enam 6#

9 0 0
                                    

-✿-

Dari bola mata jingga nya, Kala melihat seseorang terduduk di kendaran kayuh roda dua, memainkan bel dari sepeda tersebut. Naka. Untuk apa dia kemari.

Kala juga melihat mata Naka yang tidak begitu senang, Kala tau karena orang di sebelah nya.

"Ada apa kesini? Bisa tahu rumah ku dari mana?" Tanya Kala

"Ingin memastikan kamu baik-baik saja. Dari salah satu manusia bumi Sriwijaya, kamu gak perlu tahu siapa" Jawab Naka

Kekesalan Kala sudah mulai hadir dihatinya, namun ia berusaha menahan.

"Sudah liat kan, aku baik-baik aja"

Naka mengangguk, pandangannya berpindah pada sosok di samping Kala. Dan Kala mengerti arti pandangan itu.

"Ini Mas Agra, dia atasan aku di cafe"

Agra mengulurkan tangannya pada Saka, yang sedari tadi memandangnya intens.

"Saka"

"Terimakasih, mas Agra sudah buang waktu buat nganterin saya. Lain kali biar saya pulang sendiri aja" Ucap Kala

Naka masih menatap interaksi dua manusia didepannya.

"Nggak kok, kerjaan saya juga kebetulan sudah selesai tadi. Tidak baik perempuan jalan sendirian malam-malam" Jawab Agra

Ada smirik terlukis di wajah Naka ketika mendengar perkataan manusia kemeja hitam itu.

"Ya sudah saya pulang dulu ya" Pamit Agra juga pada Naka

Kala mengangguk "Hati-hati"

Setelah melihat Agra sudah menghilang diujung jalan. Pandangan Kala teralih pada manusia dengan senyum sabit nya, yang sekarang ia perlihatkan ketika Kala menatap nya.

"Kamu kerja?" Tanya Naka

Kala mengangguk "sudah satu minggu"

"Kok, saya gak di kasih tau" Protes Naka

"Untuk apa"

"Mending sekarang kamu pulang sudah malam, besok harus ke sekolah, aku juga mau istirahat capek" Ujar Kala berlalu untuk masuk.

Namun baru satu kakinya melangkah, Naka meraih tangannya. "Saya tidak peduli kamu di antara pulang oleh siapa. Tapi kamu harus tahu saya akan tetap menyukai kamu, saya akan tetap menjatuhkan hati ini ke kamu, sampai semesta mengatakan berhenti. Jikalau pun semesta berkata berhenti, saya tetap akan menjatuhkan hati saya. Gadis bermata jingga"

Kala masih terpaku memandang Naka. Kenapa Na, kenapa aku, kenapa harus aku yang kamu pilih untuk kamu jatuhkan hati kamu.

Ada perasaan gugup di palung hati terdalam Kala, lidahnya terasa kelut untuk mengeluarkan sepatah kata. Karena apa yang ingin ia katakan mungkin akan menjadi hari luka yang kedua untuk Naka.

"Ada seseorang yang aku tunggu"

Seperti langit cerah yang dirundung awan hujan disertai gemuruh petir, ada sesak dalam batin Naka. Naka melepas genggaman nya pada tangan Kala.

Kala tahu betul sekarang ini hati manusia didepannya pasti sedang dirundung hujan. Sempat hati ingin menarik kata-kata nya kembali, namun untuk apa. Menurutnya tidak ada kata yang dapat ditarik kembali, dijelaskan sedemikian rupa jika masih meninggalkan luka, untuk apa.

Seperti sepasang kekasih yang bertengkar. Mereka saling diam membisu beberapa detik, yang kemudian Kala memutuskan untuk meninggalkan Naka yang masih menata hatinya.

"Izinkan saya..

Kala menghentikan langkah kakinya.

"Izinkan saya untuk menemani kamu menunggunya. Izinkan saya untuk mengenal dia. Yang berhasil membuat kamu menjatuhkan hati padanya"

Tidak ada sepenggal kata yang keluar dari mulut Kala, hanya mendengar kata-kata itu tersebut dari makhluk yang sangat ingin mengisi hatinya.

Naka menatap Kala yang telah menghilang bersama suar pintu tertutup.

"Loh, La kenapa temennya tidak diajak masuk?" Tanya Rima.

Kala hanya membisu, berdiri dibalik pintu menata hati dan pikirannya.

"Udah nunggu lama loh, sudah bude suruh nunggu di kursi depan tapi anaknya bilang kasian sepeda nya nanti ngambek kalo di tinggal"

Ada garis senyum terlukis di sana, walaupun hampir tidak tertangkap oleh netra. Bisa-bisanya ada makhluk seperti dia.

Naka pergi dengan luka untuk kedua kali, membawa kemelut di setiap kayuh. Begitu kosong malam Naka kali ini, kemerlip lampu dan bising kota seakan hilang dalam dengar dan pikiran Naka.

-✿-

Luka itu candu. Seperti hujan yang selalu menghampiri tanah meski harus jatuh berkali-kali. Seperti senja yang indah namun tak lama. Untuk hati yang sedang terluka, saya harap cepat menata untuk kembali terbuka.

02, Desember 2020

-Kala Mercusuar

A TO REMEMBER || Ten WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang