10|. Teror?

31 15 9
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
🍒Happy reading!🍒
.
.
"Siapapun dia, entah mengapa aku merasa tak asing dengannya, dia.. mengingatkanku kepada seseorang yang telah lama meninggalkanku"

Adrian sanjaya
Quote story|My Frozen Prince.
.
.

Pagi hari seperti biasanya Nazwa berangkat ke sekolah bersama Adrian. Tidak ada yang aneh, sama seperti sebelumnya hubungan kedua sejoli tersebut baik-baik saja, entah nanti kedepannya..

"Seperti biasa tuan putri, morning kiss" ucap Adrian menunjuk pipi kanan nya dengan pupy eyes andalannya.

Nazwa melihat tingkah lelakinya itu hanya geleng-geleng kepala kemudian maju satu langkah, sedikit berjinjit dan..

Cupp
Kecupan singkat mendarat dipipi kanan Adrian.

"Semangat belajarnya pangeran es!" Ucap Nazwa berlari memasuki kelas nya dengan pipi yang merona.

Sementara di balik tembok ada seseorang yang tersenyum miring menyaksikan kejadian tersebut.

"Let's play to game, Nazwa Aurelia Agatha" ucap seseorang tersebut dengan smirk di balik maskernya.

.
.
.

Adrian berjalan menuju kelas nya dengan senyuman yang tak luput dari wajahnya. Hal tersebut menjadi tanda tanya seluruh siswa SMA GARUDA, balok es yang berwajah datar? Mengapa sekarang tersenyum begitu lebar? Sungguh pemandangan yang langka, apalagi teriakan kaum hawa sepanjang koridor yang memekikan telinga.

Calon imam gue!

Manis banget senyumnya jadi pengen cepet-cepet jadi istrinya

Anjir dia senyum ke gue!

Dan nikmat tuhan manakah yang kau dustakan

Kira-kira seperti itu, teman teman Adrian terheran-heran kecuali eko dan joko yang sudah tau pasti efek dari ciuman limited edision dari Nazwa seperti yang Adrian katakan kemarin.

Adrian masuk dan berjalan santai menuju meja nya, namun ada setangkai mawar hitam dan note di atasnya.

'You will be mine! Adrian Sanjaya.'

Adrian mengernyit bingung namun kemudian membuang note beserta mawar tersebut kedalam kotak sampah di pojok kelas seakan tak peduli namun ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya entah apa ia tidak mengerti, mengapa rasanya ia tak asing dengan tulisan tangan tersebut.

Sementara itu..

"Aaaaaaaa!" Teriak Nazwa histeris ketika melihat isi lacinya penuh dengan sampah dan ada bangkai tikus beserta note berwarna merah diatasnya.

'Lo akan mati jalang! Let's play to game'

"Nazwa! Lo kenapa?" Tanya Eliza khawatir

"I-ini a-ada yang naro ini di laci gue!" Ucap Nazwa dengan tangan gemetar menyodorkan note tersebut kepada Eliza yang membuat Eliza terkejut bukan main.

"Whatt?, lo di teror?, wah ga bener ini mending kita lapor ke bk aja deh dari pada tuh orang makin jadi nantinya" ucap Eliza geram.

"Jangan gegabah dulu, mungkin cuma iseng" sahut Reza yang mendengar percakapan tersebut.

"Gini deh lo tenang, gue sama Eliza bakal bantu ungkap siapa yang ngirim lo beginian" ucap Reza menenangkan Nazwa.

"Sekarang lo ke toilet gih, cuci muka, muka lo pucet gitu udah kayak gak dikasih makan setahun" ucap Eliza memperhatikan wajah Nazwa yang sangat pucat.

"Yaudah, thanks ya, gue ke toilet dulu" ucap Nazwa bangkit dari kursinya dan melangkah pergi menuju toilet siswi.

Setelah membasuh wajahnya, Nazwa menatap cermin didepannya terlihat bayangan seseorang di belakangnya. Dengan cepat Nazwa menoleh kebelakang namun nihil tidak ada orang lain disini selain nya.

Nazwa bergegas pergi dengan langkah tergesa-gesa menuju kelasnya.

Sementara dibalik pintu toilet seseorang tersenyum licik membawa setangkai mawar hitam yang ia keluarkan dari balik hodie nya.


'Adrian it's my mine!'

Nazwa kembali kedalam kelas dengan keringat di dahi nya, perlahan mulai mengatur napas sambil terus menetralkan rasa takutnya tiba tiba tepukan di pundaknya membuat tubuhnya menegang.

"Tuan putri dari mana hm?" Ucap Adrian tepat disamping telinga Nazwa.

Nazwa bernapas lega, membalik badan lalu memeluk Adrian erat.

"Kamu kenapa hm?"

"A-aku di teror yan, ada yang ngirim note sama bangkai tikus di laci, dan tadi toilet aku liat bayangan seseorang di cermin tapi pas aku balik badan gak ada hikss!" Ucap Nazwa, tubuhnya gemetar didalam pelukan Adrian.

"Hei..Kamu tenang okey, selama ada aku disini gak ada yang akan nyakitin kamu" ucap Adrian melepaskan pelukannya perlahan dan mengecup singkat mata sembab Nazwa.

Sekilas Adrian melihat seseorang memakai hodie hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Seseorang tersebut menatap sendu kearahnya membuat Adrian merasa tak asing dengan tatapan tersebut. Hingga Nazwa kembali memeluknya dan seketika seseorang tersebut menghilang.

"Pliss yan jangan tinggalin aku, aku takut.."

Adrian tidak menjawab, ia sibuk bergelut didalam pikirannya, entah ia merasa manik yang menatapnya tadi tak asing baginya, tulisan tangan di note, bunga mawar hitam, rasanya mengingatkan seseorang yang pernah ada dimasa lalunya. Seseorang yang kini sudah pergi meninggalkan nya untuk selamanya.

"Adrian?"

"Kamu kenapa sih?" Tanya Nazwa lagi namun Adrian masih terdiam dengan tatapan lurus kedepan.

Karena kesal Nazwa mencubit pinggang Adrian dan membuat Adrian tersadar dari lamunan nya.

"Awwwssshh.., sakit tau maen cubit-cubit aja!" Ucap Adrian meringis kesakitan.

"Ya abisnya kamu ngelamun terus aku ngomong gak di jawab, mikirin apa sih?" Tanya Nazwa mengintimidasi.

"Enggak kok, lupain, yuk ke kelas" ucap Adrian menggandeng tangan Nazwa.

Sementara seseorang berlari menuju halaman belakang sekolah, duduk dibawah pohon dan perlahan tertunduk lemas, air matanya luruh seketika. Apakah Adrian benar-benar melupakannya?

~Tbc~
Penasaran siapa 'dia'?
Tinggalkan jejak!
Follow akun author Saputriwlndr_
Next?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Frozen Prince (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang