"heyyo wassup!"
Semua orang yang tadinya sibuk menertawai tingkah Jaemin memusatkan perhatiannya kearah seorang laki-laki yang kini tangannya sudah berada di leher Ryujin. "Kemana aja lu, Jen?" sapa Yeonjun kepada lelaki tampan yang tangannya masih nyaman di leher Ryujin.
"Tadi gue gantiin shift nya bang Johnny, mangkannya agak lama." Yeonjun menganggukan kepalanya paham, dan setelah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Yeonjun, Jeno menolehkan kepalanya kearah Ryujin yang terlihat lebih kaku dari biasanya.
Merasa seperti ditatap oleh Jeno, gadis itu melepaskan lengan Jeno yang tadinya bertengger di lehernya dan meminta izin untuk pergi dari situ. Jeno sangat paham akan perubahan dari Ryujin, dia mulai berfikir apakah dia ada salah yang membuat Ryujin seperti menghindarinya seperti ini.
Setelah kepergian Ryujin dari gazebo, Jeno memilih untuk masuk dan duduk dibagian dalam gazebo. Dia sangat Lelah hari ini, karena yang seharusnya dia tidak ada kelas dan tidak ada shift harus datang kekampus untuk menjemput Ryujin yang notabenya kelas pagi dan menggantikan sementara shift seniornya.
"Oh iya, Jen. Lo ada utang cerita ya ke gue!" Jeno menaikan alisnya sebelah menandakan sebuah kebingungan dan tanda tanya besar di kepala Jeno. "Kan kemaren lu keluar sama Ryujin. Kok bisa? Lu ada apa sama Ryujin?" cecar Yeji yang membuat Jeno tertawa pelan.
"Iye anjir, Jen. Gara-gara lu kemaren dia ngambek ke gue. Katanya gue ngejemput disaat yang tidak tepat." Ucap Yeonjun yang dibalas pelukan oleh Yeji.
Yeji merasa pacarnya saat tidak terima seperti inilah membuat dia terlihat lucu, seperti hilang begitu saja vibe galak yang ada didiri Yeonjun. Melihat kelakuan kakak tingkatnya itu, Soobin memukul pelan lengan Yeonjun yang membuat Yeonjun sedikit merengek kearah Yeji.
"Enyah kek lu bang!" ucap Jaemin sambil menjitak kepala pria yang lebih tua setahun dari dirinya itu pelan. Merasa tidak terima dijitak oleh Jaemin, dia mulai mendekatinya dan ingin membalas dendam. Namun, pembalasan dendam itu tertahan karena teriakan Yeji yang menyuruhnya berhenti dan diam.
Sebenernya Yeonjun tipe yang suami-suami takut istri. Jika, dia sedang baik-baik saja seperti sekarang. Tahu kan maksutnya?
"Adalah pokoknya," ucap Jeno sambil mengeluarkan satu batang rokok. "Lu kalau mau deketin Ryujin harus ijin gue dulu, Lee Jeno!" Jeno menganggukan kepalanya sambil menyalakan korek untuk membakar ujung batang rokok yang sudah dia apit diantara mulutnya. "terus?" tanya Yeji, bermaksut untuk menyuruh Jeno melanjutkan statement nya.
Sebelum melanjutkan pertanyaannya, Jeno menghembuskan asap rokoknya secara perlahan terlebih dahulu. "Gue suka sama dia." Yeji menganggukan kepalanya tetap dengan posisi memperhatikan Jeno dengan seksama, begitupun dengan Lia dan juga...
"Bin, kelas anjir." Semuanya menolehkan kepalanya kearah Soobin dan Sanha yang berada disebelah Yeonjun pas. "Lah iya udah jam 12 aja." Ucap Soobin sambil mengecek jam yang ada di ponselnya dan dengan sedikit tergesa. "Gue balik dulu." Semuanya membalas salam dari Soobin.
Setelah terganggu oleh kegiatan Soobin dan Sanha barusan, semuanya mulai memfokuskan diri kembali kearah Jeno. Jeno yang merasa ditatap mengajukan sebuah protes yang membuat mereka tertawa sangat keras.
"Lu semua kenapasih pada kepo?!" katanya.
"Serius dah Jen, seumur-umur gue belum pernah liat lu salting begini cuman gara-gara cerita tentang cewek. Kemana perginya Jeno Lee yang dicap buaya waktu SMA?"