senang karena bisa menghabiskan waktu dengan dia?"
Pertanyaan itu kali ini disambut dengan anggukan yang berkali-kali lebih antusias.
Giselle tersenyum kemudian menyeka bibirnya dengan sapu tangan.
"Aku turut senang." Pelannya sembari meremas tangan Karina.
"Terima kasih."
Giselle menaikan keningnya.
"Untuk apa?""Untuk selalu mendengarkan dan selalu memberikan dorongan. Aku perlu itu."
Giselle mendecih namun tersenyum lebar setelahnya.
"Aku bisa apa tanpa kamu?" Lanjut Karina.
Giselle bergidik atas perkataan Karina itu. Reaksi yang membuat kedua sahabat itu pecah dalam tawa.
"Simpan itu untuk pacar kamu. Rin."
***
Giselle sedang mengamati sebuah fotografi di layar komputernya ketika Karina datang dan menaruh ponselnya di meja kerja Giselle.
Tanpa aba-aba, Giselle meraih benda persegi panjang kecil itu dan membaca apa yang terpampang disana.
Hari ini aku pulang sama temanku. Kamu gak usah jemput ya. Ketemu kamu nanti ❤
Giselle mengangkat keningnya.
"Setidaknya dia ngasih emoji hati."
Karina menarik napas.
"Aku masih rindu.""Maka katakan itu langsung. Disini kamu malah balas ok aja."
"Aku gak mau keliatan aneh."
"Dan apa yang aneh dari menyatakan perasaan kamu?"
Giselle menatap Karina yang sedang fokus menatap kearah lain.
"Kamu pacaran sama siapa sih Rin?"
"Huh?"
Giselle mengangguk seraya melepaskan kacamatanya.
"Kamu lebih terbuka sama orang lain—tentang perasaan kamu ke dia. Padahal yang bersangkutan selalu pengen kamu lebih jujur lagi.""Aku gak pernah berbohong ke dia."
"Aku tahu dan Winter pasti lebih tahu. Yang aku maksud adalah kapan kamu jujur terhadap perasaan sendiri?"
Karina menggeleng.
"Aku selalu mengatakan apa yang aku rasakan.""Bukan selalu tapi terkadang atau lebih tepatnya sesekali."
Karina sejenak terdiam mencoba meresapi perkataan dari kawannya itu.
"Apakah aku kurang responsif?" Tanya Karina.
Giselle mengangguk setuju.
"Dan kurang ekspresif." Tambahnya."Lantas harus kah aku mengatakan semuanya? Kalau misalnya aku marah, atau kesal, atau kecewa?"
Giselle terkekeh, ia mengangkat pundaknya.
"Entahlah Rin. Aku bukan ahli tapi biar bagaimana pun ada beberapa hal yang harus kamu jaga sendiri kan? Kamu yang paling tahu perkara apa yang harus disampaikan dan apa yang gak harus disampaikan."
![](https://img.wattpad.com/cover/251826640-288-k339968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover [Completed]
Fanfic"Pertanyaannya kayak basa-basi orang lagi PDKT ya." Pelan Winter sedikit menggoda Karina. "Aku memang sedang PDKT." "Huh?" "Pada dirimu ku terpesona."