5

132 11 18
                                    

Angkasa Geo Pratama, panggil aja Aksa

~~~~

Pelangi hari ini pulang sendiri, dengan abang ojek kesayangannya, ia masih marah dengan keegoisan seorang Langit. Ia tidak suka jika Langit seperti itu, walaupun ini bukan yang pertama kali, tapi ia tetap tidak suka, apalagi melihat Langit melukai orang lain.

Matanya menatap foto dirinya dan juga Langit saat SMP. Disana ia sedang tersenyum dan Langit dengan muka datarnya. Ia jadi rindu saat masa-sama SMP dulu.

"Lo dari SMP udah kenal cinta-cintaan, sedangkan gue? ampe sekarang gue ga ngerasain itu, atau mungkin pernah tapi guenya yang ga sadar" Gumamnya masih dengan menatap foto dirinya dan juga Langit.

"Gimana si rasanya? gimana rasanya suka sama orang? kok gue kaya bego yaa, hati gue kaya hampa, ga ngerasain apapun, kenal banyak cowo tapi kenapa ga ngerasain apapun" Monolognya lagi. Ia kembali tersenyum, mengingat bahwa ayahnya tidak ingin dia berpacaran jika tidak dengan Langit.

"Ayah tuh percaya banget sama lo Lang, mungkin karena dari kecil gue sama lo, jadi dia percaya banget sama lo, malah setelah lo nyakitin Alleta gue gatau bisa percaya lagi sama lo atau engga" Ia meletakkan foto itu lagi dimeja belajarnya, lalu duduk di pinggiran kasurnya.

Jam sudah menunjukan pukul 21.45 WIB. Tapi ia belum bisa tidur juga, bosan juga. Ia mengambil laptopnya lalu menonton drama korea yang sudah ia masukkan di drama listnya.

"Jangan sampe begadang, nanti gue dibacotin bunda lagi" Ia bergumam lalu menikmati drama itu sambil mengunyah cemilan yang tersedia di kamarnya.

°°°°°

Pagi ini Pelangi berangkat dengan Ayahnya dan juga adiknya itu, tidak lupa dengan bundanya yang ikut karena ingin ke pasar.

"Udah lama ya kita ga pergi ber-empat kaya gini" Ucap Mentari yang diangguki Pelangi.

"Jadi ga sabar mau ke Bandung, mau jajan terus jalan-jalan" Balas Pelangi

"Sabar dong, kalian UTS dulu abis itu kita ke Bandung" Ujar Alex sambil melihat kedua anaknya dari kaca yang mengarah pada kursi belakang.

Mentari menoleh saat mobil mereka berhenti di lampu merah, sepertinya ia kenal siapa yang membawa motor besar itu.

"Kak" Panggil Mentari membuat Pelangi menoleh.

"Kenapa?" Tanyanya.

Mentari menunjuk sesuatu ke arah luar mobil itu dengan telunjuknya "itu bang Langit kan?" Tanyanya membuat Pelangi melihat juga ke arah yang ditunjuk Mentari.

Kemudian ia menaikkan alisnya "tumben banget dia berangkat naik motor" Gumamnya kemudian membenarkan duduknya seperti semula.

"Ya kan dia udah putus, jadinya cukup jemput lo aja, ga perlu jemput cewe lain lagi" Ucapan Mentari membuat Pelangi malas mendengarnya.

"Nah, kenapa kalian ga jadian aja? ayah setuju kalo kamu sama Langit" Timpal Ayahnya membuat Pelangi menghela nafas.

"Pelangi sama Langit cuman sahabatan Ayah, kalo Langit suka sama Pelangi juga harusnya dari dulu dia udah pacarin Pelangi" Balas Pelangi membuat Mentari tersenyum.

"Tapi ya kak, setau tari, biasanya kalo sahabatan antara cewe sama cowo tuh ga mungkin ga ada yang naro rasa, ya paling salah satu dari mereka lah, gatau cewe atau cowo, atau mungkin dua-duanya" Jelas Mentari panjang lebar.

Our Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang