Adamu harap semua ini mimpi, perasaan yang sama pernah datang ketika Adamu divonis masuk penjara setahun yang lalu. Seolah ingin bangun dari mimpi buruk tapi lagi-lagi kenyataan menamparnya dan membisikan rahasia bahwa inilah hidup yang harus dia jalani. Tidak ada kompromi, jadi Adamu hanya bisa menghela napas kasar sembari mengedarkan pandangan ke depan.
Sejauh ini pulau Asuba nggak terlalu buruk-buruk amat, tanahnya masih terjaga, banyak hamparan rumput luas dan sungai kecil dari mata air pegunungan. Lalu banyak kebun milik masyarakat setempat yang menghiasi perjalanan Adamu selama diantar Pak Kades tadi. Dia nggak pernah diceritain Kakek soal bagaimana awalnya pria tua sok gaul itu mengetahui pulau Asuba sampai rela bikin Panti Asuhan. Lagian Adamu nggak kepo juga tapi yang bikin ia sedikit tercengang Kakek mendisain rumah milik keluarga mereka dengan asritektur tradisional Jepang, kesannya rumah yang ditempati Adamu jadi kelihatan berbeda dengan rumah penduduk setempat.
Tanah milik Kakek lumayan luas, rumah yang Adamu tempati persis berada disamping Panti Asuhan, dan sisa tanah dibelakang rumah dimanfaatkan untuk menanam tomat, terong, paprika bahkan ada semangka yang gagal panen.
Tadi Sore begitu Adamu tiba di rumah, ia tidak langsung beres-beres melainkan bergerak membuka laptop hendak menulis novel. Semakin cepat ia menghasilkan karya, makin cepat pulak dia bisa kembali ke Kota. Ogah lama-lama di Pulau Asuba, baru sehari saja kepala Adamu sudah mau pecah. Tapi mohon maaf nih Malaikat yang lewat, entah karena nggak ridho Adamu nulis atau gimana mendadak laptop yang ingin ia pakai tak mau menyala. Adamu sontak melongo, menekan-nekan tombol dan menggeplak layar tapi nihil laptop Adamu sama sekali nggak mau menyala.
Seketika Adamu langsung membenturkan kepalanya ke meja sambil meringis nelangsa, seolah awan hitam memenuhi seluruh ruangan selanjutnya Adamu berteriak kencang sampai bikin Ayam tetangga yang mau berkokok jadi keselek biji jakun sendiri. Pria berumur dua puluh empat tahun itu kesal setengah mati hingga ketiduran dipojok ruangan dan baru bangun ketika hari sudah hampir gelap.
Adamu duduk di depan teras rumah sambil menguap lebar-lebar, melirik sekilas tiga ekor anak kucing yang entah datang dari mana sudah numpang tidur manja di pekarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayons : Pak Penulis & Anak Bintang
HumorAdamu Dipta Yosihikazu, seorang penulis terkenal yang dijebak teman sendiri hingga harus berakhir masuk penjara. Usai menjalani hukuman selama setahun, Adamu ingin bangkit lagi dengan menerbitkan buku baru namun tekanan disekitarnya membuat Adamu ta...