Chapter 9

213 39 23
                                        

.

.

.

Semua murid kelas 10 dan 11 tampak bernafas lega. Pasalnya, setelah hampir satu minggu berkutat didepan lembaran ulangan berbeda mata pelajaran tiap harinya, akhirnya mereka bisa terbebas dari soal-soal yang menurut sebagian murid merupakan siksaan dunia bagi mereka yang malas untuk begadang dari malam sampai subuh. Belum lagi harus ikut 'renungan' sebelum hari ulangan tiba, disertai doa bersama agar semua murid diharapkan naik kelas ketingkat selanjutnya.
Eh tapi di Korea ada 'renungan' kaya kita gitu ga sih?

Kebebasan itu turut dirasakan pula oleh Jeongyeon dan ketiga temannya, Nayeon, Jihyo dan Momo. Kemarin setelah hari terakhir pelaksanaan ulangan umum, geng yang diketuai oleh si mata besar Jihyo itu langsung kumpul di rumah Nayeon. Obrolin rencana buat liburan minggu depan sembari bantu si empunya rumah untuk antar barang COD-an ke para pelanggan sang Ibu, dikarenakan Ibunya Nayeon itu lagi gak enak badan.

Beberapa rencana udah tercatat dalam buku saku yang sengaja Jihyo beli di tempat fotocopy milik Om Teukki alias Pak Leeteuk yang sebulan lalu telah resmi jadi suami dari Bu Taeyeon, guru BK disekolahnya.
Eits, tapi jangan salah yah!
Sebenarnya, Om Teukki itu -begitu para murid biasa memanggilnya- adalah seorang juragan sate. Beliau sukses dengan usaha kulinernya, hingga kini mempunyai lima cabang tempat makan lesehan yang menyajikan berbagai jenis sate. Dari mulai sate padang, sate maranggi, sate lilit, hingga sate Suzanna yang tiap paketnya spesial 200 tusuk. Maksudnya untuk satu keluarga gitu loohh.

Back to topic.

Rencana dari tiap individu digeng Jeongyeon nyatanya ga ada yang sama.
Nayeon maunya mereka liburan ke Lotte World, khususnya menaiki wahana yang memacu adrenalin. Soalnya dia ingin hilangkan penat pasca seminggu mata sama otaknya disodorin mulu tentang pelajaran. Momo yang dasarnya penakut, menolak mentah-mentah pilihan Nayeon. Dia maunya ke acara yang udah pasti diadakan seluruh murid tingkat 10 dan 11 dari sekolah manapun tiap menjelang kenaikan kelas. Acara dengan berbagai macam pertunjukan yang dipersembahkan dari beberapa anak remaja, entah itu solo atau grup yang menampilkan keahlian mereka. Momo berencana untuk tampilkan dance kontemporer dan berduet dengan Park Jimin, salah satu penari terbaik di sekolah tetangga yang dulu sempat Jeongyeon taksir juga. Namun entah kenapa malah berakhir dengan keduanya yang jadi ga pernah akur layaknya Tom and Jerry tiap bertemu.

Jihyo lain lagi. Ia berencana ajak ketiga temannya untuk liburan ke luar negeri terdekat aja, dan Bali jadi pilihannya. Alasan si gadis yang merangkap sebagai lider itu sih katanya ingin berjemur dibawah terik matahari pantai Kuta yang banyak orang bilang pemandangannya bagus. Omong-omong, disini ceritanya ga ada yang namanya corona ya, Reader-nim.
Jadi mereka bisa pergi kemanapun tanpa hambatan.
Emang corona itu apa sih? Sejenis umbi-umbian?
Oke, lanjut.

"Jadinya kita mau kemana nih? Ayolah! Masa liburan sendiri-sendiri. Sama aja bohong dong." Nayeon mengawali percakapan kembali setelah tadi berdebat saling memberikan usulannya masing-masing.

"Iyalah. Mana seru main sendiri. Entar pas disuruh guru buat tulis cerita waktu liburan sekolah, masa gue nulisnya kemana-mana sendiri." Dan keluhan Momo itu malah cipta jitakan dikening berponinya dari Nayeon.

"Lu pikir kita masih anak sekolah dasar apa?! Yang kalo abis liburan musti banget curhat masa liburan. Akibat kebanyakan nari, otak lu jadi ikutan goyang ya, Mo?!" Nayeon bersungut-sungut dan si empu korban jitakan itu cuma nyengir nampilin gigi putihnya.

Ketiganya kemudian tertawa bersama, kecuali Jeongyeon yang daritadi masih bungkam ga ikut berargumen. Dia sibuk dengan dunianya sendiri. Pikirannya terus berputar tentang kejadian seminggu lalu saat Taehyung mengucapkan kalimat yang buat Jeongyeon kepikiran sampai sekarang.

Gara Gara BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang