What's relation?

1 0 0
                                    


Disinilah Ryujin, Jeno, dan Soobin berakhir. Di café sebelah kios Takoyaki yang disebutkan Ryujin sebelumnya. Ryujin heran, mengapa dari luasnya kota ini dia diharuskan untuk bertemu lagi dengan Soobin. Bahkan dia sekarang sedang menikmati waktu Bersama orang lain.

Jeno menyeruput kopi hitamnya yang sudah tidak terlalu panas itu sambil mengamati Ryujin dan Soobin yang sepertinya sedang dilanda kecanggungan. "Jin, mau balik?" tanya Jeno.

"Nanti aja, kopi lo aja belum habis."

Jeno menganggukan kepalanya mengerti, tetapi tetap memusatkan perhatiannya pada seorang gadis berambut pendek yang sedang memakan Takoyaki cumi sembari menghilangkan rasa canggung yang gadis itu buat. Soobin menatap tajam kearah Jeno yang sedang memperhatikan Ryujin, tatapan tajam yang belum diketahui apa makna dari tatapan itu. Yang jelas Soobin tidak suka dengan bagaimana Jeno menatap Ryujin.

"Lo ngapain disini, Bin?" Setelah bermenit-menit menatap Ryujin, akhirnya Jeno mengalihkan pandangannya kepada pemuda tinggi yang dia sebut sebagai pengganggu. Bukan pengganggu kearah bullying, melainkan pengganggu dimana dia dan Ryujin berkencan.

Soobin yang ditanya itupun menjawab pertanyaan Jeno dengan jawaban tidak pasti kalau menurut Jeno.

"Gue juga gak ngerti kenapa gue disini." Katanya.

Itulah jawaban Soobin yang bagi Jeno adalah jawaban tidak pasti. Padahal setiap orang pasti selalu ada alasan untuk melakukan sesuatu bukan?

"Jin, pelan-pelan." Ucap Jeno sambil membersihkan bumbu Takoyaki yang menempel diujung bibir Ryujin menggunakan ibu jarinya. Ryujin sedikit terkejut melihat perlakuan Jeno, tapi ya dia tidak bisa menolak. Karena jujur saja, siapa yang tidak tertarik dengan pria setampan, sebaik, seperhatian, semandiri Jeno. Begitu juga dengan Ryujin, dia tidak bisa menolak aura seorang Jeno Lee.

Soobin yang melihat pemandangan itu didepannya mendecih pelan dan melipat kedua tangannya. "Lebay ah, Ryujin juga bisa kali bersihin sendiri." Ejek Soobin.

Mendengar perkataan Soobin, Jeno dan Ryujin menatap Soobin serempak, "dasar bocah freak." Ucap Ryujin sambil mengeluarkan lidahnya mengejek Soobin.

Jeno yang melihat tingkah laku mereka berdua tertawa pelan, sungguh kekanak-kanakan batin Jeno.

Jeno mengusak kepala Ryujin lembut, karena dia tidak tahan melihat perilaku Ryujin yang sekarang malah seperti anak kecil yang sedang ngambek. "Udah, gak usah cemberut gitu."

"Dia tuh ngeselin tau, Jen."

"Ye, orang gue gak ngapa-ngapain."

"Tapi Lo..."

Perdebatan mereka berhenti ketika seseorang perempuan datang ke meja mereka. "Bin, ayo." Itulah hal yang pertama kali perempuan itu keluarkan disaat dia merasa sudah menjadi pusat perhatian oleh orang-orang yang ada disitu. "Ayo." Ucap Soobin dan setelah itu dia berpamitan dengan Jeno dan Ryujin.

Ryujin termenung melihat bagaimana cara Soobin memerlakukan perempuan itu. Ryujin juga melihat bagaimana Soobin memeluk posesif pinggang ramping cewek itu. Seketika dia teringat dengan bagaimana cara dia menatap Lia. "Maksudnya apa?"

"Apa Jin?" tanya Jeno yang mendengar Ryujin mengucapkan sesuatu tapi tidak begitu jelas karena suara Ryujin sangat pelan. Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Jeno, Ryujin menggelengkan kepalanya pelan.

"Ha? Enggak kok." Jawab Ryujin sambil memasang senyum manisnya, dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Sekarang Ryujin dan Jeno sudah berada di café yang berbeda dengan café saat bersama Soobin sebelumnya. Awalnya mereka memutuskan untu pulang saja, tapi Ryujin berkata jika dia masih belum ingin pulang. Dan pada akhirnya disinilah mereka berdua berada.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang