-2-

280 40 8
                                    


Tangan yang terasa panas dingin, jantung mulai berdebar sedikit kencang, suasana di hati seketika menjadi tidak nyaman, Cowok yang berjalan di depan kedua gadis itu melangkahkan kakinya lebih cepat sampai ke depan aula.

Pintu cokelat terbuka satu menampilkan seorang laki-laki dengan muka datarnya, semua siswi berbisik karena kedatangan ketua Osis yang mereka tunggu-tunggu dari tadi, tak lama dua orang gadis mengekori dari belakang dengan kepala yang tertunduk dan jari yang saling bertautan satu sama lain.

"Dari mana aja lo Ren? Kita udah nunggu dari tadi." ucap Arza to the point.

Sang empu melirik tajam "Ga usah banyak tanya." setelahnya meninggalkan Arza dengan muka menahan emosinya, terlihat Arza sedang mengelus dadanya sekarang.

"Pagi semua."

"Pagi kak..."

Cowok berdehem menetralkan perasaan yang kini Tenga ia rasakan "Sebelumnya saya minta maaf karena telat datang kesini."

Semua siswa mengangguk "Saya akan memperkenalkan diri saya dan anggota Osis yang lainnya."

Cowok melirik ke belakang, mengintruksikan perintah yang ia bicarakan tadi, sekilas ia melirik Ansellma dengan raut muka yang tidak tenang, bagaimana bisa tenang? Dirinya saja masih berdiri di depan bersama anggota Osis yang dari tadi memandangnya.

"Saya Darren Arsenio Alarich, saya menjabat sebagai ketua Osis di Galaxy Utama high school ini, kalian bisa panggil saya Darren." siswi perempuan langsung saja berbisik-bisik ke temannya yang berada di samping.

Arza melangkahkankan satu langkah ke depan, hingga sejajar dengan Darren yang masih setia berdiri "Ren itu yang di belakang, suruh duduk aja kasian." Arza membisikan kepada Darren.

Darren menyuruh Ansel dan gadis tadi untuk sejajar dengannya, dagu yang ia arahkan untuk memberikan kode, Ansel sedikit tegang, semua mata memandang dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Ansel menggenggam jari gadis di sebelahnya, menatap manik mata lalu mengangguk, seolah mengartikan bahwa semua akan baik-baik saja.

Kini Ansel dan Gadis itu sudah berdiri sejajar dengan Darren, di depan semua anggota Osis yang melipatkan tangannya di dada, Darren memundurkan langkahnya, berjalan pelan mengelilingi Ansel dengan tangan yang di masukan ke dalam saku celana.

Darren menegakan sedikit kepalanya "Ini baru hari pertama kalian MPLS, sudah berani-beraninya datang telat."

Damn! Benar saja, kali ini Ansel hanya bisa berpasrah atas kejadian yang baru saja ia alami pagi tadi.

Andai ia berangkat bersama Azriel mungkin tidak akan telat seperti ini, di tengah perjalanan tadi mobil papa-nya tiba tiba mogok, saat di cek ada dua buah paku yang menempel di ban mobi, herannya dengan waktu yang bersamaan mesin mobil itu pun ikut mati.

"Saya ga mau ada siswa ataupun siswi yang melanggar aturan di SGU ini, terkecuali tanpa alasan." Darren melirik tajam ke arah Ansel.

Ansel hanya bisa menundukkan kepala, semua mata menatap ke arahnya, sisa anggota Osis yang lain hanya bisa diam, tidak mau ikut campur apalagi jika Darren sudah turun tangan.

"Keliling lapangan sampai bel istirahat berbunyi, melanggar dari itu hukuman kalian bertambah." mata Ansel membulat sempurna.

Hukuman macam apa ini? Yang benar saja ia akan berlari keliling lapangan sampai bel berbunyi 2 jam lagi, belum lagi siswa dan siswi yang berkeliaran di lorong-lorong sekolah-nya akan melirik.

"Ren apa lo ga keberatan kas-"

"Saya gak suka di bantah." sindir Darren kepada Arza yang hendak melarangnya tanpa melirik ke belakang.

Pandangan yang sebelumnya lurus ke arah depan, kini berubah ke arah samping kanannya dengan kedua gadis yang masih tertunduk "Tunggu apa lagi? Keluar sekarang."

Ansel dan seorang gadis yang belum ia ketahui namanya itu pun segera keluar aula, teriakan heboh langsung menggema di penjuru aula.

"Emang gila si Darren bocah baru udah di kasih hukuman." ucap Alin yang nottabennya sekretaris Osis dan salah satu teman yang lumayan dekat dengan Darren setelah Arza.

"Temen lo tuh kasih tau Lin, kasian anak orang." Arza langsung menyambar pembicaraan saat Alin berbicara kepada Dewi, bendahara Osis.

Lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

***

Cairan bening bercucuran di sisi pelipisnya, mengitari lapangan Galaxy Utama high school dengan fasilitas serba ada, lapangan basket, futsal, voli bahkan kolam renang untuk anak-anak yang mengikuti ekskul renang pun ada.

Hampir 20 kali Ansel mengelilingi luasnya lapangan, di tambah dengan Siswa Siswi yang berlalu lalang membuatnya lelah, bahkan minum saja Ansel belum meneguknya sama sekali.

"Eh muka lo pucet, berenti dulu." seorang gadis yang berkeliling bersama Ansel pun menahan pundaknya agar tidak melanjutkan aktivitas hukuman tadi.

Ansel berhenti sejenak, menundukkan badannya dengan tangan yang ia tompang di kedua lutut "Gue Kenzia." ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Ansel mendongak dengan muka pucatnya "Gue Ansell." Ansel membalas uluran tangannya.

Mengendarkan pandangan tak sengaja Ansell menangkap objek seseorang yang sudah membuatnya kelelahan, siapa lagi kalau bukan Darren?

Darren memantau setiap pergerakan Ansell dari lantai dua sekolahnya, menyenderkan kepalanya pada dinding-dinding pembatas sambil memasukan tangan ke dalam saku celana.

"Saya ga suruh kalian buat ngegosip."

Ansell dan Kenzia menatap sinis, laki-laki di depan pandangannya ini seperti tidak punya hati.

Saat kakinya hendak melangkah kembali, indera pendengaran Ansel seperti kedap suara, pandangan yang mulai kabur dan semakin lama semakin menghitam sempurna.

"Ansell!" teriak Kenzia.

Darren yang memperhatikan gerakan gadis itu pun spontan kembalikan tubuhnya, dan berlari sekencang mungkin menuruni anak tangga.

Para siswa mulai mengerumuni Ansell yang pingsan di pangkuan Kenzia. Darren menerobos kerumunan siswa yang sedang melaksanakan ekskul mereka masing-masing, tak peduli ia selalu menabrak seseorang yang ada di hadapannya sekarang ini.

"Minggir." ucapnya Darren tegas, ia menyalipkan tangannya di tengkuk leher dan kedua lipatan kaki, menggendong Ansel ala bridelstyle, sedikit berlari menuju ruang UKS di ikuti Kenzia yang membawa handphone Ansell, tak peduli pandangan kakak senior yang lainnya.

<to be continued>
send me ur star now -darren
vote nya mana heh?! -ansell

Darren'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang