Hari demi hari berlalu, Yeji sudah baikan dengan Yeonjun sejak pulang dari starbucks. Buktinya sekarang Yeji sedang bersiap untuk berkencan dengan Yeonjun di malam minggu ini. Yeonjun berkata jika dia akan mengajak Yeji untuk dinner disalah satu restoran sushi favorit Yeji.
Tentu saja hal ini disambut antusias dengan Yeji, "Kalian mau titip apa?" tanya Yeji kepada kedua sahabatnya yang sama-sama sedang menunggu jemputan. "Martabak manis dong Ji, ngidam gue." Jawab Ryujin dengan memasangkan wajah manis didepan Yeji.
Yeji dan Lia yang melihat tingkah Ryujin tersenyum mengejek, "gausah gitu. Gue geli liatnya." Mendengar apa yang dikatakan Lia, mereka bertiga pun tertawa.
Disaat sedang asik bercengkrama tiba-tiba ada seseorang yang berhasil menginterupsi mereka bertiga, dan memanggil nama Lia dari dalam mobil. Dengan serentak mereka menolehkan kepalanya, serta mengintip siapa orang didalam mobil honda civic berwarna putih itu.
"Oh.. Jadi malem mingguan sama Jaemin?" goda Ryujin.
Mendengar godaan Ryujin, Lia memukul pelan bahu Ryujin sebagai tanda untuk berhenti menggodanya dan setelah itu berpamitan kepada kedua sahabatnya itu. "duluan ya, Jin. Ji." Mendengar itu Ryujin dan Yeji menganggukan kepalanya kompak dan melambaikan tangannya.
Tidak lama setelah mobil Jaemin pergi meninggalkan Ryujin dan Yeji yang sama-sama sedang menunggu, tiba-tiba datanglah seseorang cowok dengan motor gedenya tidak lupa memakai jaket kulit berwarna coklat gelap berhenti tepat didepan mereka.
Cowok itu melepaskan helmnya dan merapikan rambutnya yang berantakan. "Jeno?!" pekik Yeji. Bagaimana bisa mantannya sekarang berada tepat didepan dia dan Ryujin. Yeji langsung melihat kearah Ryujin yang malah tersenyum melihat kedatangan Jeno.
"Kalian sejak kap—"
Tin! Tin!
Yeji mendengus kesal ketika pacarnya datang disaat yang tidak tepat, mau saja dia bertanya kepada dua sejoli ini namun digagalkan oleh pacarnya sendiri. "Lo utang cerita ya, Shin!!" desis Yeji tajam kepada Ryujin, dan langsung berlari kemobil pacarnya.
Ryujin dan Jeno tertawa pelan melihat Yeji yang sepertinya sangat kesal dengan mereka, "duluan ya!" teriak Yeonjun dari dalam mobil yang dibalas lambaian tangan oleh Ryujin.
"Kenapa yang kok cemberut gitu?" tanya Yeonjun kepada Yeji yang masih terlihat kesal.
"Gak."
"Sayang..."
"Iya-iya. Habisnya kamu datengnya gak pas banget sih. Aku tuh tadi mau ngewawancarain Jeno sama Ryujin tau." Mendengar keluh kesah pacarnya, Yeonjun sedikit terkejut dengan perkataan pacarnya.
"Jeno, yang?" Yeji mengangguk.
"Anak akuntasi kan?" Yeji mengangguk lagi.
"Mantan kamu kan?" Dan Yeji mengangguk lagi.
"Kok bisa?" Yeji menghela nafasnya kasar dan mengangkat bahunya sebagai tanda bahwa dia juga tidak tau. "Mangkannya yang, lain kali kalau datang liat situasi ah."
Yeonjun terkekeh pelan melihat pacarnya memajukan bibirnya kesal, hal itu malah membuat Yeji dua ratus juta kali lipat lebih imut. Anggap saja dia bucin, ya emang kenyataannya dia bucin setengah mati.
Yeonjun menepuk bibir Yeji pelan dengan tangan kirinya, yang sedang terbebas dari setir. "Ih.. kok ditepuk." Rengek Yeji.
"Lucu sih."
"Jadi pingin cium." Lanjut Yeonjun.
"Emang aku mau cium kamu?" tanya Yeji dengan sedikit mengejek Yeonjun. "Ya, harus mau lah."