sebelas 11#

11 0 0
                                    

-✿-

"Bunda tahu Mas Saka disini?"

Seseorang yang dipanggil Saka itu menggeleng. "Enggak, denger kamu kecelakaan aku langsung ngambil penerbangan pagi, gak sempat ngabarin Bunda," Ujar Saka sudah duduk di kursi samping ranjang Naka.

"Gimana keadaan kamu?"

"Hmm, ya gini kan mas udah liat," Jawab Naka.

Di Kamarnya, Kala berbaring melamun menatap langit-langit atap. Rasa rindu yang masih menetap dihatinya kembali menyeruak.

Rindu pada sosok yang telah lama ini hilang tawanya, berbaring tanpa ada suara. Rindu pada sosok lama yang mungkin jika bertemu akan kembali pada awal bertemu.

Kala yang sendiri di kamarnya merasa bosan, padahal ia bilang akan istirahat pada Naka namun justeru saat semua sudah pergi Kala tidak bisa memejamkan matanya.

Kala memutuskan untuk keluar, untuk mencari udara. Berjalan beberapa langkah dari kamarnya Kala melihat seseorang yang keluar dari kamar Naka, ia tau itu bukan Samudera.

Karena penasaran ia justeru melimpir ke kamar Naka, padahal niat awal ia akan ke taman rumah sakit.

Kala membuka pintu Kamar Naka dan perlahan berjalan memasukinya. Memang karena kondisinya cepat membaik Kala sudah tidak perlu memakai infus.

Kala tidak melihat Naka di ranjangnya tapi..

"Na...," Kala yang melihat Naka sudah tersungkur di lantai dekat ranjang buru-buru menghampiri.

Kala mencoba membawa Naka kembali berbaring di ranjang, Naka terus memegangi kepalanya dan terus meringis kesakitan.

Karena melihat itu Kala merasa perlu memanggil dokter dengan menekan tombol darurat, namun Naka langsung menahan tangannya.

"Gak usah La, saya gak apa-apa," Ujar Naka

"Gapapa gimana, kamu sampe jatoh dan kesakitan gitu," Balas Kala akan menekan kembali tombolnya.

Namun belum sempat menekan Naka justeru menarik tangan Kala yang alhasil membuat ia terjatuh di atas dekapan Naka "kan udah saya bilang gapapa, keras kepala banget ya kamu," Ujar Naka.

Kala yang masih di pelukan Naka hanya menatapnya, namun langsung buru-buru beranjak.

"Justeru kamu, yang keras kepala udah sakit masih aja sok kuat. Kalo kenapa-kenapa gimana"

Kala yang kesal ingin melangkah pergi, namun tangannya kembali di tahan oleh Naka. "Temenin saya," Ujar Naka menggenggam tangan Kala.

"Kamu mau saya kenapa-kenapa"

"Ada dokter, kamu bisa panggil dokter"

"Dokter gak bakal ngerti sakitnya saya," Kata Naka

Kala mengerutkan dahinya merasa bingung dengan perkataan Naka.

Naka tersenyum menatap Kala, seakan mengerti apa arti senyum nya Naka, Kala mengurungkan niatnya untuk pergi dan ia duduk di kursi samping ranjang Naka berbaring.

Kala sendiri bingung dengan sikapnya yang hanya dengan simpul senyum yang ia buat sudah membuat egonya seakan mengalah.

"Berasa mau nyeberang," Celetuk Kala yang tangannya masih di genggam Naka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A TO REMEMBER || Ten WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang