BAB 2

537 74 0
                                    

Setelah kedatangan kedua orang kemarin, akhirnya kami berada di pengadilan untuk. Aku percaya pada pasukan pengintai jika mareka bisa memenangkan hak kami. Mengenai aku, aku belum memberi tahu siapa diriku secara rinci.

Aku adalah anak dari Founding Titan pertama yaitu Ymir Fritz, kelahiran ku tidak lebih dari kesalahan. Tapi aku bahagia ibuku Ymir tidak membunuhku dan membiarkanku melihat dunia. Ketiga kakakku yang lain mendapatkan kekuatan Titan setelah memakan daging ibu.

Tapi aku berbeda, entah karena ini harus ku syukuri atau tidak. Aku terlahir sebagai immortal, sesorang yang abadi dan aku bisa mengendalikan Titan semauku. Seperti namaku Eline yang diambil dari kata Eien yang berarti abadi. Aku telah hidup lama sekali, setiap aku berpindah zaman ingatanku tentang zaman itu hilang. Seperti aku memang tidak diperbolehkan mengingatnya. Yang kuingat hanya ibu menyuruhku untuk pergi dan hidup. Tapi aku bingung aku mengingat mereka memanggilku gadis penyair karena apa?apakah aku penyanyi?kurasa tidak, di zaman raja Fritz pertama untuk apa ada penyanyi tidak berguna.

Seseorang menepuk pundak ku menyadarkanku dari lamunan. Ah rupanya sudah sampai, setelah beberapa menit didalam, Eren marah terhadap apa yang mereka ucapkan. Tapi Tiba-tiba Levi datang dan menendang Eren sepertinya sangat kencang.

Aku ingin menolong Eren tapi tidak bisa, harus ku ingatkan aku hanya abadi tidak memiliki kekuatan apapun kecuali kemampuan bertarung dan mengendalikan Titan. Tapi dengan itu mereka berhasil mendapatkan hak kami dan mulai besok aku adalah bagian dari pasukan pengintai.

Selama sidang tadi aku hanya diam takut-takut nanti identitasku terbongkar aku hanya menjawab seadanya dan semua itu mengandung unsur kebohongan.

"Hei, Eren apakah itu sangat sakit?" Tanyaku sembari mengompres pipinya yang lebam karena tendangan kopral kita.

"Heichou, apa tidak ingin meminta maaf pada Eren" ucapmu berani. Dia menengok dan mengatakan tidak dengan tidak merasa bersalah sama sekali.

Aku menunjuk Levi dan berkata "kau..."

"Sudahlah Victoria tidak apa apa" sebelum aku menyelesaikan ucapanku Eren menyela dan berkata bahwa dia baik baik saja.

"Oke" akupun melanjutkan mengobatinya. Janji mendekati Eren dan menyuruhnya untuk membuka mulutnya dan terkejut gigi Eren yang copot sudah tumbuh lagi.

"Itu sudah pasti karena dia Titan shiffter" ucapku spontan tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi.

"Sepertinya Victoria-san sudah sangat mengenal Titan ya" ucap pria pirang bernama Erwin.

"Sial..dasar mulut ember"

"Walaupun aku tau aku tidak akan memberi tahu mu belum saatnya" jawabku. "Kalian akan mengetahui nya lambat laun tapi pasti semuanya akan terbongkar termasuk diriku".

"Oh iya, Victoria dari kemarin aku penasaran, apakah rambutmu itu asli?" Tanya Hanji.

"Tentu Bun-taichō" jawabku.

"Panggil aku hanji saja Victoria" ujarnya. Aku mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu baru Erwin kembali berbicara.

"Kau itu apa?" Tanyanya, sepertinya dia sudah curiga.

"Saa, siapa yang tau" ucapku menjawab pertanyaan nya.

•••

"Ukhh aku lelah sekali, kamar ini tidak buruk juga" gumamku.

"Oi brat" suara laki-laki mengalihkan perhatianku. Kapan dia ada disana?untung aku tidak berbicara apa-apa.

"Ada apa heichou?"

"Cepatlah keruang makan sudah waktunya makan malam"

"Baik"

"Sehabis makan bersihkanlah kamarmu apakah kau bisa tidur di tempat kotor di seperti itu"

Hmm.. sepertinya dia clean freak

"Baiklah kapten"

Kamu bergegas untuk mandi dan segera ke ruang makan di tengah perjalanan aku bertemu dengan Eren.

"Victoria-san kalau boleh tau apa yang dimaksud danchō" ujarnya, kurasa dia penasaran. Beberapa tahun lagi dia akan bertemu dengan dia.

"Kau ingin tau?" Tanya ku, dia mengangguk.

"Bukankah aku sudah bilang siapa yang tau"

"Baiklah mari segera bergegas ke ruang makan jika tidak datang tepat waktu kapten akan marah dan akan menghukum kita"

•••

"Kalian terlambat 1 menit 30 detik sehabis makan malam kalian dihukum membersihkan kandang kuda" ucap pria cebol bernama Levi.

"Baik kapten" jawab Eren. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Danchō, aku ingin memberi tahuku sesuatu nanti malam" ucapku. Sepertinya dia mengerti apa yang kumaksud, perbincangan ini mungkin akan membahayakan diriku. Tapi aku tidak bisa membiarkan semua ini tetap rahasia, aku akan mengatakannya pada Erwin.

"Baiklah datang ke ruanganku nanti malam" jawab Erwin.

"Terima kasih" aku pun segera mengambil nampan makananku dan segera menyusul Eren. Tapi kulihat disana ada Mikasa dan Armin.

"Halo, bisa bergabung?" Tanya ku sopan. Mereka menjawabnya serempak boleh akupun langsung duduk dan segera menyantap makananku agar segera bisa menunaikan hukumanku.

"Apakah kamu benar tunangan Eren?" Ucap gadis bernama Mikasa. Ah ternyata dia menyukai laki-laki itu.

"Tidak, itu hanya alibi ku tenang saja Mikasa aku tidak akan merebut Eren" jawabku.

Aku menoleh pada Eren dan mengatakan sesuatu "Eren, apakah kau percaya pada keabadiaan?"

"Hah?"

"Tidak lupakan saja"

'aku bingung harus bagaimana aku menjelaskannya, aku harus menjelaskan tanpa mengungkapkan jati diriku aku hanya akan memberitahu jika aku bukan dari era ini dan aku abadi mungkin itu akan berguna' aku terlalu fokus pada pikiranku tidak menyadari bahwa Eren dan teman-teman nya sedang menatapku terutama gadis perambut pirang dan bermata biru di bangku sebelahku.

"Ada apa nona?" Tanyaku padanya. Dia menggeleng malu, seperti tertangkap basah.

Aku segera menyelesaikan makan ku dan berjalan ke arah gadis tadi dan berbisik "apa nama kerajaan Fritz disini?Reiss?nona" bisikku pada gadis pirang itu. Kulihat dia terkejut tapi segera mengembalikan mimik wajahnya. Aku tersenyum penuh arti..

•••|||•••

see you in the next chapter....

LIBERTÉ - "Attack On Titan x reader"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang