Epilog

288 38 34
                                    

.

.

.

Satu tahun kemudian.



"KITA SEMUA LULUS, KAWAANN."

"YUHUUUU."

"YIPPPIIII."

"YEEAAYYY."

"BERHASIL, BERHASIL, BERHASIL, HORE, LOLISIMOS."

Teriakan hampir seluruh murid tingkat tiga disalah satu sekolah menengah akhir itu begitu menggema mengelilingi lapangan luas didepannya. Mereka bersorak gembira karena berhasil lulus dalam ujian nasional dan akan segera memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kebahagiaan itu juga dirasakan oleh keempat gadis yang kini sedang berada dikantin sekolah, merayakan keberhasilan mereka. Siapa lagi kalau bukan Jeongyeon cs. Geng yang diketuai oleh si mata besar Jihyo itu sedang asyik membicarakan hal-hal selama berlangsungnya ujian yang memusingkan, ditambah quality time mereka yang tidak seintens biasanya dikarenakan sibuk untuk fokus belajar.
Bohong besar memang, kenyataannya mereka tetap meluangkan waktu untuk berkomunikasi lewat dunia maya. Berdiskusi tentang mata pelajaran dalam ujian untuk hari berikutnya, mengeluhkan betapa pusingnya pelajaran bahasa, hingga ingin pecah rasanya si kepala saat harus menghitung bilangan matematika, dan keluhan beberapa mata pelajaran lainnya.

Tapi semua itu terbayar dengan tanda lulus yang tertera pada secarik kertas beramlop putih dengan cap sekolah mereka dibagian depannya. Tentu saja mereka bahagia dan antusias, terlebih Jihyo yang mendapatkan nilai tertinggi diantara keempatnya dan sepuluh besar terbaik dari seluruh murid tingkat akhir.
Maka jajanan siang ini disponsori oleh gadis bersuara bak toa tukang tahu yang digoreng dadakan lima ratusan itu, saking kerasnya.

"Berarti jadi dong, hari ini kita ngadain party lanjutan di rumah Jihyo?!" Momo bertanya disela mulutnya yang sibuk mengunyah kacang dengan cap dua hewan berbulu dan gigi lucu depannya. Nayeon pilih abai karena sibuk melihat komenan teman-teman sosial media di instagram saat memposting hasil boomerangnya bersama ketiga sahabatnya itu. Jihyo yang menjadi objek pembicaraan sedang asyik memesan minuman untuk mereka, diselingi dengan beberapa murid tingkat dua dan teman seangkatan yang menyapa sambil mengucapkan selamat atas keberhasilannya menempati posisi terbaik sepuluh besar. Jeongyeon tak jauh beda dengan Nayeon, menyibukan diri bersama ponsel berlogo salah satu merk ternama miliknya seraya sesekali melirik beberapa temannya yang masih berlalulalang dilapangan, seolah hendak mencari seseorang.

"Jadilah. Tapi jangan sore ini yah, malam aja. Gue disuruh nyokap buat antar barang ke rumah langganannya dulu, pulangnya mampir sebentar ke gedung agensi yang waktu itu gue ceritain."

Momo mengangguk mahfum setelahnya. Ikut tersenyum bahagia dan mendukung keputusan salah satu sahabatnya yang memutuskan untuk mengikuti audisi menjadi trainee disebuah agensi cukup tersohor di negeri gingseng tersebut. Nayeon dinyatakan lulus sebagai trainee dan akan dilatih untuk menjadi seorang penyanyi. Tak dipungkiri bahwa suaranya memang terdengar bagus dan unik saat mereka menghabiskan waktu bersama dengan berkaraoke. Gadis bergigi kelinci itu memilih menunda kuliahnya sementara demi fokus pada traineenya, namun dia sudah berencana untuk mengikuti cyber univercity beberapa bulan setelah menjalani masa trainee di agensi ternama itu.

Brak.
Jihyo menaruh tatakan yang berisi berbagai minuman diatasnya dengan cukup keras, hingga suaranya terdengar nyaring mengejutkan teman segengnya dan beberapa orang dimeja lainnya. Tak terkecuali Jeongyeon yang duduk tepat didepan minuman segar berwarna-warni itu tersedia, lengkap dengan Jihyo yang memandangnya jengah.

Gara Gara BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang