1 'Smile'

19 1 0
                                    

Matahari seolah tersenyum merekah menyambut pagi ini. Mengedarkan cahayanya keseluruhan penjuru dengan begitu hangat, hingga menghilangkan sisa-sisa hawa dingin yang perlahan mulai menguap.

Seperti cuaca pagi ini, begitulah sosok Sunny senja yang terlihat begitu cerah. Menyebarkan senyuman untuk menyapa orang-orang yang ia lewati disepanjang perjalanan dari halte bus sampai ke SMA Cakrawala.

Hingga saat langkahnya sampai didepan gerbang sekolah, sebuah motor sport yang sangat ia kenali melintas. Sunny pun cepat-cepat berlari menuju parkiran tepat ketika sang pengendaranya turun dan melepas helm full-face yang ia kenakan.

"Sky!" Panggil Sunny membuat sang empunya nama segera menoleh.

Sky Alvaska, cowok yang berstatus sebagai pacar Sunny itu tersenyum. Membuat kadar ketampanannya semakin meningkat di mata siapapun yang memandang.

"Kamu berangkat naik apa?" Tanya Sky setelah memperpendek jarak diantara mereka.

"Naik bus." Sunny menyahut, membuat Sky seketika menunjukan wajah menyesalnya.

"Maaf yah aku kesiangan, jadi nggak bisa jemput." Ucap Sky tulus.

Sunny menggeleng cepat seraya tersenyum agar Sky tidak merasa bersalah. Toh ia sudah terbiasa pulang pergi ke sekolah dengan bus. Dan lagi pula, sejujurnya Sunny juga lebih nyaman naik kendaraan itu karena menyukai suasananya.

Melihat cewek dihadapannya tersenyum begitu ringan, membuat dada Sky terasa menghangat. Senyuman menawan yang selalu diperlihatkan oleh Sunny memang bisa menjadi moodbooster untuk dirinya.

"Oya, aku bawain ini," Sunny mengambil kotak bekal dari dalam ransel, kemudian menyerahkannya pada Sky. "Kamu pasti belum sempet sarapan kan?"

Sky mengguk. Tentu saja ia menerima bekal yang memang sering Sunny siapkan tersebut dengan senang hati.

"Makasih..." Ucapnya kemudian, seraya menepuk-nepuk pucuk kepala Sunny dengan lembut.

Ditengah suasana hangat antara Sunny dan Sky, sebuah motor yang serupa dengan kepunyaan Sky datang, dengan diikuti beberapa motor lain. Kemudian para pemiliknya segera memarkirkan kendaraan masing-masing diarea yang secara tidak tertulis sudah dikhususkan untuk mereka.

Sebagi informasi, mereka adalah para anggota inti klub motor bernama Foxer yang sudah cukup tersohor di penjuru kota. Termasuk Sky, yang bahkan digadang-gadang menjadi kandidat ketua Foxer selanjutnya.

Seorang cowok berambut pirang yang memarkirkan motornya tepat disebelah Sky turun setelah melepas helm yang ia kenakan. Kemudian ia mengulurkan tangan membantu cewek yang duduk di boncengannya untuk turun dengan aman.

Dia adalah Mars_sang ketua Foxer saat ini, berseta Venus. Kakak beradik yang hanya terpaut usia satu tahun. Keduanya begitu dihormati dikalangan para anggota Foxer layaknya raja dan ratu.

"Gue kira lo buru-buru tancap gas karena kebelet. Taunya malah pacaran." Seloroh Benua yang tentu saja ditujukan untuk Sky.

Cowok yang lebih akrab dipanggil Ben oleh para teman-teman dekatnya itu hanya melirik sosok disebelah Sky dengan malas. Tanpa ingin melanjutkan kalimatnya.

"Sky... Gue belum bikin tugas sejarah. Ayo bantuin..." Tiba-tiba Venus menyeruak diantara Sky dan Sunny. Bahkan ia dengan manja menggelayut pada lengan Sky hingga bekal yang ada ditangan cowok itu hampir jatuh.

"Iya, ayo..." Sahut Sky lembut. Lalu ia kembali menoleh pada Sunny yang juga masih ada disana. "Aku ke kelas dulu ya." Pamitnya kemudian.

Sunny hanya mengguk seraya kembali memperlihatkan senyuman yang seolah tak ingin luntur dari bibirnya. Sebelum kemudian Sky mulai beranjak melangkah, beriringan dengan Venus dan Benua.

Sesaat pandangan Sunny bertubrukan dengan tatapan mata Mars yang terlihat begitu tajam. Entah mengapa ia selalu melihat kilat kebencian disana, seakan cowok itu punya dendam pribadi terhadapnya.

Sunny buru-buru mengalihkan pandangan yang sialnya justru mengarah pada sosok Rimba dan Jagad. Namun setidaknya kedua cowok itu hanya menunjukan tatapan malas dan tidak perduli seperti biasa.

Detik berikutnya ketiga Kakak kelasnya tersebut pun mulai beranjak menyusul langkah Sky meninggalkan parkiran. Membuat Sunny akhirnya bisa merasa lebih lega.

"JANGAN LUPA DIMAKAN SARAPANNYA." Sunny berseru dengan suara yang terdengar cukup lantang. Membuat Sky menoleh lalu memberikan kode 'ok' sebelum benar-benar menghilang dikoridor lain.

"Lo juga jangan lupa sarapan. Soalnya nahan sakit hati perlu banyak tenaga." Tiba-tiba sebuah suara terdengar menyahut.

Sunny menoleh, dan mendapati sosok Raya yang baru saja turun dari mobil. Teman semejanya itu memang seringkali muncul tanpa diundang.

"Gimana, masih sanggup berbagi hati dan perasaan?" Lanjut Raya bertanya sambil merangkul pundak Sunny.

"Apa sih, Ray. Venus kan sahabatnya Sky sejak kecil." Sunny menyergah.

"Dan lo pacarnya!" Tukas Raya cepat. Ia benar-benar merasa tidak mengerti dengan jalan fikiran Sunny, yang entah terlalu naif atau memang pura-pura bodoh? Karena semua orang juga sudah tahu bagaimana hubungan antara Venus dan Sky yang berlandas sahabat kecil itu.

"Raya... Tunggu." Sunny berlari mengejar langkah Raya yang meninggalkannya begitu saja.

"Nggak usah deket-deket lo. Ntar gue ketularan bego."

Bukannya tersinggung, Sunny justru terbahak mendengar ucapan sahabatnya barusan. Lalu gantian merangkul pundak Raya untuk mengiringi langkahnya.

Memang benar kan, jika tawa selalu mampu menenggelamkan semua lara...







☀ ☀ ☀






Sunny Senja

________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________________


Welcom to Sunshine story...


Cerita kali ini akan menghadirkan intrik dan konflik yang mampu menggonjang-ganjingkan perasaan para Readers sekalian.

Sebenernya ini cerita udah pernah saya publis, tapi saya revisi dan ganti judul. Dan beginilah hasilnya... Semoga banyak yang suka dan tidak mengecewakan.

Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan comen supaya lebih semangat lagi nulisnya.








See you next time ...





SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang