The first meeting

38 1 0
                                    


Seorang gadis yang kerap disapa Shin Ryujin itu tengah bersantai menikmati alunan musik yang keluar dari airpods-nya. Ini adalah waktu yang paling Ryujin sukai, karena dia bisa memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Biasanya dia akan disibukkan dengan kegiatan kampus, kepanitiaan, dan sebagainya. Beruntungnya Ryujin, hari ini benar-benar hari bebas untuknya, sebelum datangnya...

BRAK!

"SHIN!!!!!!!"

Ryujin yang mendengar teriakan yang memanggil namanya langsung memutarkan kepalanya, yang awalnya menghadap jendela kini menghadap kearah gadis dengan rambut hitam, panjang, dan sepinggang itu berada.

"Apa?" Tanya Ryujin.

"Demi apasih, gue diajak keluar sama Jaemin!" senyum mengembang di wajah Ryujin, yah walaupun bukan dirinya tapi dia juga senang jika melihat antusias temannya seperti ini.

"Kapan?" Tanya Ryujin lagi sambil menghampiri gadis itu bernama Lia.

"Malem ini." Jawab Lia dengan senyum mengembang hingga membuat matanya berbentuk bulan sabit. Itulah ciri khas dari teman Ryujin satu ini, Eyesmile miliknya.

"Terus lu ngapain disini? Sana siap-siap kek."

"Bantuin gue ah."

Disinilah sekarang, kamar milik Lia. Jadi sebenarnya mereka adalah teman satu kost dengan latar belakang yang sama.

Maksud dari memiliki latar belakang yang sama adalah memiliki asal sekolah yang sama sejak sekolah dasar, asal kota, dan tinggal di lingkungan yang sama. Itulah yang membuat mereka menjadi sahabat hingga sekarang.

Sebenarnya tidak hanya mereka berdua, melainkan mereka bertiga. Satunya adalah Hwang Yeji, gadis bermata sipit dengan rambut berwarna coklat gelap dan panjang.

"Beneran udah cantik gak sih gue?"

Ryujin menganggukkan kepalanya berulang kali sambil memantapkan Lia jika dia sudah cantik malam ini, tapi ya pasti siapa sih yang gak merasa berdebar disaat akan melakukan kencan pertama dengan orang yang telah disukai dari lama?

Biasanya hanya bisa menatapnya dari jauh dan berandai-andai kapan bisa keluar atau kapan bisa bertukar sapa dengannya. Namun, suatu hari orang itu mengajak kalian keluar atau bisa dibilang "date"? entahlah. Disatu sisi Lia merasa sangat bahagia, namun disisi lain dia tidak ingin berharap banyak mengingat ini adalah pertama kalinya Jaemin sadar jika ada Lia dibumi ini.

"Jin, kayaknya Jaemin udah dateng deh. Gue cabut dulu ya."

Tak lupa sebelum keluar dari kamarnya Lia berpamitan dulu dengan Ryujin dan berlari keluar kos-an. Ryujin tertawa melihat kehebohan temannya yang satu itu. Inilah Choi Lia, yang akan sangat bersemangat jika ada suatu hal yang membuatnya merasa senang. Heboh, berisik, merepotkan. Tetapi tetap saja Lia adalah salah satu orang yang akan paling peduli dengan Ryujin. Bukan maksudnya Yeji tidak peduli, Yeji sangat peduli namun Lia lebih sangat peduli lagi.

Sepi.

Itulah yang dirasakan Ryujin malam ini. Yeji belum pulang, Lia barusan pergi. Tidak ada yang bisa dilakukan malam ini kecuali menonton drama di laptop Lia. Dia terlalu malas untuk kembali kekamarnya.

Saat akan membuka laptopnya tiba-tiba terdengar bunyi perutnya menandakan dia sedang lapar, "bagus gue mau nonton ayang Eunwoo bisa-bisanya gue laper." Dengan kesal Ryujin menutup kembali laptop Lia dan berjalan keluar dari kamar Lia. Tidak lupa untuk mengunci kamar Lia dan kembali kekamarnya untuk mengambil dompetnya.

