sembilan 9#

10 1 0
                                    

-✿-

Tanah membutuhkan hujan untuk menyadarkannya, hujan membutuhkan air untuk menyempurnakannya, dan air membutuhkan tempat untuk jatuhnya.

"Gimana bunda, sehat?"

Seseorang yang bertanya diseberang sana melalui telepon.

"Alhamdulillah, bunda baik. kapan pulang, bunda udah nanyain mulu"

"masih banyak yang belum selesai di sini," Ujar nya.

"Masih tentang dia, udah lah. Mungkin dia udah bahagia ditempat yang lain, emang gak kasian sama bunda"

"Bukan gitu, bilang ke bunda secepatnya aku pulang," Janjinya.

"Hemm, oke. Hati-hati di sana, jangan lupa telpon bunda"

"Iya," Balasnya lalu menutup sambungan telepon setelah mengucap salam.

Naka menaruh handphone nya ke saku celana hitam yang dikenakannya. Hari ini hari weekend, dan Naka berencana untuk pergi.
Ia keluar dari kamarnya.

"Mau kemana Ba?"

"Mau keluar, panggil Naka bun," Ujar Naka.

"Tapi bunda maunya panggil kamu Aba, biar beda sama yang lain," Ujar Bunda.

"Em, terserah bunda deh. Naka berangkat ya bun, pulang mau dibawain apa?" Meraih tangan bundanya untuk dicium.

"Bakso, soalnya di depan ada warung bakso baru bunda mau nyoba," Pinta Bunda.

Naka mengangguk "Oke. Naka pamit ya. Assalamu'alaikum," Salam Naka berlalu keluar rumah.

Didepan sudah ada vespa hitam yang memang sengaja ia siapkan, hari ini Naka akan memakai si hitam manis itu untuk menyusuri Ibukota.

Ia menyalakan vespanya, mulai berkendara. Sebelum ketempat tujuannya, ada seseorang yang akan ia ajak.

Vespa nya berhenti tepat disebut bangunan singgah, di penuhi tumbuhan hijau. Naka mematikan si manis lalu turun mendekati pagar rumah tersebut. "Permisi...Permisi.. Assalamu'alaikum," Teriak Naka.

"Assalamu'alaikum...permisi.." Teriak Naka sekali lagi.

"Iya, Wa'alaikumussalam," Sahut seseorang dari dalam.

Wanita parubaya keluar dari rumah tersebut menyambut Naka."Nyari Kala ya," Ujar nya, yang bukan lain bude Rima.

Naka tersenyum mengangguk.

"Silahkan masuk dulu, biar bude panggilin," Ujar Bude Rima membuka pintu pagar.

Naka melangkah masuk, dan duduk di kursi yang sudah tersedia di teras rumah.

Di dalam "La..! Kala..ada teman mu tuh," Panggil bude Rima.

"Tumben Karina gak ngabarin kalo mau kesini," Kala beranjak dari ranjang dan segera keluar kamarnya.

"Di depan," Ujar Bude.

Kala langsung berlalu ke teras. "Kenapa gak langsung ke kamar k--u," Ucap Kala.

A TO REMEMBER || Ten WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang