(Chanyeol Pov)
"Maksudnya apa?" tanya namja mungil itu penuh selidik terhadapku
"Berduet... Kau bernyanyi mengiringi permainan musikku" jawabku santai
" Aku tau itu, tapi apa renca......" ucapnya terpotong dengan melihat para member di ruangan rapat klub itu
"Maaf hyung tunggu ya, kami keluar sebentar" pintanya pada ketua klub sambil menarik tanganku menuju keluar ruangan klub mereka.
Jujur waktu tanganku disentuh tangan mungil lembutnya itu ada perasaan aneh menjalariku, seakan-akan tubuhku tersengat listrik yang membuat tubuhku lemah, bukan itu saja jantungku pun terasa berdetak kencang saling berlomba. Dan sesampainya di sebuah lorong sepi, Kyungsoo yang baru tersadar kalau dia belum melepaskan tanganku dari tadi secara reflek melepas asal, kami berdua menjadi gugup dan entah kenapa kami berdua secara kompak mengelus-ngelus tengkuk kami sebagai tanda rasa canggung.
"Baiklah, apa yang ingin kau katakan?" tanyaku membuka pembicaraan
"Humm~ itu, apa tadi, haah, aigoo" jawabnya tak jelas
"ahh iya, kenapa bisa tiba-tiba berubah pikiran?" jawabnya mulai terkendali"Aku hanya ingin mencoba, aku pikir tidak ada salahnya kan"
"humm lagi pula itu akan bangus buat klub kalian dan yang utama sekolah kita" jawabku"bukan itu maksudku, apa yang kau rencanakan, aku harus jujur kalau aku bukanlah orang yang suka berpositive thinking" tuturnya tegas
"rencana?, maksudmu?"
" apa kau berpikir aku punya maksud buruk begitu?" jawabku dengan nada agak meninggi"Chanyeol, ayo berpikir logis, aku sadar kalau aku sudah membuatmu sakit hati dengan ucapanku beberapa hari lalu, walaupun itu faktanya"
"Dan kau seorang Park Chanyeol yang aku nilai punya harga diri tinggi, aku yakin kau merasa tidak suka akan hal itu"
"Harga dirimu pasti terluka, keangkuhanmu runtuh, dan segala hal yang membuatmu tidak mungkin menyukaiku apalagi membantuku" tuturnya detail"Yeaah, kau benar"
"ucapanmu membuatku egoku hancur, harga diriku yang tunggi runtuh, tapi..." jawabnya terputus, lalu aku mendekatinya
"tapi aku tersadar, yang kau ucapkan itu benar, dan aku ingin membuktikan diriku dihadapanmu" jawabku tepat di depan wajahnya sambil menunduk karena perbedaan tinggi kami yang sangat signifikanSuasana tiba-tiba hening, mata indahnya membesar terkejut dengan apa yang aku katakan atau lebih tepatnya caraku mengatakannya. Mata bulat indah itu semakin besar dan membuatku tersenyum "cantiknya" celetukku
"Berlebihan" dia mendorongku
"apa perlu bilang begitu aja harus sedekat itu" keliatan dia salah tingkah, namun tingahnya hanya membuatku tersenyum"Dan soal berduet"
"mengapa kau memintaku melakukannya?" tanyanya heran"Aku menyukai suaramu"
"lebih tepatnya tipe vocalmu adalah favouritku" jawabku"Haah" Kagetnya, mungkin dia heran bagaimana aku tau dia bisa bernyanyi
"Aku pernah mendengarmu bernyanyi, dan aku sangat suka" jawabku tenang
"kapan?" tanyanya
"beberapa hari lalu di daerah sungai Han"
"Maaf aku bukan menguping, tapi kebetulan aku juga sedang ada di sana" jawabku hati-hatiDia tertunduk sambil membuang nafas pelan, lalu menatapku
"jadi kau melihat dan mendengar semuanya?" tanyanya
"kurasa tidak semua, tapi bagian bernyanyimu sangat menarik buatku"
"aku tidak tau kau juga sangat pintar bernyanyi dan vocalmu sangat bagus" jawabku"Humm, begitu ya" dia mengangguk dengan pipinya yang digembungkan, hingga membuat bibirnya yang imut itu semakin imut karena terpout. Dan aku bersumpah kali ini aku sangat tidak mengerti bagaimana ada namja seperti ini yang membuat tiba-tiba jantungku merasa tidak sehat.
"kenapa Kau melihatku begitu?" tanyanya heran yang membuatku tersadar
"Humm tidak.."
"jadi bagaimana, apa kau setuju dengan syarat keduaku?" tanyaku setelah gelabakan"Oke, nanti kita atur jadwalnya"
" Dan kau harus tau, aku tidak suka orang yang tidak disiplin dengan apa yang sudah diputuskan, maka jangan menyesal nanti" lanjutnya tegas, dan seketika namja imut menggemaskan tadi hilang berubah menjadi sosok sedikit menakutkan.Setelah semua diskusi selesai, kami beranjak kembali ke ruang klub dan bergabung dengan member klub yang lain.
"Apa kau tidak ingin memegang tanganku lagi seperti tadi Kyungsoo" ledekku
"Haiss dasar, kau ingin menyebrang jalan emangnya" balasnya jutek
"siapa tau kau ingin memegang lagi tangan pria tampan dan populer sepertiku" Aku kembali meledek, namun kali ini bukan balasan kalimat, tapi pukulan tepat di kepalaku, dan dia berjalan dengan santainya melaluiku.
"Yaak Kyungsoo-yah, kau ini sangat kecil tapi pukulanmu sangat menyakitkan" keluhku, namun dia hanya tersenyum cuek hingga sampai di ruangan klub.
Semua orang heran melihat kami, apalagi melihat Kyungsoo yang melenggang santai sementara aku masih mengusap-ngusap kepalaku yang dipukul olehnya.
"Semuanya sudah clear,kita bisa jalankan seperti yang sudah kita rencakan" katanya enteng dengan senyuman tipisnya
"Bagaimana Park Chanyeol?" tanyanya padaku, dan aku hanya mengangguk sambil mempoutkan bibirkuBaekhyun yang duduk di sampingku dan melihatku langsung tersenyum culas "kena kan kau Tiang" celetuk Baekhyun dihadapanku.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
123 Live
FanfictionKyungsoo sebagai pengurus ekskul media dan penyiaran sekolah di bawah kepemimpinan seniornya JunMyeon bersama teman-temannya Baekhyun dan Chen. Dan suatu hari Tim Media bagian penyiaran didesak untuk membuat wawancara sekolah dengan menghadirkan sal...