Rasanya keluar malam seperti ini bukanlah ide buruk bagi Ryujin, karena dia bisa melihat kehidupan lingkungan kosnya dimalam hari. Banyak sekali rumah makan, atau warung yang tidak bisa dia temuin saat pagi atau siang hari. Banyak juga mahasiswa yang makan disini entah dengan pasangannya atau dengan temannya, hal ini dikarenakan lingkungan kos Ryujin masih satu lingkungan dengan kampusnya. Maka dari itu banyak mahasiswa yang makan disini.

Tidak minat dengan semua makanan yang ada, Ryujin menuntukan langkahnya menuju Toserba kesayangan kita yaitu Indoapril point. Dia hanya mengambil sebotol soda, dan mengambil onigiri tuna pedas favoritnya untuk makan malam hari ini.

Setelah membayar, Ryujin mendudukan dirinya di salah satu tempat duduk diluar toserba itu sambil menikmati angin malam. Jarang sekali dia bisa menikmati hal seperti itu, karena kesibukannya yang gak ada berhentinya.

Meong

Ryujin sedikit terkejut dengan kedatang kucing putih bersih dibawah kakinya disaat dia sedang asik memakan onigirinya. Ryujin kembali terkejut saat menyadari bahwa kucing yang kini berada dikakinya itu berjenis munchkin, "orang gila mana yang ngebiarin munchkin keliaran disini." Ucapnya pelan.

Tanpa menunggu lama Ryujin langsung menaruh onigirinya begitu saja dan menggendong kucing itu pelan. "Kamu kesini sama siapa hmm??" mungkin orang-orang akan mengatakan bahwa dia gila karena mengobrol dengan kucing.

Dengan lembut Ryujin mengelus bulu-bulu kucing itu sambil menunggu mungkin sebentar lagi akan ada seseorang yang menjemput kucing itu. Kucing tersebut juga terlihat nyaman dipangkuan Ryujin.

"Permisi."

Kegiatan mengelus Ryujin berhenti dan langsung mengangkat kepalanya melihat siapa yang berani menginterupsinya.

Mata Ryujin membulat saat dia sadar bahwa orang yang menginterupsinya adalah Choi Soobin. Bukan Choi Soobin biasa, melainkan Choi Soobin orang yang sudah menyita pandangannya dan hatinya selama ini.

"Eh, iya ada apa?" ucap Ryujin terbata. Kini jantungnya berdebar tidak karuan, beruntung jarak Soobin dengannya tidak sedekat itu. Mungkin kalau Soobin mendekatkan dirinya dengan Ryujin akan terdengar sekali suara jantung Ryujin yang berdebar itu.

"Itu kucingnya.."

Ryujin mengangkat alisnya sebelah, "ini kucing lo?"

Soobin menganggukan kepalanya sambil tersenyum canggung yang tetap bisa mengeluarkan kedua lesung pipitnya. "Sorry, bukannya gue gak percaya sama lo. Tapi kucing ini gak ada identitasnya, jadi boleh gak gue minta bukti?"

Mendengar perkataan Ryujin, Soobin paham maksudnya dan dia tidak menyalahkan Ryujin karena jika dia menjadi Ryujin maka dia akan melakukan hal yang sama juga.

Tak mau membuat Ryujin menunggu lama, Soobin dengan cepat mengeluarkan ponselnya, membuka album foto, dan mencari fotonya bersama lilo. Lilo adalah nama milik kucingnya, Setelah menemukannya Soobin langsung menunjukan kepada Ryujin jika kucing tersebut adalah Lilo.

Melihat bukti yang diberikan oleh Soobin, Ryujin menganggukkan kepalanya dan langsung menyodorkan Lilo kearah Soobin. "Maaf ya, gue gak bermaksud apa-apa tadi cumin mastiin aja."

"Gak apa-apa, santai aja gue malahan yang makasih udah mau jagain Lilo." Ucap Soobin sambil mengambil Lilo dari gendongan Ryujin. Setelah transaksi penyerahan Lilo, sekarang Soobin dan Ryujin diselimuti rasa canggung.

"Gue, Soobin."

"Ryujin."

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang