Should I believe it?

538 121 19
                                    

Chapter 15

Sudah satu minggu Taehyung tidak menemui Sooyoung. Terakhir kali anak itu menghubunginya pun lima hari yang lalu, alias sehari setelah kejadian dimana ia bertemu dengan sosok iblis seksi ala Sooyoung kemudian berakhir dengan mabuk berat dengan Jimin, si teman brengsek setianya itu. Waktu itu Taehyung sudah menginjakan kakinya di dalam pesawat dan siap untuk terbang ke Singapore ketika Sooyoung menghubunginya dan meminta bantuannya. Suara Sooyoung kala itu terdengar goyah seperti tengah menahan tangis. Taehyung juga sebenarnya ingin cepat keluar dan langsung pergi menemui Sooyoung saja, tapi apa daya tanggung jawabnya dalam pekerjaan saat itu ada pada kedua pundaknya dan mewajibkannya untuk pergi. Jadi ia hanya bisa meminta maaf pada Sooyoung dan mengatakan akan menemui perempuan itu saat ia telah menyelesaikan business trip nya sebagai gantinya.

Dengan lingkaran mata yang terlihat seperti seekor panda dan menahan kesal karena merasa terganggu atas baru tibanya tubuh lelahnya itu dirumahnya, Taehyung berjalan menuju pintu apartment nya yang diketuk ringan serta mengeluarkan suara bell rumahnya yang melengking nyaring. "Tunggu sebentar!" Taehyung menggeram, masih menahan kesal ketika pintu ia buka. "SIA... PARK SOOYOUNG?!"

Sungguh, semua rasa kesal yang Taehyung rasakan entah hilang kemana dan kini berganti dengan keterkejutan maksimal.

"Kenapa?" Sooyoung mengedipkan kedua matanya normal dan melanjutkan dengan santai. "Aku kira kau baru akan pulang besok. Kenapa kau sudah ada disini sekarang?"

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Sudah tiga kali? Sudah, oke! Jadi sekarang saatnya merapalkan mantranya: Adik Park Chanyeol adalah adik ku! Adik Park Chanyeol adalah adik ku! Adik Park Chanyeol, walau menyebalkan, seksi setengah mati dan sangat mengganggu dia tetaplah... Tetaplah... Menggoda! Huft...

Taehyung memejamkan kedua matanya sejenak, mencari kedamaian yang sebenarnya percuma saja. Ia sadar betul kalau berhadapan dengan Sooyoung sudah pasti ia akan berhadapan dengan badai terbesar dalam hidupnya yang akan memporak-porandakan isi otaknya. Isi hatinya juga kalau kata Jimin. Tapi semua badai itu harus diterjang bukan? Tapi kenapa badainya harus datang didalam tempat tinggalnya sih? Bisakah ia melewatinya kali ini?

Taehyung membuka kedua matanya dan segera berhadapan dengan iblis yang menyamar menjadi malaikat seksi ini. Ia tersenyum, "Benar! Seharusnya aku baru tiba besok. Tapi salah satu rekanku mengajak ku pulang lebih dulu dengan pesawat pribadinya. Aku mengiyakan ajakannya dan sekarang aku disini." Taehyung melipat kedua tangannya dan mengamati penampilan Sooyoung yang menurutnya bukan terlihat seperti baru habis pulang bekerja. "Dari mana kau tahu alamat rumahku? Apa kau memintanya pada kakakmu?"

"Untuk apa kau bertanya kalau kau sudah tahu jawaban pastinya? Iya, tentu saja aku memintanya pada Chanyeol. Tapi aku tidak menyangka pintunya akan terbuka dan kau akan keluar." Sekali lagi, Taehyung memerhatikan cara berkedipnya Sooyoung yang santai dalam tempo lambat. Bulu mata dari perempuan itu seolah tidak sanggup menyapu kasar permukaan kulit wajah Sooyoung yang lembut.

Mungkin kalian akan bosan. Tapi masa bodo sajalah! Taehyung memang harus melakukan ritualnya lagi. Menyaksikan cara berkedip perempuan itu telah mengkontaminasi otaknya yang lelah.

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Adik Park Chanyeol adalah adikku! Adik Park Chanyeol adalah adikku! Adik Park Chanyeol adalah adikku!

Telan dulu air liurmu Kim Taehyung!

Playing Mr. KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang