Chapter 8

259 47 16
                                        

.

.

.

"Bilang aja aku lagi tidur dan ga bisa diganggu, Bu."

"Ga bisa gitu, anak bongsor. Orang dia udah nunggu dikursi sambil baca belakang koran punya Ayahmu tuh di ruang tamu."

Gara-gara anak muda bernama Kim Taehyung itu, sekarang Jeongyeon jadi ketularan sakit juga. Demamnya sih udah mulai turun, tapi tingkat emosinya malah meninggi. Mengingat kejadian kemarin sore dirumahnya, waktu Taehyung dengan beraninya curi ciuman pertama Jeongyeon.
Perlu kalian tau, Jeongyeon sudah menjaga kesuciannya sejak masih orok hingga sekarang buat ga melakukan tindakan semacam itu. Jeongyeon maunya ciuman itu ia beri buat seseorang yang bakal jadi masa depannya nanti.

Dan jelas, Taehyung sudah kacaukan prinsipnya.

"Ga ada kerjaan banget baca koran bagian belakang. Ngapain sih dia? Cari iklan sedot WC?!" Gerutu Jeongyeon dengan dengusan jengah dan bibir tersungging miring diakhir kata.
Memang teman aliennya itu suka ga jelas jalan pikirannya. Kalo mau baca juga, kenapa ga nunggu Ayah Jeongyeon selesai dengan koran hariannya?
Kebayang ga, Ayahnya yang lagi nyantai baca-baca sambil seruput kopi cap iklannya Bang Iwan Fals itu, digangguin Taehyung yang berjongkok tepat didepan kaki Ayah Jeongyeon dan ikutan baca seraya dengan ga tau malunya main seruput kopi sang tuan rumah.
Dimana lagi ada manusia se-absurd Taehyung?

Ibu Jeongyeon geleng-geleng kepala.
"Ga tau dan ga mau tau. Udah pokoknya kalo kamu ga samperin si Taehyung. Biar Ibu yang suruh dia masuk kesini."

Giliran Jeongyeon yang geleng-geleng seraya tarik sebelah tangan sang Ibu.
"Eh eh jangan, Bu. Jangan biarin dia masuk kamar. Pokonya Jeongi lagi ga bisa ketemu sama dia."

"Alasannya?" Ibu Jeongyeon masih belum nyerah dan penasaran.

"Nanti Jeongi cerita deh kalo udah siap. Sekarang plis, biarin Jeongi ga ketemu Taetae dulu ya, Bu. Ya ya ya?!" Mohon Jeongyeon dengan kedua telapak tangan beralih menangkup didepan dada.

Ibunya cuma pasrah turutin mau sang anak. Beliau beranjak dari sisi ranjang milik Jeongyeon dan menuju pintu kamar.
Baru saja knop pintu itu ia tarik, seonggok makhluk yang katanya paling tampan seantero sekolahnya sudah berdiri mematung tepat didepan wanita paruh baya itu. Sobat seperdotan Jeongyeon yang bernama Kim Taehyung itu cuma nunjukin cengiran khasnya waktu liat muka Ibu Jeongyeon yang justru ngasih kode lewat mata sama mulutnya yang komat-kamit seakan bicara 'pulang dulu aja sana' disertai gerakan tangan hendak mengusir.

"Gamau, Bu. Enak aja. Orang aku udah nyampe sini juga. Tau gak?! Butuh sekitar lima puluh langkah buat sampe ke kamar Jeongi. Dan itu ga mudah, Bu. Aku kehilangan beberapa kalori dalam tubuh, keringat yang bercucuran dipagi hari, dan tenaga yang sudah kutabung buat dipakai gotong royong bersihin halaman rumah atas suruhan Ayah nanti. Jadi aku gamau ini sia-sia." Ucap Taehyung dengan penjelasan anehnya yang begitu panjang kali lebar kali tinggi kali mantan.

"Aduh terserah deh. Ga ngerti lagi sama jalan pikiran kamu, Tae. Udah sana temuin Jeongyeon. Ibu mau buatin minum buat kamu." Ibu Jeongyeon sempatkan lirik anaknya yang kayanya ga sadar kalo beliau masih ada disana, dan ga tau pula jika sobatnya itu sedang menunggu jalan masuk ke kamar karena sedari tadi Ibu Jeongyeon masih bergeming didepan pintu.

Setelah kepergian Nyonya Yoo, Taehyung langsung saja memasuki kamar dan mengendap-endap layaknya pencuri menuju ranjang dimana Jeongyeon tengah mencoba memejamkan matanya berniat tidur. Ia menghadap ke arah lain, jadi ga sadar kalo sobatnya itu udah sampai disamping kasur sang empunya kamar.
Begitu ikut berbaring disisi yang masih menyisakan lahan yang cukup karena Jeongyeon tidur agak menengah, barulah Jeongyeon sadar merasa ada pergerakan pada sisi ranjangnya. Lalu ia balikan badan dan sontak kaget sebab yang kini sedang bertatap muka dengan dirinya adalah orang yang justru lagi ga mau dia temui.

Gara Gara BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang