Yuriko menatap secarik kertas kecil dengan tulisan angka "16" di tangannya. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas, mencari satu mahasiswa lain yang mendapat kertas dengan nomer yang sama dengannya. Ya, untuk matkul Kaiwa (Percakapan) kali ini, partner untuk praktik percakapan dipilih secara acak menggunakan nomer undian ーkarena biasanya partner dipilih berdasarkan absen.
"Lu dapet nomer berapa, Ko?" Tanya seorang laki-laki berambut gondrong yang duduk di sebelah Yuriko. Jika didengar dengan seksama, logat lelaki itu tidak terdengar seperti orang Indonesia, tapi pengucapannya lancar dan penggunaan kata-katanya pun setara dengan orang Indonesia asli.
"Enam belas, Yu. Kira-kira siapa yang dapet nomer enam belas juga, ya?" Balas Yuriko, dengan pertanyaan yang sepertinya lebih ditujukan kepada dirinya sendiri sambil tetap mencari partner praktiknya. "Oiya! Yuta, lu dapet nomer berapa?" Tanya Yuriko kepada lelaki di sampingnya, yang bernama Yuta.
Yuta hanya menjawab pertanyaan Yuriko dengan menunjukkan sepotong kecil kertas yang ia pegang kepada Yuriko sambil sambil tersenyum dengan lebarnya.
16
"DEMI APA SIH?!" Seru Yuriko secara refleks. "Sumpah, bahkan udah diacak pake undian pun gue masih harus partner-an sama lu?!" Yuriko menghela nafas sambil mengurut pelipisnya yang entah mengapa tiba-tiba terasa berdenyut.
"Hahahaha ya mau gimana. Emang udah jodoh. Mampus lu gak bisa jauh-jauh dari gua." Balas Yuta asal sambil tertawa dengan puas saat melihat sahabatnya tengah dilanda frustasi. Sementara Yuriko sudah ambil ancang-ancang untuk menempeleng kepala Yuta. Namun sebelum Yuriko benar-benar menempeleng kepala Yuta, lelaki itu kembali buka suara.
"Harusnya lu bersyukur karena lu selalu maju sama gua. Lu lupa kalo tiap matkul Kaiwa anak-anak pada berebutan buat jadi partner gua karena gua orang Jepang?" Kata Yuta sambil mengisyaratkan Yuriko untuk melihat ke beberapa mahasiswa yang mulai melirik-lirik penuh harap kepada Yuta.
Iya, Yuta memang merupakan satu-satunya mahasiswa di kelas tersebut yang berasal dari Jepang. Ini tahun ke-6 nya tinggal di Indonesia sejak pertama kali ia pindah dari Osaka, Jepang, ke Indonesia setelah ia lulus SMP. 2 minggu sebelum Yuta masuk SMA, ia sampai harus mengambil kursus bahasa Indonesia supaya saat masuk sekolah setidaknya ia bisa melakukan percakapan dasar dalam bahasa Indonesia. Bahkan mama nya yang orang Indonesia pada saat itu hanya mau menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara dengannya di rumah. Sekarang, kemampuan bahasa Indonesia Yuta sudah setara dengan orang Indonesia asli. Apalagi bahasa kasar, sudah sangat lancar di luar kepala.
"Ya tau gue. Tapi bosen banget anjir masa gue maju sama lu lagi." Yuriko masih merutuki nasibnya yang terpaksa harus menjadi partner Yuta (lagi).
"Yaudah sih santuy aja. Gua yang bikin teks nya dah biar lu tinggal ngapalin. Gampang ginian doang mah 5 menit kelar." Kata Yuta dengan enteng. Baginya membuat teks percakapan bahasa Jepang bukan apa-apa. Tanpa basa-basi Yuta langsung mengambil binder hitam milik Yuriko, lantas merobek selembar kertas dari dalam binder tersebut. Lalu, ia mulai menuliskan kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang dengan mudahnya. Bahkan, tidak sampai 5 menit Yuta sudah selesai membuat teks percakapan dengan tema yang sudah ditentukan oleh dosen mereka.
"Nih, selesai kan? Iyalah gua kan pinter." Yuta menyodorkan kertas tersebut kepada Yuriko sambil menaikkan sebelah alisnya, yang bagi Yuriko terlihat sangat menyebalkan.
Kini kertas tersebut telah berpindah tangan ke Yuriko. Gadis tersebut membaca kata demi kata dengan serius, berusaha menghapalkan dialog yang dibuat oleh Yuta. Yuriko tidak memerlukan waktu lama untuk menghapal semua dialognya, karena walaupun bukan tipikal mahasiswa rajin, ia sendiri merupakan salah satu mahasiswa dengan kemampuan bahasa Jepang yang sangat baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We be a Lover?
Fanfiction私たちは恋人になれるの?君のことが大好きだから。 (Can we be a lover? Because I like you so much.) ----- Cerita tentang Nakamoto Yuta, si pemuda Jepang yang bersahabat dengan Yuriko, gadis yang ia kenal sejak ospek. Apakah hubungan Yuta dan Yuriko bisa berkembang menjadi l...