-6-

226 30 4
                                    

Terpaan angin malam yang memasuki balkon jendela kamar dengan sesuka hati mereka, Darren cowo itu sedang termenung di balkon kamarnya dengan di temani cokelat panas buatan Dara.

Cowok itu memikirkan kejadian yang menimpanya tadi siang sampai ia di panggil keruang BK untuk menyelesaikan kasusnya dengan teman angkatannya itu, Azriel.

"Ansel Lee, cewek bermarga Lee...perasaan gue atau emang pernah ketemu sebelumnya?" gumam Darren perlahan.

Darren mengangkat bahunya acuh. Tak mau memikirkan hal yang berat menurutnya.

Meminum sedikit demi sedikit cokelat panas di gelas yang ia genggam, pandangannya terjatuh pada bintang yang bersinar terang di atas langit malam.

Darren memegangi dada kanannya, ia segera beranjak dari tempat duduk yang menurut ia nyaman tadi, mencari botol kecil di nakas lemari samping ranjang ia tidur, mengeluarkan beberapa benda kecil untuk ia minum.

Rasa nyeri di dadanya perlahan sirna, tak lama darah mengalir dari kedua sudut lubang hidung, Darren membekap darah itu dengan tangan kiri yang terulur mengambil tissu, ia segera membersihkan sisa darah yang sudah sampai dekat tepi bibir.

Pintu kamar kacanya yang masih di biarkan terbuka, langit malam hari ini di hiasin dengan taburan bintang-bintang dengan cahayanya, mata Darren terhenti kala melihat bintang kecil yang paling terang di antara semua bintang.

"Bertahan seperti bintang sirius Darren, meskipun ia adanya tidak lama, tapi bisa menjadi sosok paling terang." gumam Darren sambil duduk di tepi ranjang memegangi dadanya yang terasa sesak.

-D-


Hari kedua MPLS berlangsung semua calon siswa-siswi SGU berjalan tergesa-gesa memasuki kelas yang sudah di bagi untuk 1 minggu ke depan, semua siswa sudah memakai atribut yang sudah di perintahkan kakak panitia MPLS.

Ansel yang berdiri di depan mading terus mencari namanya, mata Ansel tertuju pada kelas yang bernamakan 'Venus Class' ia langsung berlari mencari nama kelas itu.

Langkahnya terhenti kala melihat pintu bertuliskan 'Venus Class' ia langsung memasuki kelas dan mencari bangku yang kosong, matanya memicing saat melihat gadis yang sedang memainkan ponsel, rasanya seperti tidak asing.

Ansel mendekati gadis yang sedang tertunduk itu, kala gadis itu mendongak "Kenzia!!" pekik Ansel kegirangan.

"Ansel!! Akhirnya satu kelas juga, huaaa seneng bangett." ucap Kenzia tak kalah heboh seperti Ansel.

Mereka berpelukan sambil sedikit beloncat-loncat, sampai teman satu kelasnya menatap horor kepada mereka berdua, mereka mengacuhkan semua pandangan, saat suara bariton itu memasuki indra pendengaran nya kegiatan kedua gadis itu terhenti.

"Pagi semua."

Seketika senyum di bibir Ansel dan Kenzia memudar hilang, perasaan malas tiba-tiba memasuki moodnya.

Darren, Arza dan Alin yang baru saja memasuki Venus class tertuju pada Ansel dan Kenzia yang masih berdiri, Arza memberikan kode di bibirnya untuk mereka menduduki bangku.

Kegiatan MPLS hari kedua pun berlanjut dengan kegiatan dan aksi-aksi para anggota osis yang lain untuk membimbing mereka sesuai kelas yang sudah di bagi masing-masing.

Beberapa jam kemudian terdengar suara Bel istirahat, anggota osis membiarkan semua siswa membubarkan dirinya.

Calon siswa SGU berbondong-bondong memasuki daerah kawasan yang bisa membuat perut kenyang.

Kantin, seperti sekarang Ansel dan Kenzia sudah duduk manis dengan mie ayam dan es jeruk di meja mereka berdua, Ansel menikmati makanan sampai ia bersandar di sandaran kursinya, akibat perut yang kekenyangan.

Darren'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang