Malam pertama yang tertunda.
By : Nairaa_R
(Bisa di baca juga di Wattpad, Joylada, dan KBMAPP INDONESIA FB)
Malam bertambah pekat, Mas Iza, suamiku tercinta terbaring di sebelahku. Aku sadar, tak semua penyatuan harus terburu-buru. Aku ingat, Drupadi yang mencintai Arjuna pun harus rela dinikahi saudara-saudara Arjuna karena ucapan Ibu Kunti.
Wajah Mas Iza tampak tenang. Ketenangan tampak nyata di wajah, ucapan, dan segala tindakannya. Mungkin, suamiku ini hanya ingin menunggu waktu yang tepat, untuk bersatu denganku.
Air mataku bercucuran. Aku sangat ingin memilikinya secara lahir batin, aku sangat ingat ucapannya ketika menelpon tadi. Dia sudah memilih tak menyentuhku demi orang lain, dari perlakuannya sudah bisa katakan perbandingannya.
"Kamu belum tidur?" tanya suamiku. Aku tersentak kaget. Dia merengkuhku.
"Kalau seperti ini sudah bisa tidur belum?" Aku mengangguk. Lihatlah, entah apa yang sebenarnya terjadi. Suamiku seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda. Yang satu sangat penuh kasih sayang dan cinta, yang satu lagi, cuek dan dingin.
Aku mundur, mengambil jarak. Matanya terbuka, sudah sangat merah. Mungkin, dia sangat mengantuk dan lelah. Aku pura-pura menutup mata layaknya orang tidur dan membelakangi nya.
***
Pagi harinya, dia bangun terlebih dahulu. Menyapaku saat aku membuka mata. "Selamat pagi, istriku!"
Ah, benar. Mulai detik setelah ijab qobul statusku bukan lagi seorang gadis, melainkan seorang istri. Aku tersenyum, lalu bergegas ke kamar mandi.
Anehnya kakiku keram, badanku sakit. Mas Iza hanya tertawa, lalu memberitahuku untuk segera keramas.
Aku berfikir keras. "Apakah, tadi malam sesuatu terjadi?"
Pipiku sudah merona karena memikirkan hal itu. Sudahlah, mungkin hanya salah posisi saat tidur. Ku paksakan berjalan ke kamar mandi. Aku baru sadar ternyata aku sudah telanjang bawah. Benar, semalam terjadi sesuatu.
"Mas!" Aku berteriak karena di kakiku mengalir darah.
Mas Iza tertawa, lalu memberitahuku untuk segera mandi dengan air hangat yang sudah dia sediakan.
"Dasar cabul, bisa-bisa nya dia melakukannya tanpa menunggu persetujuan ku."
Namun, aku senang. Akhirnya, aku bisa memilikinya lahir batin. Dia juga. Memiliki ku secara utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Pertama Yang Tertunda.
Teen Fiction"Mas!" Aku berteriak karena di kakiku mengalir darah. Mas Iza tertawa, lalu memberitahuku untuk segera mandi dengan air hangat yang sudah dia sediakan. "Dasar cabul, bisa-bisa nya dia melakukannya tanpa menunggu persetujuan ku." Namun, aku senang...