-3-

234 33 5
                                    

Azriel berlari tergesa-gesa, menuju UKS, Zio sahabatnya memberi tahu jika Ansellma adiknya itu pingsan di tengah lapangan.

Tak peduli umpatan siswa yang berani menghalangi jalannya, sorot mata tajam terpancar di kedua mata Azriel, sungguh.

Sumpah serapah ia ucapkan dari tadi, siapa yang berani membuat adiknya pingsan di tengah lapangan, ia berjanji akan menghajar habis-habisan kalau seseorang itu laki-laki.

flashback on

Zio mendobrak pintu ruangan yang ada di rooftop, dengan nafas tersenggal yang masih tersisa, melirik seluruh penjuru mencari seseorang yang ia butuhkan.

Matanya menangkap seorang laki-laki tengah tertidur dengan lengan kanan yang menutupi matanya.

"Zriel bangun woy anjing!" Zio mengguncangkan kuat tubuh Azriel.

Sang empu hanya mengerang, lalu menutup kembali matanya rapat-rapat, mengubah posisi yang menurutnya nyaman.

Zio berdecak kesal. "Anak setan! ade lo pingsan di lapangan tadi terus langsung di angkut sama ketos siapa tuh gue lupa Duren Derin apa siapa gatau." ucap Zio jelas.

Azriel langsung membuka matanya sempurna, Alvan dan Rafa yang sedang memainkan game online di hp-nya langsung menjedanya spontan.

"Wah ga bisa di biarin nih Zriel." ucap Rafa memanasinya.

Azriel bangkit dari sofa yang ia tidurin, menyisirkan rambut dengan jari-jarinya "UKS gedung mana Zi?" tanya Azriel dengan nafas memburu.

Azriel memang tipe abang yang bisa di bilang posesif, karena kematian perempuan yang sangat berharga di hidupnya, maka dengan alasan itu lah Azriel begitu menjaga Ansel yang bisa di bilang pengganti Mama-nya, walaupun sosok Mama di hidupnya itu tidak bisa ada yang menggantikan.

"Gedung B Ruang UKS 5 Zriel, ayo gue ikut sekalian mau kesana." tegas Zio di angguki Azriel.

Rafa dan Alvan mematikan ponselnya, memasukan ke dalam saku celana dan bangkit dari tempat duduk mereka masing-masing.

Mengikut arah langkah kaki Azriel yang berlari cepat menuruni anak tangga tanpa rasa takut.

Flashback off.

Pintu UKS terbuka lebar, menampilkan laki-laki dengan seragam berantakan di tambah kancing atas yang tidak di terapkan dengan baik.

Azriel mencari sosok Ansel mengendarkan pandangannya, UKS Galaxy Utama ini bisa di bilang sangat luas, ada belasan kasur untuk siswa yang sakit dengan obat-obatan lengkap yang tersusun rapih di tembok dengan kotak P3K berwarna putih.

Matanya menangkap sosok perempuan yang tak asing baginya, di samping tempat tidur ada seorang gadis sedang mengelus lengannya, siapa gadis itu? Ah tak peduli!

Yang terpenting bagi Azriel sekarang adalah Ansel.

Kakinya terhenti tepat di depan gadis yang berbaring lemah, benar saja itu Ansel, dengan mata yang tertutup rapat bibir yang sangat pucat, tangan Azriel terulur mengelus rambut yang sedikit berantakan.

Mata Ansel terbuka perlahan, seseorang yang pertama kali ia lihat siapa lagi kalau bukan Azriel? Laki-laki itu tersenyum tulus.

Kenzia terusik tidurnya ia membuka perlahan matanya, dengan tangan yang masih memeluk lengan Ansel mendongak.

"Ansel lo gapapa?" Kenzia dengan cemas menatap Ansell yang baru saja tersadar.

Ansellma tersenyum. "Gue gapapa Ken, makasih ya." lirih Ansellma.

Kenzia teralihkan dengan laki-laki yang masih setia berdiri di sebrangnya, ia melihat logo angka romawi di baju nya XII-IPA 2, kakak seniornya.

"Lo siapa?" tanya Kenzia.

Darren'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang