"Aku sadar, bahwa sekarang aku dan kamu sudah tidak bisa menjadi kita. Tapi, setidaknya tolong bantu aku untuk mengurai simpul diantara kita yang sudah terlanjur rumit." — Johnny Suh
————————————————————————
[Yuta's side]
Lelaki Jepang bermarga Nakamoto itu tidak habis pikir, bisa-bisanya Johnny —mantan Yuriko nekat datang ke kampusnya hanya untuk menemui Yuriko. Ditambah lagi, Yuriko benar-benar datang ke taman sastra, tempat di mana lelaki brengsek itu menunggu kedatangan Yuriko.
Entah apa yang ingin dilakukan Johnny, yang sekarang membebani pikiran Yuta justru kondisi sahabat wanitanya. Ingatannya terbang ke saat dimana Yuriko gemetaran dan menangis tidak karuan tempo hari. Bahkan seingat Yuta, terakhir kali Yuriko menangis seperti itu sebulan setelah putus dari Johnny karena tidak kuat dengan sikap mama nya yang terkesan masih berharap agar gadis itu bisa memperbaiki hubungannya yang sudah kandas dengan Johnny.
"Yuta? Lu gapapa?" Taeyong bertanya sambil sedikit menggoyang bahu kawan Jepangnya yang sekarang sedang terdiam dengan raut wajah yang sulit diartikan. Akan tetapi, Yuta masih bergeming. Tanpa Yuta sadari, sekarang kedua telapak tangannya sudah mengepal dengan keras.
Yuta mendongakkan kepalanya, menatap ke arah taman sastra yang terletak kurang lebih 30 meter dari kantin sastra, kemudian bangkit dari duduknya dengan cukup kasar hingga mengagetkan keempat temannya.
"Gua harus nyusul ke tamsas. Gua gak mau Yuriko sampe kambuh lagi gara-gara ketemu si anjing itu." Katanya dengan suara rendah yang mengintimidasi.
"Bang, coba tenangin diri dulu." Hendery buka suara, walaupun sebenarnya ia cukup takut jika tiba-tiba saja kepalan tangan Yuta mendarat di wajah tampannya.
"Betul kata Aheng, bang." Haechan menyetujui perkataan Hendery.
"Tenangin diri lu dulu, Yut. Jangan gegabah." Kata Taeyong.
"Mungkin masih ada sesuatu yang harus diselesaikan antara Yuriko sama mantannya. Siapa tau dengan mereka ngomong berdua kayak sekarang, Yuriko bisa lepas dari trauma nya juga, kan?"
Yuta kini menatap Taeyong sambil terdiam cukup lama. Kepalan tangannya pun mengendor. Sepertinya benar kata Taeyong, ada sesuatu yang benar-benar harus diselesaikan antara mereka berdua.
"Gua tau sekarang lu khawatir banget sama Yuriko, tapi kali ini lu harus bisa percaya sama dia. Lagipula, ada saat dimana Yuriko harus bisa nyelesain masalahnya sendiri tanpa campur tangan lu, Yuta." Taeyong menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We be a Lover?
Fanfiction私たちは恋人になれるの?君のことが大好きだから。 (Can we be a lover? Because I like you so much.) ----- Cerita tentang Nakamoto Yuta, si pemuda Jepang yang bersahabat dengan Yuriko, gadis yang ia kenal sejak ospek. Apakah hubungan Yuta dan Yuriko bisa berkembang menjadi l...