Angel, artinya malaikat tapi hatinya kaya setan
~~~~~
Langit mengantar Pelangi sampai di kamarnya, ia memastikan bahwa Pelangi benar baik-baik saja.
"Itu kepalanya di kompres pake es batu atau air dingin, kalo ada apa-apa bilang gue, kalo butuh sesuatu kabarin gue atau yang lain" Mendengar itu Pelangi hanya bisa mengangguk saja, beginilah Langit, selalu saja memprioritaskan orang lain di banding memprioritaskan dirinya sendiri.
Pelangi dengan posisi menyender pada kasurnya itu pun langsung menyuruh Langit sedikit mendekat.
"Maafin gue, maaf kalo dulu gue terlalu maksa lo" Pelangi sudah kesekian kalinya meneteskan air mata, dan Langit tersenyum.
"Lo ga pernah maksa gue, gue yakin lo mau bikin gue buka hati karena lo takut, takut kalo gue ini terbebani sama apapun tentang diri lo, makanya lo mau gue cari pacar" Pelangi menangis mendengarnya, entah ia yang terlalu egois atau apa tapi mungkin alasan itu memang sedikit benar, sebenarnya juga ia takut bahwa Langit mencintai dirinya melebihi kata sahabat.
Pelangi menggenggam tangan Langit "maaf karena kenal cinta lo jadi sakit hati, jadi ngerti arti kehilangan dan pengkhianatan" Ujar Pelangi, Langit mengusap rambut Pelangi pelan.
"dari situ gue belajar juga, semua cinta yang gue cari, bukan cinta yang sesungguhnya" Ucapan itu membuat Pelangi diam.
"Gue balik dulu, nanti malem gue kesini lagi bareng anak-anak yang lain, lo sekarang tidur dan sore lo harus mandi air hangat" Pelangi mengangguk mendengar perintah Langit.
Pelangi membenarkan posisinya menjadi merebahkan diri, dan Langit menarik selimut hinggal menutupi seluruh tubuh Pelangi kecuali bagian wajah gadis itu.
"gue balik" Pamit Langit membuat Pelangi mengangguk, setelah melihat pintu kamarnya sudah tertutup lagi, ia langsung tersenyum, dan memejamkan mata untuk tidur.
~~~~~
Langit malam yang cerah, dengan hembusan angin yang sejuk membuat siapapun akan merasa kedinginan, malam ini tidak ada tanda-tanda ingin hujan.
Kedua gadis dengan wajah cantik dan natural, tanpa make up sedikitpun, keluar dari salah satu minimarket, di luar itu sudah ada dua laki-laki yang menunggu mereka.
"Dingin banget ya" Anet, gadis itu sejak tadi menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.
Fero yang melihat itu langsung menarik Anet agar sedikit mendekat "mau pake jaket aku?" Tanyanya kepada sang kekasih.
Anet menggeleng "gapapa cuman dikit aja si, dikit lagi juga kita mau sampe" Balasnya membuat Fero langsung memakaikan kupluk yang ada pada baju milik Anet itu.
Sedangkan kedua orang lagi, sejak tadi hanya menunggu, melihat, dan menghela nafas.
"Sungguh membagongkan" Celetuk Jovi, Alleta memukul punggung sepupunya itu sambil tertawa kecil.
"Udah yuk jalan" Ajaknya, setelah sama-sama siap, kedua motor itu melaju dengan kecepatan sedang ke tempat tujuannya.
Sedangkan di dalam rumah yang besar ini, ruang tamu sudah ramai akibat celotehan ketiga laki-laki disana, ralat hanya keduanya saja, sedangkan yang satunyap sejak tadi hanya bersedekap dada sambil memperhatikan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [TAMAT]
Teen FictionGadis barbar dan juga satu manusia yang dingin, hanya saja jika bertemu gadis barbar itu, ia menjadi gila, bahkan lebih lebih dari seorang yang disebut gila. Bersahabat selama 17 tahun, dan mereka tidak mungkin gampang untuk dipisahkan. Berawal dari...